Saya pun kemudian pergi ke Jakarta, kota yang penuh dengan seribu mimpi, harapan, dan sepertinya menjadi tujuan ribuan orang yang mencari pekerjaan seperti saya saat itu. Uang saku yang diberikan Bapak sangat pas-pasan, dan tanpa sepengetahuan beliau, Ibu saya menjual beberapa perhiasaan tak seberapa yang dimilikinya. "Nduk, ini buat bekal di Jakarta ya. Jangan boros, uangnya diawet-awet sampai dapat kerjaan," wajahnya tampak sedih dan mata saya berkaca-kaca kala mengucapkan terima kasih.
Untuk sementara saya menumpang di rumah Bulik di Depok, dan tidak terlalu lama saya mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan asuransi milik Belanda. Pekerjaan saya saat itu adalah admin di salah satu kantor cabang perusahaan tersebut, letaknya ternyata hanya beberapa ratus meter dari rumah Pete yang kini saya tempati. Terkadang perjalanan hidup begitu aneh bukan? Dulu, ketika masih bekerja di kantor cabang tersebut, setiap hari saya berjalan di jalan utama didekat rumah Pete untuk membeli makan siang. Kini sekian belas tahun kemudian saya berjalan lagi dijalan yang sama karena bertempat tinggal didaerah tersebut.
Perusahaan asuransi milik Belanda itu memiliki banyak kantor cabang. Pekerjaan utama para admin adalah melakukan proses administrasi ketika para sales di kantor cabang melakukan penjualan, mulai dari mengecek formulir pembukaan rekening, filing dokumen, surat menyurat, memastikan pembayaran premi, mengirimkan dokumen ke kantor pusat hingga menjalankan kas kecil, memastikan ketersediaan stationery kantor dan kebersihan kantor cabang. Sebenarnya sama seperti menjalankan sebuah rumah tangga hanya ini skala kantor dan penghuninya adalah sales asuransi yang banyak jumlahnya. Saya tidak mengatakan pekerjaan ini menyenangkan, karena berhubungan dengan banyak orang yang datang silih berganti (turn over salesnya sangat tinggi) dengan beragam karakter. Tapi pekerjaan ini mengajarkan banyak hal yang saya syukuri hingga saat ini.
Gaji para admin cabang sangat kecil, mungkin kalau dilakukan leveling dari semua karyawan di perusahaan tersebut maka gaji kami sedikit diatas office boy. Karena saya menumpang di rumah Bulik di Depok maka kewajiban membayar sewa rumah otomatis tidak menjadi beban, sehingga uang gaji tersebut cukup untuk membiayai transport dan makan siang di kantor. Sebulan sekali, saya dan beberapa admin yang memiliki hubungan cukup dekat akan bertemu di Pasaraya Blok M, disana ada sebuah restoran bernama Bakmi Pinangsia. Bagi saya yang waktu itu jarang sekali makan di mall maka bersantap di Bakmi Pinangsia terus terang cukup memberatkan kantong, walau diakui rasa sapo tofu seafood-nya sangat sedap. Seporsi sapo dalam hot plate (ukuran cukup besar) kala itu dibandrol dengan harga dua puluh ribu. Jadi walau terasa mahal namun sulit saya tolak.
Sapo tofu di Bakmi Pinangsia memiliki kuah kental, berwarna kecoklatan yang kaya akan rasa. Potongan udang dan cumi-cumi yang cukup banyak, tofu tebal yang digoreng kecoklatan dan jamur merang. Perut akan mendesah puas ketika semua sapo dalam hotplate tersebut masuk ke dalamnya. Rasa sapo tofu akan lebih nikmat lagi jika ditambahkan sambal khas Bakmi Pinangsia yang terbuat dari cabai giling dengan tekstur kental dan rasa sedikit manis. Saya biasanya sebelum menyantap sapo akan memasukkan banyak sambal, sedikit saus sambal dan kecap asin. Rasanya menjadi lebih maknyus. Sayang, seiring perkembangan Pasaraya Mall, resto Bakmi Pinangsia kemudian menutup bisnisnya disana. Saya sendiri tidak tahu ada dimana resto tersebut kini berada, mungkin di mall lainnya.
