Teringat dengan Jogya, membuat ingatan saya kembali ke jaman saat masih ngekos. Begitu banyak suka duka tinggal di rumah kos, mulai dari Ibu kos yang super juthek, teman kos yang unik, hingga pengalaman lucu yang akan saya ceritakan berikut ini. Karena saya kos di dekat kampus Instiper (saya tidak berkuliah disana), hampir mayoritas anak-anak kos mengambil jurusan Pertanian atau Kehutanan, sama dengan jurusan yang saya ambil yaitu Budidaya Pertanian. Asyiknya ngekos dengan rekan-rekan sejurusan adalah kami memiliki minat yang hampir sama, apalagi jika bukan tentang tanam-tanaman, sehingga pembicaraan bisa nyambung sekaligus bisa bertukar pikiran. Saat itu hari weekend, saya dan beberapa anak kos sedang duduk di kamar Santi, salah satu teman kos yang akrab dengan saya. Kami mengobrol mengenai perawatan kecantikan dari bahan-bahan alami. Mengapa bahan alami? Karena murah, bisa ditemukan disekitar rumah dan tidak ada efek samping ketika diaplikasikan. Hm, sebenarnya murah lebih menduduki alasan utama.
Salah satu rekan kos saya, bernama Gathik, mengeluhkan rambutnya yang sering rontok dan memang terlihat menipis di bagian tengah kepala. Kami kemudian membahasnya hingga berbusa-busa, dan berdasarkan artikel sebuah majalah (saat itu internet belum dikenal) daun waru mujarab untuk menebalkan rambut dan mencegah kerontokan. "Pohon waru bukannya banyak dipinggiran jalan menuju ke kosan ya?" Tanya Santi, kami semua mengiyakan. Rumah kos kami waktu itu terletak di area yang masih penuh kebun dan sawah, sehingga aneka tanaman banyak ditanam di tepian jalan. "Ayo dicoba saja pakai daun waru. Caranya gimana?" Tanya Gathik bersemangat. Saya lantas menjelaskan daun perlu diremas-remas hingga hancur, air saringannya dipakai sebagai masker rambut. Sore itu juga ketika mentari tidak begitu terik, kami semua berjalan ke kebun di sebelah rumah.
"Mau pakai nggak? Kalau nggak kita buang saja nih," ujar saya mulai menyesali daun-daun waru yang tersia-sia. "Pakai dong, masak nggak sih. Apa sih efek sampingnya? Ini kan bahan alami, jadi nggak mungkin ada efek samping," jawab Gathik yakin. Saya dan Santi langsung mengoleskan masker tersebut kekulit kepala Gathik hingga rambutnya basah kuyup. "Diamkan 1 jam, bungkus dulu pakai handuk biar gak berleleran," saran Santi. Belum satu jam berlalu, mungkin hanya 30 menit, Gathik mengeluh pelipisnya terasa gatal. "Kok rasanya gatal-gatal begini ya, di kepala dan leher juga," katanya sambil sibuk menggaruk-garuk lehernya. Kami lantas mendekat, mengecek dan betapa terperanjatnya saya melihat muka dan leher Gathik memerah dan penuh bentol-bentol sebesar kacang tanah. "Tik, keluar bentol-bentol banyak banget"! Tukas Santi panik. Gathik kabur ke kamar mandi dan mencuci rambutnya.
Kembali ke postingan kali ini. Resep ini sama seperti ayam bacem yang pernah saya share sebelumnya. Sudah lama lauk ini tidak dieksekusi, dan kali ini dibuat untuk stock makanan kala sahur. Rasanya yang manis pas bersanding dengan sambal goreng kentang yang saya share sebelumnya disini. Tips sedap membuat bacem adalah menggunakan air kelapa untuk merebus, gula aren, ketumbar serta lengkuas dan daun salam yang banyak. Berikut resep dan prosesnya ya.
Ayam Bacem
Tertarik dengan masakan ayam lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Simple Orange Chicken
Sate Ayam Saus Selai Kacang
Gulai Ayam a la My Mom
Bahan:
- 1 liter air kelapa (bisa menggunakan air biasa)
Bumbu dihaluskan:
- 1 1/2 sendok makan ketumbar sangrai
- 3/4 sendok teh jinten
- 6 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
Bumbu lainnya:
- 70 gram gula aren, sisir
- 1 sendok makan gula pasir
- 1 sendok makan garam atau tergantung selera
- 2- 3 sendok makan air asam jawa yang kental
- 2 potong besar lengkuas, masing-masing sepanjang 3 cm, pipihkan
- 6 lembar daun salam yang masih segar
- 6 sendok makan kecap manis
Cara membuat:
Siapkan panci, masukkan air kelapa, bumbu halus, gula, garam, air asam jawa, lengkuas, daun salam, dan sisa kecap. Aduk rata. Rebus hingga mendidih. Masukkan ayam hingga terendam. Tutup panci dan rebus hingga kuah hampir habis, ayam matang dan bumbu terserap hingga ke dalam. Matikan kompor, tiriskan ayam.
