Memiliki basic ilmu di bidang pertanian bukan berarti membuat saya sukses dalam urusan tanam menanam. Walau lama vakum tidak berurusan dengan tanaman, namun akhir-akhir ini saya berusaha membangkitkan passion itu kembali. Biasanya saya suka dengan tanaman yang tidak memerlukan banyak perawatan, asal digeletakkan dan disiram pasti hidup, kini saya mencoba beberapa jenis sayuran yang fragile dan membutuhkan banyak perlakuan khusus seperti sawi, daun selada, kale, ketimun, basil dan beberapa jenis cabai unik dan tomat cherry. Benihnya diperoleh di online shop dan saya cari yang harganya murah meriah. Setidaknya kalau gagal saya tidak akan menangis 'lebay'.
Media tanam berupa kompos, sekam bakar, dan sedikit pupuk kandang saya beli di tukang tanaman di seputaran jalan Cipete, begitu juga beberapa pot plastik ukuran besar. Kebetulan waktu itu adik saya, Tedy, sedang berkunjung, jadi saya segera memanfaatkan mobilnya untuk mengangkut berkarung-karung media. Pupuk organik pun saya order dari online shop dan ready untuk diaplikasikan. Jika sudah punya misi dan cita-cita saya memang tidak pernah melakukannya setengah-setengah. Slogan saya adalah 'do it totally or don't do it at all', tidak heran jika saya sering 'mutung' ketika gagal. 😃
Setelah 1 minggu menyemai benih dan mulai tumbuh tanaman kecil, masalah pun bermunculan. Halaman rumah Pete yang hanya secuplik dan penuh dengan aneka tanaman ini ternyata memiliki potensi hama yang besar. Pot-pot semai yang saya letakkan di lantai paving dibawah naungan kanopi garasi menjadi sasaran empuk berbagai hewan, mulai dari kutu, ulat, belalang, keong tanpa cangkang dan musuh terbesar saya adalah tikus. Setiap pagi saya menemukan ujung tanaman sawi yang lenyap, tanaman ketimun yang rebah karena pangkal batangnya digerogoti entah hewan apa, hingga kutu yang memenuhi bagian belakang daun terong, dan cabai. Well, karena semuanya harus organik (itu adalah tujuan utama kala menanam tanaman sayuran sendiri dirumah bukan?), akhirnya saya basmi hewan tersebut satu persatu. Ehem, maksud saya kutu, belalang, dan keong yang berukuran kecil, dan bukan tikus yang justru membuat saya kabur terbirit-birit ketika kami bertemu.
Bibit kale yang mulai tumbuh sepanjang 5 cm akhirnya habis tak bersisa, saya memutuskan untuk menangkringkan semua pot ke besi penyangga yang banyak tergeletak di gudang. Beberapa tanaman tomat dan cabai selamat, banyak yang tewas, dan akhirnya saya nekat memindahkannya ke dapur. Teras belakang rumah yang ternaungi kanopi tembus pandang cukup terkena sinar matahari, namun kurang maksimal dan membuat batang tomat mengalami etiolasi dan molor seperti batang labu. Saya bawa kembali pot-pot tersebut ke teras dan mulai berperang besar-besaran dengan hama.
Tak sanggup harus mengecek kutu dan ulat satu persatu, saya akhirnya membeli pestisida organik yang mengandung ekstrak tanaman mimba di online shop. Karena organik maka kadar racunnya pun rendah dan membasmi hama secara perlahan. Yah at least tidak meracuni sayuran yang akan saya konsumsi sendiri. Ketika semua perjuangan tanpa akhir tersebut sudah dilakukan, sekotak wadah semai sawi manis yang siap dipindahkan tiba-tiba banyak yang kehilangan daunnya disantap binatang yang tidak terlihat. Satu persatu bibit sawi dicek tapi saya tak kunjung menemukan ulat atau belalang disana, hingga satu malam akhirnya hama tersebut tertangkap. Bukan tikus, bukan! Tapi keong tanpa cangkang yang bersembunyi dibalik pot, bebatuan dan tempat-tempat lembab lainnya. Jumlahnya luar biasa banyak! Dan semakin banyak kala musim penghujan seperti saat ini.
