Sepanjang perjalanan ke kantor saya pun sibuk browsing mencari cara bagaimana mengganti kran yang patah. Sebenarnya saya bisa saja menelpon Paklik yang tinggal di Depok, namun membayangkan beliau harus jauh-jauh meluncur ke rumah hanya karena kran air sepertinya terlalu merepotkan. Lagipula apa sih susahnya mengganti kran air? Pekerjaan pertukangan bukan hanya milik kaum pria, selama ada banyak petunjuknya di internet maka kaum wanita pun bisa melakukannya juga. Pikir saya begitu pe-de.
Akhirnya saya menemukan beberapa artikel yang sesuai dengan kebutuhan, peralatan yang diperlukan juga sederhana yaitu sebuah gergaji besi kecil untuk mematahkan sisa pipa kran, sebuah obeng pipih untuk mencongkel, kran air baru, dan seal tape untuk mencegah air merembes. Semua alat-alat tersebut saya temukan di toko DIY di Mall Ambassador. Supermarket perlengkapan rumah dan segala pernak-perniknya ini lumayan lengkap, aneka macam barang untuk keperluan rumah sehari-hari ada. Harga yang diberikan juga lebih murah dibandingkan toko bangunan di dekat rumah.
Untungnya hari itu perjalanan pulang ke rumah tidak semacet biasanya, saya tiba di dapur pada pukul setengah tujuh dan setelah menggendutkan perut dengan sekotak susu coklat untuk berbuka puasa, langsung terjun menyisingkan lengan baju mengganti kran. Hal pertama yang saya lakukan adalah menggergaji sisa besi yang berada dalam drat pipa di tembok, artikel mengatakan, "Lakukan dengan hati-hati jangan sampai merusak drat pipa." Awalnya saya lakukan dengan hati-hati, hingga akhirnya besi tak kunjung terpotong dan saya mulai menggergajinya dengan tenaga kuda. "Potong besi di dua bagian, dan congkel dengan obeng pipih," adalah instruksi berikutnya. Tapi potongan besi yang melekat erat didalam drat pipa susah dilepas walau telah dicongkel sekuat tenaga, akhirnya saya mengambil ulekan batu (martil tak ditemukan!) dan mulai memukul obeng keras-keras. Usaha ini akhirnya berhasil, besi pecah menjadi beberapa keping dan sisa bagiannya mudah dicongkel.
"Ci, saya mau kran air yang persis sama seperti ini," kata saya dengan nafas ngos-ngosan sambil mengacungkan kran bekas tersebut. Untungnya toko bangunan ini masih buka walau jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Si Cici cantik pemilik toko hanya melirik saya sekejap dan memberikan instruksi ke anak buahnya, kemudian lanjut lagi menghitung tumpukan kwitansi didepan hidungnya. Tak memakan waktu lama, sebuah kran yang sama persis dengan versi lamanya saya tenteng pulang, harganya lebih mahal dibandingkan kran di toko DIY. Bagian-bagian kran bisa dibuka dengan mudah, jadi kali ini pasti sukses.
Tetap tidak sukses! Akibat menggergaji dan memukul besi sisa pipa kran dengan sekuat tenaga, drat pipa ditembok sebagian somplak dan tergergaji. Kran baru tidak bisa erat terpasang dan air mengucur deras. Saya harus bolak-balik lari ke lantai atas nan gelap untuk mematikan dan menghidupkan aliran air dari toren. Nafas mulai ngos-ngosan, pakaian basah kuyup tersiram air dan keringat yang berleleran, perut mengerang lapar karena hanya terisi susu sekotak, akhirnya saya gave up. Kran saya lemparkan ke kitchen sink dan mulai membuka kulkas mencari apapun yang bisa dimakan. Duduk didepan laptop menonton video di You Tube sambil menggasak nastar setoples, saya menyusun rencana hendak migrasi ke rumah adik di Mampang. Jika malam ini kran tidak bisa dibetulkan maka tidak ada air setetespun di rumah Pete. Bagimana jika perlu ke toilet atau mandi?
