Jika saja saya bisa mendengar 'curhat' tetangga didepan rumah kala menyaksikan tingkah polah dan perjuangan saya memotret aneka makanan di teras, mungkin saat ini telinga saya sudah sepanas wajan penggorengan. Setiap weekend dan terkadang dipagi hari sebelum berangkat ke kantor, berdaster dengan rambut dijepit awut-awutan, saya beraksi diteras bersama sebuah kamera, tripod dan aneka pernak-pernik propping yang heboh. Saya sangat yakin dari jendela tingkat atas dengan mudah si tetangga bisa melihat semua aksi yang saya lakukan di teras walau selama ini jendela-jendela tersebut selalu tertutup rapat.
Teras rumah Pete bahkan sudah tidak berbentuk teras umumnya. Dua buah meja besar untuk meletakkan background kayu nangkring disana dan sebuah kursi untuk memanjat keatas meja kala harus memotret dari sisi atas berada dibaliknya. Tampilannya sudah persis TPU 'dadakan' yang didirikan disudut-sudut jalanan kala pilkada. Hal yang 'memalukan' lainnya adalah seringkali jika perut sudah kelaparan berat, dan makan harus tertunda karena masakan perlu difoto terlebih dahulu, maka saya menyantapnya langsung di teras saat itu juga. Saya yakin, betapa bingungnya si tetangga ini dengan adegan-adegan yang terjadi. Untungnya pagar rumah yang tinggi menghalangi pemandangan orang yang berlalu-lalang dijalanan, jadi saya tak terlalu peduli jika hanya tetangga didepan rumah saja yang menyaksikannya. 😄
Pada weekend kemarin saya mencoba hal yang lain yaitu merekam satu resep untuk mewujudkan cita-cita membuat video memasak. Nugget pisang menjadi menu perdana yang dicoba karena super mudah. Kali ini semua bahan-bahan untuk memasak saya impor dari dapur, dan kehehohan di teras bertambah dengan tumpukan baskom dan mangkuk. Karena saya tidak memiliki extended arm atau boom arm yang dipasang di tripod agar kamera bisa mengambil gambar tegak lurus dari atas, maka saya menggunakan tripod yang sedikit dimiringkan. Nah agar si tripod tidak terjungkal karena beban kamera yang berat, saya lantas menggantungkan sekantung tepung tapioka pada kaitan yang tergantung dibagian bawah tripod. Biasanya para fotografer betulan akan menggantungkan sekantung pasir (sandbag), tapi karena ini amatiran maka sekilo tepung atau beras didalam kantung kresek yang tergantung dibawah tripod sudah cukup menahannya tidak tersungkur kedepan. Hasilnya tidak benar-benar tegak lurus, mungkin hanya membentuk sudut 70 derajat, tapi itu sudah lumayan. Benar-benar modifikasi abal-abal yang menggelikan jika seseorang melihatnya dari kejauhan.
Kamera pun di setting, peralatan dan bahan-bahan yang telah ditimbang diletakkan pada wadah-wadahnya. Untuk mengetes hasil gambar, saya lantas menshoot beberapa action dan melihatnya di layar kamera. Not so bad lah! Jadi aksi pun dimulai. Ini adalah rekaman proses memasak yang pertama, walaupun di teras hanya ada saya seorang diri bersama puluhan semut yang berbondong-bondong datang karena mencium aroma gula, entah mengapa jantung ini deg-degan juga. Satu hal yang saya sering lakukan kala memasak adalah melakukannya secepat mungkin, siapa sih yang ingin berlama-lama didapur bukan? Akibatnya terkadang adonan terciprat dan berloncatan kemana-mana. Jika di dapur maka tetesan tersebut cukup dilap dengan sehelai serbet, beres. Tapi didepan kamera hal sekecil apapun tentu saja terekam, sepertinya saya harus menyesuaikan speed memasak kalau hendak melakukan proses shooting lagi.
Lelah, capek, kesal, tidak puas, ingin berteriak adalah berbagai perasaan yang saat itu berkecamuk didada kala melakukan proses merekam. Saat sesi membuat nugget selesai dan menunggu makanan tersebut matang dikukusan, iseng saya lantas mengecek hasil film di laptop. Tobat! Adalah ungkapan yang pertama kali saya cetuskan kala melihatnya. Menyaksikan rekaman tangan sendiri terasa super aneh, lebih aneh lagi kala menyadari lengan saya terlihat super gendut seperti timun suri dengan jemari-jemari jumbo seperti terung telunjuk. Kulit saya yang sawo matang jika dilihat dengan mata telanjang, kini tampak sewarna sawo gosong (akibat lighting yang kurang bagus), dan keseluruhan adegan video terasa kacau. Boro-boro hendak melakukan proses editing, saya bahkan enggan melihatnya untuk kedua kalinya.
