Saya punya sebutir buah naga di kulkas, tergeletak disana sejak 2 minggu lalu. Setiap hari buah tersebut saya bawa ke kantor dengan niat hendak dijadikan kudapan kala siang atau sore hari. Namun dikantor, udara AC yang dingin membuat saya enggan menyantap buah. Setiap sore, si buah naga kembali lagi kerumah dan akhirnya mendekam di kulkas berhari-hari hingga dua minggu yang lalu. Khawatir busuk, akhirnya saya permak menjadi cake chiffon. Berdasarkan pengalaman baking dengan buah berwarna merah seperti stroberi, maka buah naga saya duga tidak akan mempertahankan warna merahnya setelah dipanggang. Entah proses kimia apa yang terjadi, mungkin minyak atau lemak didalam cake meluruhkannya.
Karena buah naga memiliki rasa relatif plain, sebenarnya bukan pilihan tepat untuk diolah menjadi cake. Berbeda dengan jeruk, pisang, mangga, nangka, atau durian yang memiliki rasa dan aroma khas, maka chiffon buah naga ini tidak memiliki rasa dan aroma buah naga sama sekali. Aroma harumnya disumbangkan dari vanilla extract dan mentega yang saya pergunakan di resep. Walau cake ini tidaklah terlalu sensasional namun teksturnya sangat lembut sebagaimana chiffon umumnya.
Bersyukurnya kita yang hidup di negara tropis dimana aneka buah sedap selalu tersedia hampir sepanjang tahun. Buah naga bahkan selalu ada di supermarket dan pasar dengan harga terjangkau. Beberapa waktu belakangan ini harganya bahkan sering dibandrol dibawah lima belas ribu sekilonya, dan ini jenis naga merah. Sepertinya buah naga berdaging putih sudah jarang dijual. Jika harga buah naga merah dan putih hanya selisih sekian rupiah mengapa kita harus memilih yang berdaging putih bukan? Warna merah yang terdapat di dalam buah naga merah dan ungu disebabkan karena hadirnya betacyanins, keluarga pigmen yang termasuk dalam betanin, pigmen ini sama seperti yang terdapat didalam bit, Swiss chard, dan bayam merah. Berdasarkan banyak penelitian pigmen pada makanan bersifat antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas didalam tubuh. Walau sebenarnya biji buah naga juga tak kalah bergizinya karena mengandung asam lemak.
Daging buahnya memang bukanlah makanan asing lagi bagi masyarakat kita, namun bagaimana dengan kulitnya yang super tebal? Nah rekan kantor saya bahkan sudah sering mengolah kulit buah naga (terutama jenis yang berdaging putih) menjadi aneka tumisan. Misal oseng-oseng kulit buah naga dengan banyak cabai segambreng, plus teri, daun melinjo dan petai. Rasa pedas cabai dan bumbu yang banyak membuat tumis kulit buah naga menjadi sedap walau teksturnya mungkin agak lembek. Saya pribadi belum pernah mengolahnya, tapi beberapa rekan kantor telah mencobanya dan menurut mereka sedap.
Kembali ke cake chiffon buah naga, proses membuatnya tidak jauh berbeda dengan chiffon umumnya. Adonan chiffon terbagi menjadi dua yaitu adonan dasar yang terbuat dari kuning telur, tepung, bahan tambahan (buah atau keju), dan gula, serta adonan putih telur yang dikocok hingga kaku. Tidak ada buah naga? Bahan tersebut bisa digantikan dengan pisang atau jenis buah lainnya seperti nangka, durian, atau nanas. Versi lain chiffon seperti keju, coklat, ketan hitam, dan pandan bisa diklik pada link yang saya sertakan dibawah.
Selama ini jika membuat chiffon maka saya selalu mengocok putih telur hingga kaku dan terbentuk stiff peak. Meringue (kocokan putih telur) menjadi bergumpal-gumpal dan susah untuk diaduk bersama adonan dasar, akibatnya terkadang masih ada gumpalan putih telur yang utuh dan membuat cake berbercak-bercak putih. Atau apesnya, karena adonan susah bercampur maka menuntut saya untuk mengaduk berlebihan dan membuat adonan menjadi encer. Akibatnya cake kurang mengembang maksimal. Kini saya hanya mengocok putih telur hingga soft peak saja. Kondisi putih telur mengembang cukup kaku hanya ketika alat pengocok diangkat maka ujung adonan putih telur masih terkulai ke satu sisi. Teksturnya masih soft dan memudahkan kita untuk mencampurkannya bersama adonan dasar dan menghindari terjadinya over-mixing. Cara ini berlaku juga untuk cake jenis lainnya yang menuntut putih telur dikocok hingga kaku seperti Japanese cheese cake dan angel food cake.