Siapkan wajan, beri minyak agak banyak dan panaskan. Goreng ayam sebentar saja karena gula membuat ayam mudah gosong. Angkat dan tiriskan. Sajikan dengan nasi hangat dan sambal terasi goreng. Untuk sambal terasi goreng resepnya bisa dicek pada link disini.
Mba, bedanya dengan resep ayam bacem super mantap yang pakai sambal terasi dulu itu apa Mba?
BalasHapusheehe, sama, ini recook saja
HapusLah... Ternyata gampang ya. Saya sering pake bumbu bacem instant tp kurang meresap ke dalam, jadi daging bagian dalam nya masih putih. Harus segera di coba, nih. Anak2 suka ayam bacem... Kalo ga pake air kelapa, perlu tambahan gula ga, mba Endang?. Makasih...
BalasHapusHai Mba Emilia, gula tetap ya Mba, ciri khas ayam bacem memang manis, tapi kalau gak suka terlalu manis kurangi saja ya
HapusSeneng banget makan dg baceman nih aku , mbk . Pake nasi panas , sambel dadak & lalapan . Favorit sekali . Hihihi
BalasHapusTapi aku salfok nih gara2 cerita masker warumu , mbk . Lgsung ngakak sejadi2nya membayangkan , plus kasihan juga pd mbk Gathik . Kebayang gatal dan perihnya . Knp gak lgsung dikasih antihistamin spt ctm gitu , mbk ? Tapi aku juga br tahu kalau daun waru allergen lhoo ..
Wakakkaa, nggak mikir dikasih apa2 mba, kita juga kebingungan, terheran2 sendiri hehhehe
HapusMba Endang sy sdh coba resep ini kemarin, wah ini beneran top markotop & sambelnya enak banget mesti tanpa bawang.
BalasHapusLis
thanks Mba Lis, senang resepnya disuka ya.
HapusHihi..ikutan ngakak baca pengalaman teman mbak yg jadi bahan percobaan. Temen kuliah dulu juga pernah gitu, nyoba nyuci matanya pakai air rebusan daun sirih malah bengkak semua. Mau ketawa takut dianggap nggak sopan nggak ketawa geli liat matanya yang hampir tak bisa dibuka saking bengkaknya. Etapi sekarang harga bibit waru lumayan mahal lho setelah dilabel pakai nama hibiscus di depannya. Waktu liat pohonnya ternyata waru tho. Wkwkw..
BalasHapushalo Mba Indy, namanya mahasiswa kantong pas2an, maunya gratisan malah keluar biaya ke dokter wakkakak
HapusMbak Endang, ayam bacem ink bias do freezer ga? buat stock
BalasHapusbisa Mba, saya juga suka stock ayam bacem di freezer
HapusMbak endang,, klo mw masak bacem ayam campur tahu tempe gmn tips nya? Srgnya ayamnya krg meresap bumbunya.. Tahu tempenya yg pas..
BalasHapusTahu dan tempe diangkat dulu Mba, kemudian ayam lanjut masak lagi sampai meresap.
HapusKalo ga ada asem jawa bisa diganti air lemon atau mending diskip mba?belum nemu tamarind disini soalnya
BalasHapusskip saja gak papa Mba.
HapusIni untuk ayam berapa kilo ya mb ?
BalasHapus1 ekor ayam sekitar 1 kiloan
HapusSaat kuliah di jogja dulu sering makan ayam goreng mbok sabar. Apakah taste ayam goreng mbok kromo dan mbok sabar sama? resep ini bisa dipakai untuk baceman kepala kambing? tks
BalasHapusyep, mbok kromo dan mbok sabar tastenya mirip, bs untuk baceman aneka protein lainnya ya
HapusHallo Mbak Endang, salam kenal dari saya Imel. Saya suka sekali mencari resep disini karena penjelasannya sangat detail
BalasHapusMbak, berkali kali recook ayam bacem ini, masalahnya adalah, bumbu dan rasa tidak bisa meresap sampe ke tengah ayam (tawar)cuma kulit dan luarnya aja yg berasa manisnya
Saya sudah coba ungkep pake api kecil banget, tapi ga pake air kelapa, air biasa saja, tapi tetap saja gagal 😢
Sementara untuk rasa, puji Tuhan sudah mulai bener.
Mbak Endang, mohon masukkannya ya buar supaya bisa meresap sempurna
Hal ini juga terjadi kalau saya saya ayam goreng kuning, tengahnya tawar..hiks
Terima kasih ya Mbak. Tuhan memberkati
salam kenal Mbak Imel. caranya cuman rebus lama mbak, pakai air kelapa lebih enak, tambah air sampai meresap bumbunya. saya gak ada tips lainnya.
Hapus