Segambreng makanan dan beberapa video You Tube manjur juga menghilangkan stress, setelah perut kenyang semangat pun muncul. Kembali menuju ke kitchen sink dan kran air, kali ini saya memasangnya dengan perlahan dan hati-hati. Entah sedang hoki atau memang kali ini saya melakukannya dengan benar, kran terpasang dengan kencang dan pas. Saya berlari pontang-panting ke lantai atas menghidupkan aliran air dari toren. Kali ini tidak ada semburan air kencang yang terjadi, walau masih ada aliran air kecil menetes dari bagian bawah kran, saya tahu area itu adalah drat pipa yang rusak karena kecerobohan saya. Well, walau hasil perbaikan ini tidak sempurna, setidaknya air mengalir kembali dan saya tidak perlu mengungsi. Dan seandainya hal seperti ini terjadi kembali, saya yakin next time hasilnya pasti akan lebih sukses.
Well saya akhiri cerita 'do it yourself' diatas dan kembali ke resep kue kastangel kali ini. Selain nastar maka kue keju ini juga menjadi favorit untuk mengisi stoples kala Lebaran. Dulu, sebelum bisa membuatnya sendiri, saya tidak terlalu menyukai kastangel. Rasanya yang asin, keju yang tidak terlalu jelas dan 'after taste' lemak yang menempel di lidah dan langit-langit mulut membuat kastangel masuk dalam kue yang tidak akan saya coba saat Lebaran, hingga tentu saja setelah menemukan formula resep yang sedap. Setelah dibuat sendiri dengan bahan-bahan premium, mulai dari keju yang berkualitas bagus dan mentega yang mantap, maka kastangel menjadi kue keju yang terasa kaya akan keju dan susu. Untuk kastangel saya berusaha menggunakan jenis keju cheddar tua yang keras seperti Edam atau Gouda, keju jenis terakhir tidak sekeras Edam, namun memiliki aroma keju yang kuat dengan rasa susu yang sedap. Sedangkan menteganya, saya menggunakan merk Wjsman dan dimix dengan margarin.
Membuat kastangel tidaklah susah, basic resepnya mirip nastar. Saya menggunakan resep kastangel yang dulu pernah dishare di blog, bisa diklik pada link disini. Bagian yang paling ribet mungkin ketika mencetaknya dengan cookie cutter. Adonan menempel di alat cetakan sehingga susah dikeluarkan. Cara mudah lainnya adalah dengan memotongnya menggunakan pisau. Berikut resep dan prosesnya.
Tertarik dengan resep kue kering lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Nastar Keju
Kue Putri Salju
Sagu Keju
Siapkan mangkuk, masukkan mentega, margarin dan vanilla extract, kocok dengan mikser speed sedang sebentar saja hanya agar lembut dan adonan tercampur baik. Masukkan kuning telur satu persatu. Kocok hingga tercampur baik.
Potong adonan dengan cetakan nastar atau cookie cutter khusus kastangel, atau potong-potong adonan dengan pisau. Tata kue di loyang, boleh sedikit berdekatan karena kue tidak akan melebar selama dipanggang. Olesi permukaannya dengan keju parut.
Hallo mba... makasih loh resepnya klo adonan terlalu renyah itu karena apa ya? kan klo kastengel itu enaknya yg dimakan gempur dimulut?
BalasHapusmentega dikocok terlalu lama atau kue dipanggang lama
HapusWow.. Ceritanya keren Mbak.. wkwkwk.. btw, kl aq mau kurangi porsi kejunya jd 175 gr, bahan lainnya ada yg dtambah atau dkurangi kah mbk? Trims.
BalasHapusbahan lain sama saja Mba, kalau adonan terlau lembek tambah tepung saja sampai terasa tidak lengket
HapusHallo Mbak Endang,
BalasHapusSelamat Idul Fitri ya. Mbak mau tanya ini hasilnya kastengelnya ada rasa kriuknya nggak di adonannya? Thank you - June
Assalamu'alaikum Wr Wb...
