Dulu, lebih dari sepuluh tahun yang lalu, saya pernah makan malam di sebuah resto India terkenal di kawasan Sudirman. Kala itu kantor saya mengadakan acara makan-makan dan si Boss memilih hidangan India. Walau sebagian besar saya lupa dengan jenis masakan yang disantap kala itu, namun satu hal yang masih diingat adalah hidangan India asli sangat kuat akan rempah-rempah seperti kapulaga, jintan, dan adas. Walau saya penggemar rempah-rempah, namun terlalu banyak justru akan membuat rasanya menjadi lebay dan aneh.
Di resto, Ibu saya memesan nasi Biryani dengan kambing. Tedy memilih butter chicken yang merupakan salah satu hidangan populer kuliner India. Saya sendiri memesan kari kambing tanpa nasi, sementara hidangan lainnya yang kami pesan adalah paratha dan ice cream. Harga hidangan sangat terjangkau untuk restoran khas India, berkisar di 30 ribu hingga 40 ribu rupiah. Satu hal yang saya suka ketika jalan-jalan ke Bogor adalah banyaknya restoran sedap dengan harga makanan yang terjangkau. Jalan Pandu Raya termasuk lokasi kuliner yang sering menjadi sasaran kami karena banyaknya restoran unik bertebaran di sepanjang jalannya.
Nasi biryani kambing datang dalam waktu tidak terlalu lama, tumpukan nasi dari beras basmati berempah plus daging kambing yang cukup banyak potongannya membuat saya surprised mengingat harganya yang murah. Walau sedang diet keto dan menghindar nasi, akhirnya satu sendok masuk ke mulut didorong oleh rasa penasaran akan rasanya. Jika anda menyukai hidangan India atau hidangan dengan rempah yang kuat maka nasi Biryani disini saya rekomendasikan. Rasanya lezat dan daging kambingnya super empuk. Karena porsinya lumayan besar, Ibu saya lantas berbagi porsi dengan adik ipar saya, Diar. Sebagian potongan daging kambing bahkan dioper ke piring saya dan Tedy yang menerimanya dengan suka cita.
Penjual rujak buah di Bogor |
Sepulang dari resto kami melewati deretan penjual rujak buah yang banyak mangkal di Jalan Pandu Raya. Pedagang rujak buah disini memiliki keunikan karena menggunakan buah-buah 'jadul' seperti buni, lobi-lobi dan gowok yang kini telah menjadi buah langka dan susah ditemukan dimana-mana. Dulu ketika saya masih tinggal di Paron, Ngawi, setiap kali musim gowok maka dimana-mana buah ini mudah sekali ditemukan dijual pedagang kacang rebus ditepian jalan bersama buah duwet. Ketika melihatnya lagi dipedagang rujak di Bogor, saya langsung meminta Tedy menghentikan mobil. Tidak tanggung-tanggung, tiga bungkus rujak buah dan sebungkus besar gowok dan lobi-lobi saya bawa pulang ke Jakarta. Lobi-lobi dan buni memiliki rasa super asam, namun ketika diolah dan ditumbuk kasar didalam sambal rujak, cita rasa asamnya membuat rujak menjadi lebih segar. Sayang buah-buah asam ini tidak pernah saya temukan di Jakarta.
Oke, kembali ke resep kali ini. Sambal terasi ini resepnya saya peroleh dari Mba Fatma di Instagram. Beliau bahkan berbaik hati mengirimkan ikan sepat kering berbentuk kipas khas Banjar ini ke Jakarta, sehingga saya bisa menikmati si ikan sepat goreng dengan sambal mangga seperti yang dihadirkan Mba Fatma di IG beliau @fatmadeden. Membuat sambal mangga super mudah, basic-nya hanyalah sambal terasi biasa yang dicampur dengan irisan mangga mengkal. Rasanya super maknyus, apalagi untuk menemani ikan asin goreng.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Sambal Mangga
Sambal Lethok (Sambal Tumpang) a la Paron
Sambal Terasi
Sambal Pecel Ngawi a la My Mom
Mba Endang maaf,tapi jujur saya lebih tertarik kuliner makanan India-nya daripada resepnya :DDD hehehe..pengin liat tampilan makanannya kayak apa :P..Mba Endang bikin liputan kulineran lagi donk,biar ada intermezzo diantara postingan resep2..Terima kasih
BalasHapushehehe, kemarin saya foto pakai hape tapi fotonya gak ok, jadi saya gak upload.
HapusSetujuuu
HapusBaca ulasan Mbak Endang ttg Indian Royal Cafe jadi pengen nyobain ke sana. Pdhl rumah sy di perumahan blkg cafe tsb, sdh puluhan kali sy lewat situ kalo mau naik angkot di Jl Pandu Raya ga ada keinginan bwt kulineran di situ, stlh baca ulasan Mbak Endang jd pengen mampir dh...�� (Liza)
BalasHapuswah kalau dekat cobain dah Mba Liza kesana, sekali2 merasakan masakan india otentik. ratingnya di internet juga oke mba. Parathanya must try
HapusBaca ini pada jam makan siang bikin ngiler, euy. Nanti saya kasih tahu suami ah. Soalnya dia yang doyan bikin sambel di rumah. Hihi.
BalasHapusjangan lupa siapkan ikan atau tempe goreng, hadooh bisa kalap
Hapushalo mbak endang, salam kenal, saya yang tinggal di bogor juga belum pernah ke royal cafe, kalau ke daerah pandu saya biasanya nge bakso di bakso PMI atau ke ranin, ranin punya koleksi biji kopi yang di tanam di sekitaran bogor. untuk masakan india favorit saya nasi briyani dan chicken masala, saya kurang suka kambing. Btw boleh dong sharing lebih banyak tentang diet karbo dan healthy menu nya. thanks ya
BalasHapusHalo Mba Salam kenal ya. Wah saya akan ajak adik saya ngebakso di PMI dan ranin hehhehe, penasaran.
Hapusdiet keto ala saya sudah sering saya share di posting2 sebelumnya mba
Wah telat banget nih saya baru tau justtryandtaste
BalasHapusjadi pengen langsung nyobain resepnya
Salam kenal ya, terima kasih sudah berbagi :)
salam kenal Mba, thanks sudah berkunjung ke JTT.
Hapuswah mbak, deket rumahku itu.. udah sering kali lewat, malah nyangkutnya di sebrangnya.. Kings Seafood.. mau nyoba tapi ragu2, enak opo ga... Thanks review-nya Mbak En, jadi mau cobain...
BalasHapusbtw, ternyata beberapa pembaca Mbak En orang Bogor juga ya, dari few comments di atas.. :) :)
enak sebenarnya, hanya lidah saya kurang cocok sama menu masakan India yang otentik hahahha
HapusMaafbak selama ini jadi pembaca diam2x, danbanyak resep yg sudah saya coba dan banyak yg berhasil, mantap pokoke!! Terimakasih ya mbak twswp2xnya, danikin copy resepnya yobak
BalasHapussip, sama2, thanks yaa
Hapus