Dengan rasa optimis dan semangat menggebu-gebu, sekitar tahun 2011 saya lantas mendaftarkan JTT ke Adsense. Jawabannya diterima tidak lama kemudian, berisi penolakan karena saat itu Adsense tidak support dengan blog berbahasa Indonesia. Adsense sempat support dengan bahasa kita sebelumnya, namun karena tingginya jumlah fraud dari blogger dalam negeri membuat Adsense menghentikannya. Beberapa blog yang sudah menggunakan Adsense sebelum kebijakan baru tersebut muncul tentu saja tidak terpengaruh dengan perubahan tersebut.
Ketika Adsense kemudian support kembali untuk bahasa Indonesia, saya lantas mendaftarkan diri kedua kalinya. Kali ini pengajuan disetujui dan iklan pun tayang selama hampir sebulan lamanya. Setiap hari kerjaan utama saya hanyalah memandangi pundi-pundi uang yang terkumpul di Adsense, tidak banyak hanya beberapa dollar saja, namun ada kepuasan tersendiri ketika JTT akhirnya menghasilkan uang. Pikir saya, walau tidak banyak (saya tidak berharap menjadi milyuner dengan ngeblog) setidaknya bisa mengurangi pengeluaran eksperimen memasak saya yang gila-gilaan. 😄
Adsense tentu saja memberikan kesempatan blogger untuk mengajukan appeal letter, artinya kita bisa mengirim surat berisikan pembelaan dan menjelaskan dengan sungguh-sungguh bahwa kita tidak melakukan hal fraud. Saya langsung mengajukan appeal letter, saya pikir hanya mengajukan saja, tidak menjelaskan kronologisnya dengan bertele-tele. Dan itu salah! Surat appeal saya ditolak dalam dua hari kemudian, dan setelah membaca-baca berbagai artikel di net tentang kisi-kisi membuat appeal letter yang baik demi Adsense, saya baru mengerti. Appeal letter sebaiknya berisi penjelasan dan pembelaan yang detail mengapa kita layak untuk mendapatkan iklan kembali dan bahwa kita tidak melakukan tindakan fraud. Appeal letter harus ditulis dengan jelas dan sungguh-sungguh bahwa ijin Adsense kita berhak untuk diberikan kembali. Well, saya tidak melakukan semua itu, dan kesempatan telah tertutup. Sejak itu saya menguburkan niat memasang Adsense dan semua bentuk platform iklan lainnya. Daripada kepala pusing dan menghabiskan waktu, saya lebih baik mencari akal menggunakan jalan lain untuk memperoleh uang dari ngeblog. 😅
Seorang teman kantor yang pacarnya bekerja di Google Indonesia, pernah membantu saya mengecek apakah JTT masih bisa mengajukan iklan Adsense. Pacarnya tepatnya yang mengecek, dia mengatakan kesempatan untuk mendaftarkan iklan masih terbuka, tapi saya enggan melakukannya. Adsense menerapkan aturan, mengajukan diri berkali-kali setelah ditolak kemungkinan besar akan terkena penalti dan blog bisa di-banned, artinya tidak bisa diakses lagi dan hilang dari peredaran. Saya enggan melakukan kebodohan itu dan lebih memilih mundur teratur dan forget about Adsense forever.
Ah saya hentikan cerita pengalaman mendapatkan iklan untuk JTT, sekarang menuju ke resep sambal tempe ini. Alm. Nenek saya Mbah Wedhok yang mengajarkan resep ini, dan menurut saya hampir semua orang Jawa Timur dan Jawa Tengah mengenalnya. Mbah Wedhok biasanya menggunakan tempe boshok (busuk) atau tempe semangit (setengah busuk), aromanya tentu saja menjadi strong, dan walau bagi beberapa hidung tak sanggup menerimanya namun saya menyukainya. Mungkin sama seperti orang Jepang yang maniak dengan natto, makanan yang terbuat dari kedelai yang difermentasikan. Bau natto menusuk, tampilannya seperti berlendir, namun orang Jepang suka menyantapnya dengan nasi panas. Atau mungkin sama dengan masyarakat Taiwan yang menggemari tahu busuk (stinky tofu), walau busuk namun busuk yang enak. Ah memang ada ya busuk yang enak? Membingungkan. Membuat sambal tempe super duper mudah, bisa menggunakan tempe segar, tempe semangit atau tempe busuk, semua ok. Jangan lupa untuk menggunakan daun kemangi yang banyak ya.
