Freezer di rumah selalu penuh sesak. Bukan karena berisi bahan makanan untuk stok setiap hari tetapi penuh dengan sisa bahan makanan, atau makanan hasil eksperimen, misal sepotong adonan kulit pie sisa membuat pie, atau setengah porsi adonan pizza. Terkadang, susah payah saya harus membongkar tumpukan aneka makanan terbungkus plastik tersebut demi menemukan sepotong dada ayam, ikan atau daging. Seringkali saya berpikir, banyak sisa bahan makanan tersebut akan dipergunakan kembali di lain kesempatan, namun kenyataannya mereka tetap diam bercokol disana berbulan-bulan lamanya. Jika sedang melakukan acara bersih-bersih kulkas (yang jarang saya lakukan!) maka sisa-sisa makanan tersebut akhirnya dimasukkan ke tempat sampah. Kebanyakan karena saya sendiri lupa bungkusan tersebut sebenarnya berisi makanan apa.
Minggu lalu, karena saya perlu memasukkan sebongkah roti tawar kismis hasil eksperimen menjajal Philips Bread Maker, saya justru menemukan 3 buah ubi jalar ungu kukus yang mendekam disana berbulan-bulan lamanya. Jika anda ingin mengawetkan ubi jalar maka cara terbaik adalah bukan dengan membiarkannya diam dalam kondisi mentah disuhu ruang didapur, melainkan dengan mengukusnya hingga matang dan membekukannya di freezer. Dalam kondis matang dan beku, ubi jalar sama sekali tidak mengalami perubahan kala dicairkan kembali untuk digunakan. Biasanya saya memasukkan ubi ke dalam microwave atau mengukusnya sebentar hingga empuk kembali.
Saya menyetok banyak ubi jalar ungu kukus di freezer karena terkadang bahan makanan ini susah ditemukan dipasaran. Jikalau ada seringkali kondisinya tidak begitu bagus, dagingnya berlubang karena ulat, berwarna bercak kecoklatan, dan rasanya aneh. Tapi bagusnya di All Fresh, toko buah segar di sebelah kantor, menjual ubi jalar yang sudah lolos seleksi sehingga hampir semua kondisinya bagus, jadi saya tidak perlu cermat memperhatikan satu persatu kala membelinya.
Lantas bagaimana sebenarnya memilih ubi jalar ungu yang baik? Karena ubi yang satu ini cenderung berwarna gelap maka agak sedikit sulit untuk melihat lubang dipermukaan ubi dibandingkan saudaranya yang berwarna jingga atau putih. Tapi hal-hal berikut ini mungkin bisa menjadi patokan. Perhatikan sekujur tubuh ubi jalar, permukaannya harus mulus, bersih tanpa ada warna bercak atau lubang. Hanya memerlukan setitik lubang kecil saja dipermukaan ubi sebagai jalan nematoda, hama ubi, untuk memasukkan telurnya disana. Ketika telur menetas, maka ulat akan bergerilya didalam umbi, membuat lorong-lorong disana, dan merusak rasanya. Tips lainnya adalah tekstur ubi keras ketika dipencet dengan jari, jika terasa lunak jangan dibeli karena kemungkinan busuk atau layu. Tips terakhir, pilih ubi dengan ukuran agak kecil hingga medium agar rasanya lebih lembut, creamy dan manis. Ubi yang besar biasanya mengandung pati lebih banyak, lebih keras dan kurang manis rasanya.
Di luar negeri, ubi jalar ungu atau yang berwarna jingga luar biasa mahal harganya karena termasuk salah satu superfood yang bukan saja kaya akan antioksidan tetapi juga merupakan sumber vitamin A yang sangat baik. Semakin gelap dan kaya warna ubi maka semakin tinggi kandungan beta karotin dan antioksidannya, tak heran jika ubi jalar ungu memiliki kandungan antioksidan tertinggi dari semua jenis ubi jalar. Betapa bersyukurnya kita tinggal di Indonesia dimana ubi jalar aneka jenis sangat mudah ditemukan dan sangat murah harganya. Ibu saya bahkan bercerita di Paron, kampung halaman saya, harga ubi jalar ungu sangat murah dan warna ungunya jauh lebih gelap dibandingkan di Jakarta. Saking ungunya, bahkan permukaan tangan menjadi berubah ungu ketika kita mengupasnya.