Hewan ini adalah sejenis keong yang tidak tertutup oleh cangkang keras sebagaimana jenis moluska lainnya, tampilannya mirip lintah. Saat siang hari akan bersembunyi, dan kala malam tiba keong akan bergerilya ke seluruh penjuru halaman, memanjat pot, hingga dinding pagar. Saya sudah membunuh puluhan serdadu keong, tapi masih banyak puluhan mungkin ratusan lainnya yang ngumpet. Akhirnya saya menyerah bertahan dengan teknik organik, racun keong bernama Toxiput 5 gr berbicara. Bentuknya berupa butiran berwarna pink cerah dan ketika disebarkan pada permukaan media di pot maka keong akan tertarik dengan butiran tersebut dan tewas setelah menyantapnya. Okeh ini sejenis pestisida kimia, tapi setidaknya tidak mengenai tanaman. Setiap 3 hari sekali Toxiput saya tebarkan dan hasilnya lumayan, tidak ada lagi tanaman yang hilang batang atau pucuknya.
Begitulah suka duka berkebun yang saya lakukan sebulan belakangan ini di depan rumah. Semua tanaman saya tanam di pot karena kondisi tanah dihalaman yang sangat buruk, dan banyaknya hama yang berkeliaran. Saya sebenarnya bermaksud mencoba metode organik, namun waktu yang belum longgar memaksa impian itu dikesampingkan dulu. Saat ini beberapa tanaman cabai, tomat dan ketimun mulai berbunga. Semaian basil, sawi dan selada sudah waktunya di pindahkan dan terung mulai membesar dan terlihat sehat. Minggu ini karena long weekend saya bermaksud melakukan re-potting, semoga rasa malas tidak sedang mendera.
Okeh kembali ke resep kali ini. Resep ini bermula saat seorang pembaca di IG JTT meminta saya untuk share resep chicken meatballs a la restoran Ikea. Saya sendiri terus terang belum pernah mencicipinya secara langsung menu tersebut, tapi ketika beberapa tahun yang lalu berlibur di Gothenberg, Swedia, saya menyempatkan diri singgah di Ikea disana dan mencicipi salmon panggang dengan saus mustard asam manis khas kuliner Swedia. Melihat tampilan Ikea chicken meatballs saya menebak basic sausnya sama yaitu saus mustard dill yang memang terkenal di Swedia. Banyak makanan yang disajikan disana menggunakan saus ini terutama seafood dan ayam. Bahkan saus mustard dill juga dijual dalam kemasan botol di Ikea, saya pernah melihatnya di Ikea Alam Sutera juga.
Dasar saus untuk chicken meatballs kali ini saya menggunakan saus mustard dill, hanya saja daun dill (daun adas) di resep diganti dengan peterseli cincang dan menggunakan banyak krim kental (bisa cooking cream, heavy cream atau whipping cream cair). Teksturnya kental, creamy, dengan rasa mustard yang khas, manis sedikit asam dan gurih. Sangat sedap dikucurkan ke salmon panggang atau bola-bola ayam seperti kali ini. Untuk mustard, bagi yang belum pernah menggunakan bumbu ini dimasakan, bentuknya berupa pasta berwarna kuning cerah. Banyak diperjualbelikan di supermarket dalam kemasan botol kaca, biasanya diletakkan di bagian saus dan mayonnaise. Umumnya saus mustard dill menggunakan jenis Dijon mustard yang lebih creamy dan pucat, tetapi karena saya hanya memiliki jenis yellow mustard biasa maka itu yang dipakai. Rasa mustard asam, dengan aroma dan rasa yang khas. Jadi untuk resep ini mustard harus digunakan, tidak bisa digantikan atau diskip.
Untuk meatballs-nya, terus terang saya buta dengan tekstur meatballs ala Ikea, tapi menurut saya chicken meatballs yang sedap haruslah memiliki tekstur juicy agak membal dan bukannya bantat dan alot. Saya membuatnya menggunakan teknik membuat bakso ayam, hanya saja untuk prosesnya tidak sekompleks itu. Bahan dan bumbu bakso cukup di proses di food processor atau chopper hingga smooth, dan supaya mudah dibentuk saya menambahkan beberapa sendok makan breadcrumbs. Adonan lantas dibentuk bulat selayaknya bakso umumnya dan digoreng. Nah untuk tekstur yang juicy maka fillet paha ayam lebih tepat dibandingkan bagian dadanya yang tanpa lemak. Hasilnya bakso tidak semental versi bakso ayam biasa, tapi cukup kenyal dan juicy.