BalasHapusMbk, selamat idul fitri y. Trm ksih bxk lho mbk, resep"x bermanfaat sx bwt sy. Resep"x mbk udh tak cobain slm ini n sll berhasil. smw yg rasain kuex sll tax resepx drmn he3x. Pkkx trm ksih bxk y mbk bwt resep"x.
walaikumsalam Mba, selamat idul fitri juga dan mohon maaf lahir dan batin ya. thanks sharingnya, senang resepnya disuka.
HapusDear mba Endang
BalasHapusMakasih resepnya....Pengen praktek, tapi masih ada yg kurang jelas, yaitu : kalau dipanggang 20 menit apa dalamnya udah kering, ya. Khawatirnya kalau dalamnya masih belum kering sempurna, ntar jadi gampang basi. Pengalaman bikin kue kering jenis lain-lainnya, kalau manggang saya secepat itu biasanya dalam masih agak basah.
Yuli
hai Mba Yuli, waktu memanggang tergantung jenis oven masing2 Mba, karena beda oven bisa beda waktunya, jadi disesuaikan saja dengan kondisi dan suhu ovennya.
HapusMb maaf mau tnya kalau mentega sma margarine bedany apah mba?
BalasHapusbeda ya, coba baca di artikel dibawah ini:
Hapushttp://www.justtryandtaste.com/2015/04/cream-cheese-pound-cake-info-seputar.html
Keren, euy jiwa pantang menyerahnya
BalasHapus:p. Etapi, perempuan emg hebat, mbak kl udah terpaksa apa2 bs kehandle, pglmn pribadi...wkwkwkwk...Balik ke resep, apa beda saat pemanggangan dgn dialas baking paper dan hanya dioles margarin aja, mbak ? Selain mengurangi resiko lengket. Thanks - Na
Halo Mba Na, perempuan umumnya multi tasking hehehhe.
HapusSaya prefer kertas baking karena anti lengket, tapi hasilnya sih sama saja mba, kecuali kalau loyangnya setelah dioles margarin masih ditabur tepung, nah taburan tepung ini mudah membuat dasar kue gosong
Enak bgt mba...sudah cobain... Terima kasih resepnya
BalasHapussama2 Mba Ellys, senang resepnya disuka.
HapusAssalamu'alaikum mba..
BalasHapusSejak pertama baca blog nya mba Endang sy jadi pede dan ada kemauan bikin kuker, cake ampe segala masakan..
Terimakasih yaa mba Endang udh jdi guru dapur onlineku 3taun lbh ini ..
Semoga segala kebaikan dan ilmu yg mba share jd pemberat timbangan di akhirat nanti 💕
amiiin, thanks ya sdh menyukai resep2 JTT, senang sekali resep2nya sukses dicoba. sehat selalu!
HapusThanks mba..dikit lg coba. Nanti diupload kalo dah selesai di eksekusi
BalasHapussip, moga sukses yaa
HapusHallo mbak endang...
BalasHapusKalo mau ada rasa sedikit masin dikasih gula brapa sendok ya mbak.. baik nya gula halus apa gula biasa? Terus masukkan gula nya pas tahapan mana ya?
gula bubuk saja, masuk barengan kocokan mentega, 2-3 sdm cukup
Hapusmb enrang mau nanya klu dijual cost terbesar ya himn klu efam ny hanya 1 ons sisa ny keju chedar biasa...dgn total keselurah 300 gr dan ini hasilny brp gram kastengel ny...tks ya
BalasHapuswak saya gak tahu Mbak ehehehhe
HapusKak untuk pemanggangan sy dg 30menit lebih dalamnya masi belom matang itu kenapa ya
BalasHapusbeda oven bs beda waktu, jadi adjust dengan pven masing2 waktunya, di oven saya 30 menit, oven merk lain belum tentu, kalau blm matang ya tambah waktunya saja
HapusSiang mbaa.. Mau tanya..resep casstengle di atas ada tambahan 1 telur utuh ya mb?.. Putihan + kuningan? Itu fungsinya supaya apa ya mbaa..Karena di resep sebelumnya hanya kuningan saja 4 butir..
BalasHapus