Selain menyimpanya di freezer, maka cara penyimpanan ubi jalar lainnya adalah dengan meletakkannya di tempat gelap, kering, sejuk, dan tidak terkena sinar matahari (bukan kulkas). Jika disimpan dengan benar maka ubi jalar akan tahan hingga 2 minggu lamanya. Sayangnya pengalaman saya, walaupun disimpan di pojok dapur tergelap, ubi jalar tetap akan menumbuhkan tunas-tunasnya. Walau masih bisa dimakan namun kandungan nutrisi ubi akan berkurang karena sebagaian digunakan umbi untuk menumbuhkan tunas. Jadi so far, freezer adalah cara terbaik penyimpanan, walau tentu saja tidak bisa menyimpan dalam jumlah yang banyak.
Ada banyak sekali cara untuk memanfaatkan si ubi jalar ungu ke dalam menu makanan sehari-hari, misal mengganti nasi dengan ubi jalar kukus, atau membuat mashed sweet potato sebagai pengganti kentang tumbuk biasa. Rasa ubi jalar yang manis dengan tekstur lembut sebenarnya sedap bersanding dengan aneka lauk pauk lainnya. Jika ingin kreatif maka ubi bisa dipermak menjadi perkedel, kroket, atau kue-kue manis lainnya. Saya sendiri cukup banyak menggunakan ubi jalar ungu kedalam aneka cake dan muffin, misalnya seperti pada link disini dan disini. Sayangnya ketika didalam adonan dan bercampur dengan mentega dan bahan-bahan lain, ubi jalar ungu berubah warnanya menjadi coklat gelap bukan ungu cerah seperti warna aslinya.
Wokeh kali ini saya menggunakan si ubi jalar ungu menjadi isi roti manis. Ternyata bukan saja membuat rasa roti menjadi lebih sedap tetapi juga terlihat cantik dengan guratan-guratan keungungan dipermukannya. Karena ubi jalar ungu tidak bercampur dengan mentega atau minyak maka warna ungunya tetap bertahan, tidak berubah menjadi coklat gelap.
Membuat adonan roti manis ini super duper mudah, saya menguleninya dengan tangan. Adonan dasar roti manis ini sangat lembut, empuk dan jika adonan terlalu lengket kala diuleni maka jangan ragu untuk menambahkan tepung terigu hingga nyaman diuleni. Selama tambahan tepung tidak membuat adonan menjadi super keras maka bukan masalah jika kita menambahkannya bertahap, sedikit demi sedikit. Olesan minyak dipermukaan tangan juga akan membantu adonan tidak lengket. Siapkan mangkuk kecil didekat meja kerja ketika kita menguleni adonan, dan celupkan jemari tangan sesekali ke minyak kala adonan mulai lengket saat diuleni.
Apakah adonan bisa diproses dengan mikser? Yep, tentu saja. Masukkan tepung, ragi, gula dan susu bubuk ke mangkuk mikser, proses beberapa detik. Baru tuangkan bahan basah seperti susu cair, dan telur, dan proses dengan kecepatan sedang selama 5 menit hingga adonan kalis, tidak menempel di dinding mangkuk, dan terasa lemas dan lentur ketika disentuh. Jika terlalu lengket masukkan tepung sedikit demi sedikit. Ketika adonan telah kalis baru tambahkan mentega dan proses hingga adonan lemas dan elastis.
Proses membentuk adonan sangat mudah, saya membagi adonan menjadi 10 bagian. Ukuran roti tidak terlalu besar tapi pas menjadi camilan yang cukup mengganjal perut. Jadi sesuaikan ukurannya dengan selera anda masing-masing. Karena ukurannya yang relatif kecil maka proses pemanggangan memegang peranan besar, jangan panggang terlalu lama karena akan membuat roti menjadi kering dan keras. Roti manis memiliki ciri khas tekstur yang empuk, lembut dengan permukaan lembab, jadi ketika tampilannya mulai coklat keemasan segera keluarkan dari oven. Bungkus roti panas dengan kain bersih agar tetap lembab, dan olesi permukaan roti hangat dengan mentega/margarin agar lembut dan shiny. Ketika telah dingin roti perlu dibungkus dengan kantung plastik sehingga tetap terjaga kelembabannya, paparan udara langsung akan membuat roti menjadi cepat kering.