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Swedish Chicken Meatballs
Tertarik dengan saus lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Resep Saus Telur Asin Keju (Cheesy Salted Egg Sauce)
Resep Meatloaf dengan Barbecue Sauce
Steak Daging Sapi Saus Jamur
Bentuk adonan menjadi bulat seukuran bakso dengan bantuan 2 buah sendok, atau olesi permukaan telapak tangan dengan minyak dan gelindingkan adonan menjadi bulatan bakso. Adonan menjadi sekitar 16 buah bakso.
Masya Alloh mbak Endang ...semangat basmi hamanya..sy pernah baca di situs berita terpercaya,kl petani di daerah Jawa timur mereka menanam bunga bungaan di pematang sawah untuk meminimalisir hama .jd para hama hinggapnya di bunga gak ngrecoki padi yg hendak panen.
BalasHapusNur_padasan
Halo Mba Nur, iya tanaman pengalih perhatian ya, mungkin saya harus tanam beberapa bunga matahari, siapa tahu hamanya berminat hehehe
HapusPengalaman mbak Endang sama dengan saya, tanaman saya habis dimakan atau dirusak, seperti diinjak entah oleh tikus atau musang yang memang banyak berkeliaran di sekitar rumah. Meatball ala Swedia udah lama pengen coba... tapi gak tau resepnya. Makasih mabk Endang
BalasHapusThanks Mba Nina sharingnya, menyebalkan memang ya. Saya sampai bingung,halaman kecil didepan jalan kok hamanya banyaaak.
HapusCerita berkebun mbak endang selalu sy nantikan. Sy juga punya pengalaman yg sama, pohon jeruk purut yg udah susah payah tumbuh ehh daunnya malah habis dimakan ulat pas ditinggal mudik. Mau semprot2 ya itu dia, mau idealis ga pake bahan kimia hahaha. Ditunggu cerita berkebun selanjutnya ya mbak. Terima kasih
BalasHapusHai Mba Eva, kemarin saya berantem sama kutu kecil2 di bibit cabai, banyak bener. Semprot pakai pestisida organik juga gak mempan, akhirnya dipencet satu2 wakkakak
HapusDear mbak endang...
BalasHapusSejjurnya saya mengikuti blog mbak endang karna resep2 mak endang. Tapi sekarang... seandainya isi blog mbak endang hanya membahas berkebun tanpa ada embel2 resep atau hanya membahas cara mengusir nyamuk pun sepertinya saya akan tetap mwngikuti... 😊😊
Suksea terua yhaaa
Halo Mba Rini, thanks yaaa hehhehe, sepertinya tidak ada yang akan mampir kalau hanya berkebun Mba wakkakak. sukses yaaa
HapusDear mbak endang...
BalasHapusTerima kasih atas resep bakso ayam ala swedishnya.
Walaupun saya belum coba buat.
Kebetulan saya suka makan bakso ayam di restoran jepang marugame udon, tori ballnya enak banget lembut dan juiceeeee..... banget.
Tapi mahal 3 pcs 20.000.
Apakah mbak endang bisa posting resep tori ball (bakso ayam) ala marugame udon?
Terima kasih banyak....
Halo Mba Debby, belum pernah makan tori ball wakakkak, jadi belum bs ngira2 kek gimana.
HapusHalo mbak,masukan ya... sepertinya resep saucenya lebih tepat sesame seed sauce.. asam nya memang mirip2 mustard.. tapi lebih cenderung ke wijen. Untuk adonan bola ayamnya enak mbak,teksturnya juga pas. 👍🏻👍🏻
BalasHapuskalau lihat resep yang dishare oleh IKEA sih nggak ada unsur wijennya, coba googling saja, IKEA keluarkan resep rahasia swedish meatballsnya tahun ini karena covid.
Hapus