Berikut resep dan prosesnya.
Berikut ini resep sambal lainnya ya:
Sambal Cabai Hijau
Sambal Lethok (Tumpang)
Sambal Terasi
Halo Mba Endang, resep sambel tempe nya kayaknya sudah pernah di share ya dulu? tapi di share lagi sekarang gpp, karena penampakannya jauh lebih bikin ngiler lagi. Apalagi pake tempe..enaknya ga bisa boong. Hahaha...dasar lidah kampung nih, mba. lebih milih tempe ketimbang burger.
BalasHapushalo Mba, yep sudah pernah dishare waktu awal ngeblog ya. Iyaa, saya juga lebih suka sambal tempe nasi ketimbang burger wakkakak
HapusDear mbak endang.. Dua duanya yahuud mbk.. Yg semangit ataupun yg segar. Buat saya yg penting tempenya barusan di goreng... Beda dengan bpk saya.. Tempe semalam pun masih ok di uleg seperti ini...
BalasHapusdulu mbah saya gak digoreng tempenya Mba, tapi dikukus saja, waduh baunya tobaat wakakka
HapusKalau saya nggak pakai kencur, bawah putih & gula palem, cukup cabe merah, trasi, bawah merah, garam semuanya mentah diulek trus tempenya diulek kasar diatasnya boleh ditambah kemangi, simpel & nikmat
BalasHapusthanks sharingnya, coba deh pakai kencur, lebih nikmat hehehe
HapusIni menu enak banget, simpel...tapi bikin makan jadi banyak...
BalasHapussetuju mba Nina hehhehe
HapusHalo mbak.. drpd bermain adsense kenapa ga bikin rmtawaran untuk sponsor post di jtt? Barusan cek DA/PA blog jtt fantastic banget 25/34. Dg DA/PA segitu postingan berbayar di jtt rate nya bakal tinggi mbak. Jika mau memonetize blog ya.. cmiiw
BalasHapusDaaan. Kenapa fotonya mbak langsung bisa membius diriku buat mraktekin. ���� Menu favorit banget murah bikin kenyang dan gagal ngurangin karbo
Halo mba Ayu, thanks infonya ya, saya udah ngak begitu semangat monetize blog wkakak, paling saya terima tawaran review produk. Mungkin saya kudu mengiklankan diri kali ya wakkakak
HapusDear Mbak Endang, saya sudah beli buku memasaknya yang untuk menu sebulan, kereeen banget, well prepared, fullheart made :) sebelumnya saya pikir paling kurang lebih sama dengan blog tapi ternyata membaca langsung di Buku memang lebih terasa nyata dan menarik :) Terimakasih ya Mbak, for all .You awesome ! GBU
BalasHapusHalo Mba Dian thanks sharingnya ya, senang resep2 JTT disuka, thanks yaa sudah membeli buku saya, happy bukunya bs bermanfaat. sukses yaa
HapusMakanan favorit cm pake tempe kukus sambel cm lombok kencur dua bawang nasi kemebul dtemani kemangi... Super rasanya
BalasHapusiiya ya, apa kita ini tipe njrumbo ya, saya kok doyannya juga yang beginian, bs makan banyak wakakka
Hapushallo mbak, boleh tau untuk foto nya pakai kamera apa yaa? hasil nya bening bangett
BalasHapus