Apakah bisa menggunakan isi lainnya? Yep, ubi jalar jingga, kacang merah atau kacang hijau kupas yang ditumbuk bisa menjadi alternatif lainnya yang sedap.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Roti Manis Ubi Jalar Ungu
Tertarik dengan resep roti manis lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Roti Gulung Isi Kacang Hijau
Roti Isi Pasta Kacang Merah
Roti Abon Isi Tumis Ayam
- tambahan tepung jika adonan terlalu lengket
Bahan lainnya:
- 1 buah telur kocok lepas untuk mengoles roti
Siapkan mangkuk, masukkan ubi jalar ungu kukus. Tambahkan susu cair dan gula, hancurkan ubi hingga halus dan smooth. Bagi adonan ubi menjadi 10 bagian, masing-masing sekitar 20 gram, dan bentuk menjadi bola. Sisihkan.
Siapkan gelas, masukkan telur, susu cair, dan garam, aduk hingga tercampur rata. Siapkan mangkuk, masukkan kedua jenis tepung, gula pasir, ragi dan susu bubuk. Aduk rata. Tuangkan susu+telur ke mangkuk berisi tepung, aduk dan uleni hingga adonan terasa lemas, lentur dan elastis. Jika adonan lengket, tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit, dan jika terlalu keras tambahkan susu cair.
Jika adonan telah kalis (tidak lengket ditangan, lembut, lentur, elastis), masukkan mentega, dan uleni kembali hingga adonan smooth. Tambahkan tepung jika terlalu lengket. Bulatkan adonan hingga menjadi bola padat. Letakkan dimangkuk yang telah diolesi minyak. Tutup mangkuk dengan kain bersih, diamkan hingga adonan mengembang minimal 2 kali lipat. Lama mengembang tergantung suhu dapur masing-masing. Makin hangat, makin cepat mengembang.
Jika adonan roti sudah maksimal mengembang, kempiskan adonan. Bagi menjadi 10 bagian (+ 70 gram). Bulatkan masing-masing adonan, tutup kain dan diamkan 20 menit agar mengembang kembali. Ambil sebuah bola adonan, pipihkan. Isi dengan adonan ubi, tutup rapat. Letakkan sebuah bola adonan berisi ubi di meja, gilas adonan tipis memanjang sekitar 20 - 24 cm. Buat 4 irisan ditengahnya dengan pisau tajam. Gulung sisi kiri dan kanannya ke tengah.
Pelintir adonan sambil ditarik memanjang.
Bentuk melingkar dengan ujung bersilang. Ambil ujung adonan yang terletak dibagian bawah, tekuk keatas dan benamkan ujungnya ke lubang ditengah, tekan kuat agar menempel rapat. Ambil ujung yang lainnya dan tekuk ke bawah. Tempelkan rapat.
Tata adonan yang sudah dibentuk di loyang beralas kertas baking atau silpat, tutup kain dan diamkan 20 menit hingga mengembang kembali. Olesi permukaannya dengan telur kocok menggunakan kuas. Panggang dioven yang telah dipanaskan sebelumnya pada suhu 180'C hingga permukaannya coklat keemasan. Keluarkan dari oven, biarkan dingin di rak kawat. Santap! Yummy!
Endang, rotinya cantik nian.... Di Amrik ada tepung ubi ungu buatan Philippine. Tapi aku nggak pernah beli apalagi mengolahnya. Mungkin di Indonesia jg ada produk itu dan bisa dijadikan alternatif kalau nggak nemu ubi jalar ungu yg segar.
BalasHapusThanks Mba Tuty, yep di sini juga banyak tepung ubi ungu,lebih praktis dan mudah diaplikasikan untuk berbagai kue.