Anda pernah melihat video 50 detik a la BuzzFeed yang sering nongol di Instagram? Terlihat ringkas, simple dan mudah bukan? Selama ini pendapat itu lah yang bercokol didalam benak saya. Kenyataannya sama sekali tidak mudah! Bukan berarti saya putus asa, sama sekali tidak. Karena semua ini membuat saya super penasaran! Jauh dilubuk hati saya berkata pada diri sendiri jika benar-benar serius maka semua hambatan tersebut bisa ditaklukkan. Jadi saat ini saya sedang mempersiapkan beberapa hal untuk memoles proses shooting menjadi lebih oke seperti tambahan lampu yang menunjang lighting, serta penyangga kamera agar posisinya benar-benar bisa overhead. Saya tidak ingin berinvestasi terlalu mahal pada peralatan penunjang ini, jadi memanfaatkan alat-alat seadanya dirumah hal yang akan dilakukan.
Wokeh sekarang ke resep brown sugar muffin kali ini. Umumnya saya membuat muffin dengan adonan yang cukup diaduk-aduk saja, kali ini saya mencoba versi berbeda. Mentega dan telur dikocok terlebih dahulu hingga mengembang agar tekstur muffin lebih ringan dan tidak terlalu padat. Saya menggunakan brown sugar merk Ricoman, bagi anda yang penasaran dimana bisa memperoleh gula ini dan harganya maka beberapa toko online sudah menjualnya. Harganya sangat terjangkau, ukuran 1 kg hanya sekitar 45 - 50 ribu rupiah saja, tersedia juga ukuran 500 gramnya. Brown sugar biasanya diresep tidak menggantikan posisi gula pasir seutuhnya, jadi tetap harus di mix antara gula pasir dan brown sugar. Aroma brown sugar lebih harum, dan memberikan tekstur moist pada produk baking. Apakah brown sugar bisa digantikan dengan gula palem? Yep, tentu saja, bisa digantikan dengan gula palem bubuk atau gula pasir ya.
Berikut resep dan prosesnya.
Brown Sugar Muffin
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 12 buah muffin
Tertarik dengan resep muffin lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Muffin Keju Cheddar
Chocolate Muffin - Muffin Coklat yang super nyoklat!
Muffin Kukus Ketan Hitam & Keju
Bahan:
- 60 gram mentega/margarine
- 50 gram minyak sayur
- 100 gram brown sugar (saya pakai merk Ricoman jenis Light Brown Sugar)
- 70 gram gula pasir
- 2 butir telur ukuran besar
- 1 sendok teh vanilla extract
- 1 sendok teh baking powder double acting
- 1 ½ sendok teh kayu manis bubuk
- ¼ sendok teh garam
- 320 gram tepung terigu protein sedang/rendah
- 225 ml susu cair
Bahan untuk mengoles muffin:
- 2 sendok makan mentega leleh
- 3 sendok makan brown sugar (saya pakai merk Ricoman jenis Light Brown Sugar)
- ½ sendok makan kayu manis bubuk
Bahan pengoles loyang, aduk jadi satu:
- 1 sendok makan margarin
- 1 sendok makan minyak sayur
- 1 sendok makan tepung terigu
Persiapan:
Panaskan oven, set disuhu 175’C, letakkan rak pemanggang di tengah oven. Siapkan loyang muffin dengan 12 lubang, olesi permukaannya dengan bahan pengoles, sisihkan.
Aduk jadi satu di sebuah mangkuk: baking powder, baking soda, kayu manis bubuk, garam, dan tepung terigu. Sisihkan.
Masukkkan 3 sendok makan brown sugar dan kayu manis bubuk ke dalam mangkuk, aduk hingga rata. Kita akan gunakan campuran ini untuk ditaburkan ke muffin ketika kue telah matang.