Masalah umum lainnya yang sering ditemui oleh pembaca dari banyaknya komentar dan pertanyaan yang masuk seputar chiffon adalah cake melorot dan terlepas dari loyangnya kala dibalikkan. Cake chiffon memang kudu dibalik ketika baru saja keluar dari loyang agar tidak turun dan kempes dalam proses pendinginan. Cake kemudian didiamkan dalam posisi terbalik hingga benar-benar dingin baru dilepaskan dari loyang. Untuk keperluan itu maka kita harus pastikan loyang bukanlah tipe yang berlapis teflon dan cake harus mampu melekat dengan baik di dinding loyang. Loyang chiffon yang saya miliki walau terlihat seperti berlapis anti lengket namun sebenarnya tidak, hanya warnanya saja yang demikian. Jadi jangan terkecoh dengan penampilannya yang seperti anti lengket. Pastikan bahwa anda menggunakan loyang yang benar dan cake mampu menempel erat didinding loyang karena akan tidak lucu sama sekali tatkala semua jerih payah membuat chiffon dibayar dengan cake yang jatuh sukses kala dibalikkan.
Selebihnya membuat cake ini super mudah dan untuk detail tips membuat cake chiffon bisa diklik pada link disini.
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Cake Chiffon Buah Naga
Untuk 1 buah cake diameter 25 cm
Tertarik dengan resep cake chiffon lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Cake Chiffon Coklat dengan Krim Mocha & FAQ Seputar Loyang Chiffon
Cream Cheese Chiffon Cake
Resep Cake Chiffon Ketan Hitam
Bahan cake:
Beberapa tetes pewarna merah (saya tidak pakai)
Panggang cake selama + 60 menit, atau tes dengan menusukkan sebatang lidi ditengah-tengah cake, jika tidak ada adonan yang menempel di lidi maka cake telah matang. Keluarkan dari oven dan segera balikkan cake dengan menopangkan bagian tengah loyang ke sebuah botol atau wadah tinggi lainnya. Biarkan cake hingga benar-benar dingin sebelum dibalik dan dilepaskan dari loyang.
Mbak, mau tanya dong, itu loyangnya tidak perlu dioleskan mentega dan tepung? Khawatir malah lengket banget jadi pas mau dikeluarkan malah hancur cake-nya..
BalasHapustidak mba nina, memang cakenya kudu lengket, kalau tidak akan melorot dan kempes
HapusKok bisa jadi tidak merah ya, mba?
BalasHapusJadi penasaran sama proses kimia yang mba maksud.
Saya belum pernah buat Chiffon, mba. Belum punya loyang khusus untuk itu.
saya pernah baca cuman saya cari2 lagi literaturnya gak ketemu, keknya kalau ketemu lemak akan berubah gelap tidak merah. karena kalau dibikin donat atau roti warnanya tetap bs cantik krn adonan donat/roti tdk menggunakan mentega/lemak
HapusAda juga mba yang saya baca, itu katanya pengaruh baking powder atau soda kue.
Hapuswah iya, kayanya mungkin karena faktor itu yaaa. Next time coba tanpa BP/BS
Hapusmbak misal pake loyang yang segi empat atau persegi panjang apa bisa tanpa diolesin mentega dan tepung?
BalasHapusSaya bingung kalau pakai loyang non chiffon, logikanya kan cake kudu dibalik supaya tetap kembang dan gak kempes. Jadi loyang ya gak boleh diolesi apapun. Kalau pakai loyang kotak (bukan bongkar pasang) gimana cara melepaskan cakenya ya? dan cake ini akan mengembang tiggi, apa nggak luber kalau tinggi loyang kurang?
Hapushello how come the cake its not pink?? thanks
BalasHapusbased on my experiences, fruits such as strawberries or dragon fruit and purple sweet potatoes, will lose their color pigment when blended with butter/fat in cake batter. But if you use it for bread dough without (adding any fats) then the color still remain. I could be wrong :)
HapusMbak , klo baking powder nya diganti ma yg biasa bakal ngaruh ga ? Kenapa mesti baking powder nya yg double acting ?
BalasHapusdouble dan single beda
Hapusini link artikelnya:
http://www.justtryandtaste.com/2011/06/mengenal-baking-powder-baking-soda.html
selama single bisa ngembang ya gak papa mba