HapusJadi kangen uwel2 adonan setelah baca postingan ini... saya penasaran sama cara ngebentuk nya & JTT ngejelasin dgn bahasa yg gampang di mengerti... Trims, mba Endang. 😉
BalasHapusSama2 Mba Emilia, senang resepnya disuka, kalau sudah lama nggak buat roti memang ada saat2 kangen nguwel2 adonan wakkakak
HapusMisalnya ubi diganti labu kuning bisa kah?
BalasHapusbisa mba
HapusDiganti dg kacang hijau kupas jg enak kali ya... teksturnya jg lbh mirip dg ubi ungu (lbh kering), kalau pakai labu kuning mungkin harus dimasak sedemikian agar tidak terlalu basah. Betul nggak Endang?
HapusIya. Punya ide dengan mengganti pake kacang hijau kupas sih_ Tapi masih ragu.
HapusSetelah liat komen mba Tuty saya jadi "hampir" yakin_ :)
saya pernah share resep roti manis dengan isi kacang hijau, ini linknya mba:
Hapushttp://www.justtryandtaste.com/2011/07/obsesi-roti-4-roti-gulung-isi-kacang.html
Yep, kalau pakai labu kuning sebaiknya ditambah terigu supaya agak keras teksturnya, kalau hanya labu saja lembek dan susah ketika digilas
HapusIya, sudah saya baca. Yang isi kacang merah juga.
HapusSaya malah bingung mau pake adonan roti yang mana :D
Ada pasta kacang merah jadi, terus udah bikin pasta kacang hijau juga.
sip, moga sukses yaaa
HapusUdah dicoba. Adonan roti pake resep ini tapi isian pake kacang hijau kupas dan bentuk mengikuti resep di Roti gulung isi kacang hijau.
HapusLembut banget, ya_
Tapi saya mau nanya. Apa kalau pake oven kompor (oven tangkring) itu atasnya nggak bisa coklat?
Soalnya saya punya mateng luar dalem tapi atasnya itu masih putih aja_
Yep, umumnya oven tangkring susah coklat permukaannya mba, karena tdk ada api atas dan api bawahnya kurang maksimal. saya kurang tahu mengenai oven ini karena belum pernah coba ya.
HapusWalaupun ada step by step di IG tetep aja pengen ke sini juga, soalnya bukan cuma nunggu resep mbak Endang, tapi celotehnya yang menarik dan bermanfaat itu yang bikin nilai +.
BalasHapusDuuuh... Bener deh, coba ya saya tetanggaan dg mbak Endang, saya rela kok ngabisin hasil eksperimennya mbak Endang...wakaka..
Halo Mba Fatimah, thanks yaaa tetap mau berkunjung ke Blog hehhehe. Berarti memang pembaca setia Mba, sya sangat menghargainya.
Hapushahahha, kadang saya mumet ngabisin eksperimen, kebanyakan tidak saya makan sendiri tapi saya bagi2kan hehehehe. sukses yaaa
Maaf mba, saya izin copy resep2nya ya. Terima kasih
BalasHapussilahkan Mba, kalau dishare di internet/sosmed tolong cantumkan sumbernya.
HapusEnaknya buka blog mba endang Itu, banyak tips nya. Gak sengaja aku baca cara mengawetkan ubi ungu agar tetap bagus di olah ini, Krn beberapa kali beli dan kebanyakan, ujung2nya di buang, mubazir. Baca blog mba endang, nemu deh caranya. Tadinya aku mau cari resep cake atau roti ubi ungu, mau di olah malam ini juga (maksain) krn punya ubi ungu banyak di dapur, dan feel gulity klo sampe kebuang lagi. Eh baca ini, jadi gak jadi deh bikin cake or rotinya nya, kukus dan simpen freezer aja ah, bakal awet ini... 😁😁 kumat malesnya. Nti aja eksekusi rotinya pas weekend, 😄😄 ..makasih ya mba endang tips nya. Usefull banget... Btw mba, kapan bikin video, aku nunggu banget mba 🤗🤗
BalasHapusHalo Mba Dee, thanks ya sharingnya, saya ini tukang nyimpen makanan, kalau buang kan mubazir jadinya saya cemplungkan ke freezer wakakkak.
Hapus