Perjuangan saya melawan tikus akhirnya berakhir sudah (semoga!). Setelah berminggu-minggu menguras energi, pikiran dan waktu, weekend lalu semua itu usai. Seperti yang pernah saya ceritakan di postingan pada link disini, seekor tikus super besar bersarang tepat ditengah halaman. Betapa bencinya saya ketika sedang asyik menikmati semilir angin senja di teras, sambil menatap jajaran koleksi tanaman, si tikus bersliweran di depan mata. Hal yang paling menjengkelkan lagi adalah binatang pengerat ini doyan dengan aneka tanaman sayuran seperti cabai, paprika bahkan bibit pepaya yang baru saja tumbuh. Setelah aksi menutup lubang dengan batu, paving dan benda-benda lainnya tidak memberikan hasil maksimal, justru membuat binatang ini semakin agresif dan membuat lubang dari sisi lainnya, akhirnya saya membeli segulung kawat ayam di online shop. Rencana saya adalah menutup sedikit celah selebar 5 cm diantara gerbang dengan lantai paving. Saya perhatikan dari celah inilah tikus atau kucing masuk dan keluar dengan bebas.
Dua minggu yang lalu di hari Jumat, kawat gulung tiba dengan sukses di kantor. Walau terlihat besar, namun sebenarnya sangat ringan, jadi saya menentengnya pulang menggunakan MRT. Seharian di weekend yang tadinya akan digunakan untuk memasang kawat, malah berakhir dengan berleha-leha di kasur menikmati cuaca adem sambil menonton You Tube. Saya baru keluar ke halaman dan mengecek aneka tanaman di Minggu sore ketika jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Saat sedang menyemprot anggrek dengan pupuk, si tikus keluar dari lubangnya dan berlari ke sudut halaman, membuat saya berteriak-teriak sendiri di depan rumah dan kabur ke teras menyelamatkan diri. Saya yakin si tikus pun sama takut dan shocknya dengan saya. Duduk diam mematung selama tiga puluh menit, kesabaran saya berbuah manis, tikus itu kembali muncul dan berlari ke gerbang, menghilang dari lubang di bawah pagar. Saya langsung berdiri dan beraksi dengan secepat kilat membongkar kawat ayam. Kawat ini ringan, lentur, kuat tetapi tajam, beberapa kali jemari saya tergores ketika mengguntingnya menjadi lembaran-lembaran yang cukup untuk menutup celah terbuka di bawah pagar.
Dua minggu yang lalu di hari Jumat, kawat gulung tiba dengan sukses di kantor. Walau terlihat besar, namun sebenarnya sangat ringan, jadi saya menentengnya pulang menggunakan MRT. Seharian di weekend yang tadinya akan digunakan untuk memasang kawat, malah berakhir dengan berleha-leha di kasur menikmati cuaca adem sambil menonton You Tube. Saya baru keluar ke halaman dan mengecek aneka tanaman di Minggu sore ketika jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Saat sedang menyemprot anggrek dengan pupuk, si tikus keluar dari lubangnya dan berlari ke sudut halaman, membuat saya berteriak-teriak sendiri di depan rumah dan kabur ke teras menyelamatkan diri. Saya yakin si tikus pun sama takut dan shocknya dengan saya. Duduk diam mematung selama tiga puluh menit, kesabaran saya berbuah manis, tikus itu kembali muncul dan berlari ke gerbang, menghilang dari lubang di bawah pagar. Saya langsung berdiri dan beraksi dengan secepat kilat membongkar kawat ayam. Kawat ini ringan, lentur, kuat tetapi tajam, beberapa kali jemari saya tergores ketika mengguntingnya menjadi lembaran-lembaran yang cukup untuk menutup celah terbuka di bawah pagar.