Nah terinspirasi dari menu sapo tofu di Bakmi Pinangsia, saya mencoba membuatnya dirumah. Resepnya hasil menebak-nebak sendiri, dan mungkin rasanya tidak sedahsyat versi restonya tapi not bad lah untuk menutupi rasa kangen kala ingin menyantap sapo tofu. Untuk resep kali ini saya tidak menggunakan protein hewani, hanya eggs tofu, jamur dan sayuran. Nah bagi anda yang selama ini kesulitan menggoreng eggs tofu yang so fragile, maka berikut ini tips dari saya.
Potong kantung pembungkus tofu dibangian tengahnya dengan pisau tajam, plastik pembungkus ini cukup tebal dan liat jadi pisau tajam adalah keharusan agar tofu tidak hancur. Tarik ujung plastik sambil tofu diangkat dengan bagian potongan menghadap ke bawah, biarkan tofu meluncur sendiri keluar plastik. Potong-potong tofu ukuran yang tebal. Beberapa pembaca memberikan tips yaitu melumuri permukaan tofu dengan tepung maizena agar lebih keras kulitnya, saya sendiri tidak pernah melakukan itu. Jadi tofu yang telah dipotong langsung masuk ke wajan anti lengket yang telah diberi minyak, wajan anti lengket suatu keharusan. Saya tidak menggunakan banyak minyak, secukupnya saja dan tidak perlu hingga tofu tenggelam. Goreng hingga satu sisi benar-benar kering, kecoklatan dan mengeras baru balikkan dengan hati-hati untuk menggoreng sisi lainnya. So far selama saya memasak tofu, cara ini tidak pernah menghasilkan tahu yang hancur.
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Sapo Tahu dan Jamur
Capcay Sayur dan Ayam
Sup Ayam, Jagung Manis, Asparagus dan Jamur Kancing
Sup Krim Sayuran Instan
Bahan:
wah aku malah penasaran sama kelanjutan ceritanya mba endang.
BalasHapusperjalanan meniti karirnya.. pengen tau ahaha
oiy, u/penggunaan minyak wijen, kalau di skip apa rasanya akan sedikit berkurang? atau boleh di tambah wijen bubuk?
skip saja gpp Mba, tidak akan mengurangi rasanya kok.
Hapusperjalanan karir penuh perjuangan diawal wakakkaka
iya justru ceritanya mba endang tuh malah bisa jadi inspirasi wkwk.. menarik, seru buat dibaca plus jadi nambah wawasan
HapusBahagia menemukan blog ini, saya bukan tukang masak dan tukang makan. Tapi kadang kangen makanan enak-enak lalu dan surfing2. Danke Mbak Endang. Salam dari Austria :-)
BalasHapusHalo Mba Yanti, thanks yaa, senang resep2 JTT disuka.
HapusWaah ternyata long story ya karir mba Endang. Jadi penasaran kelanjutannya. Ini niy yg aku suka sama blog mba Endang, selalau ada cerita di setiap resepnya. Btw aku sudah eksekusi resepnya. Cuma gak pakai jamur (gak punya) saya ganti bakso ikan/sapi dan kelupaan gak dipakein daun bawang hehehe. Enak banget ya mba. Sedap deh. Terima kasih ya mba resep2nya. Selalu jadi andalan kalau bingung mau masak apa
BalasHapusThanks ya Mba sudah menyukai JTT, senang resep dan ceritanya disuka. Sukses yaa
Hapusenakkk mba uda aku coba. thanx buat resepnya mba endang. luv you...
BalasHapussama2 Mba, thanks yaa
Hapusmba, pake frying pan merk apa sih? hehe penasaran
BalasHapusdigambar saya pakai lock n lock hard anodizing
HapusMbak cara goreng tofu biar bagus gimana ya? Sy kalau goreng selalu mengecil ukurannya :(
BalasHapuskatanya sih lumuri dulu dengan tepung maizena kering, baru ceburkan ke minyak mba.
HapusSaya penggemar jtt sejak zaman sma dan sekarang saya sudah bekerja. Selama ini saya silent reader namun saya sudah beberapa kali mengeksekusi resep mba endang dan alhamdulillah berhasil semua. Terimakasih mba endang untuk sharing dan resepnya, love u mba..
BalasHapusUmi