Cara membuat:
Siapkan mangkuk mikser, masukkan mentega/margarine, minyak sayur, brown sugar, dan gula pasir. Kocok dengan kecepatan rendah hingga tercampur baik, naikkan kecepatan menjadi tinggi dan kocok hingga mengembang, putih, terlihat ringan dan lembut. Masukkan vanilla extract, kocok hingga rata.
Masukkan sebutir telur ke dalam adonan, kocok dengan kecepatan sedang hingga tercampur baik dan adonan homogen. Masukkan telur kedua, dan kocok hingga tercampur rata. Pastikan adonan tercampur dengan baik sebelum memasukkan telur berikutnya. Matikan mikser.
Masukkan campuran tepung dengan cara diayak langsung diatas adonan, berselang seling dengan susu cair. Bagi dalam 3 tahapan dan pastikan tercampur dengan baik setiap tahapannya sebelum ditambahkan tepung terigu atau susu cair berikutnya. Aduk dengan teknik aduk balik menggunakan spatula. Jangan berlebihan mengaduk, jika sudah tercampur dengan baik segera hentikan.
Tuangkan adonan ke dalam loyang muffin yang sudah disiapkan menggunakan sendok sayur, kira-kira ¾ tinggi loyang. Masukkan loyang ke dalam oven dan panggang selama 40 menit atau hingga permukaan muffin terlihat mengeras, coklat keemasan dan ketika lidi ditusukkan di tengah muffin tidak ada adonan yang menempel di lidi.
Keluarkan dari oven dan diamkan 5 menit untuk menghilangkan uap panasnya. Keluarkan muffin dari loyangnya dan tata di rak kawat. Olesi permukaanya dengan mentega leleh menggunakan kuas dan taburi permukaan muffin dengan campuran brown sugar dan kayu manis bubuk. Atau celupkan permukaan muffin ke campuran brown sugar dan kayu manis bubuk. Sajikan.
Mba Endang, kalo ga punya brown sugar, gula pasir nya tambah berapa bayak ya? Apa bisa di ganti gula merah kering? -emilia-
BalasHapusHai Mba emilia, bs pakai gula palem bubuk atau ganti semua dengan gula pasir mba, takaran gula sama ya
HapusMbak endang..antara mixer biasa dan stand mixer(yg ada mangkok adonannya)_tp bukan heavy duty ya mbak...lebih baik yg mana yaa mbak?kl mbak Endang posting yg cake jd galau pengen punya mixer tp suka bingung milih yg mana..hehe
BalasHapusTerimakasih banyak mbak Endang...semoga dimudahkan bikin vidionya
Nur_padasan
hai Mba Nur, yang stand mixer lebih enak karena gak capek kudu megangin miksernya dan bs ditinggal2 ya. Saya dulu punya philips stand mixer hanya saja stand nya sudah rusak, bahan plastik mudah patah, tapi miksernya sendiri sampai skrg masih baik2 saja dan sudah hampir 8 tahun bo hehehehe
Hapusmbak Endang, terima kasih atas resep2nya dan jerih payahnya dlm berbagi ilmu memasak.. jazaakillahu khairan. semoga dibalas dengan keberkahan usia.
BalasHapusmembaca prolognya bikin merasa nggak sendirian dlm menghadapi byk tantangan saat memulai sesuatu yg baru untuk continuous life improvement, meskipun di bidang yg berbeda. semangat ya mbak! semoga menjadi amal jariyah.
Halo Mba, thanks sharingnya ya, senang resep2 dan artikel JTT disuka. Amin atas doanya ya, sukses dan sehat selalu Mba.
Hapussering lihat muffin ini di asian food channel mba,, jd pingin bikin nih cuman harus nyari dulu bp double actingnya mb endang.. aku belum nemu2
BalasHapusalma-bandung
Hai Mba Alma, beli onlen saja Mba, banyak kok BP hercules dijual harganya juga sangat terjangkau, sekaleng gede paling cuman 40 rb bs buat bikin banyaaak kue
HapusBaking powder yg double acting apa boleh diganti dgn yg biasa dgn takaran yg sama atau double mbak?
BalasHapusbeda reaksinya ya Mba, memperbanyak BP single acting (biasa) bukan berarti kue akan mengembang tapi justru rasanya jadi aneh.
HapusMba endang..kalau pakai dark brown sugar, apakah takarannya berubah ya ?
BalasHapusTks
nggak, sama saja mbak, mungkin tambah gula pasir dikit agar lbh manis karena dark brown sugar agak berkurang kandungan gula pasirnya
Hapus