Melanjutkan kisah sewa menyewa apartemen. Perjuangan menyewakan 1 unit apartemen yang pernah saya share beberapa waktu yang lalu di blog, ceritanya bisa diklik pada link disini, berakhir baik tapi bukan berarti tanpa pengorbanan. Artinya si penyewa akhirnya menempati unit tersebut, setelah mengajukan permintaan penambahan wall paper, perbaikan keran kamar mandi, penambahan kaca di kamar mandi, hingga 2 buah sprei di kamar anak. Saat itu saya berpikir semua persoalan telah usai dan melenggang santai berlibur ke Batam bersama Ibu kala libur panjang Natal bulan lalu. Perkiraan saya tersebut salah total. Ketika sedang asyik menikmati liburan, saya menerima beberapa kali WA berisi komplain. Mulai dari tabung gas Elpiji yang disediakan tidak disukai penyewa dan meminta penggantian merk Blue Gas hingga penggantian AC ruang tamu. Sialnya, semua permintaan ini bertubi-tubi berdatangan setelah kontrak sewa ditanda-tangani dan uang sewa ditransfer. Seandainya semua itu belum terjadi, mungkin lebih baik saya batalkan saja semua urusan sewa menyewa ini daripada harus keluar lebih banyak dana tambahan demi apartemen ini.
Italian seasonings |
Jika dihitung-hitung, pengeluaran saya agar apartemen tersebut bisa tersewa menjadi lumayan banyak. Mulai dari proses full furnished, penambahan TV, kulkas, hingga klimaksnya adalah penggantian AC. Dulu ketika melengkapi apartemen tersebut dengan 2 buah AC split, saya bermaksud mengurangi costnya dengan menggunakan AC lama di rumah Pete yang menganggur. Lupa jika AC di rumah berukuran 1 pk dengan watt masing-masing 800, artinya jika kedua AC dihidupkan maka kapasitas listrik apartemen yang hanya 1500 watt tidak akan cukup. Ketika dipasang di apartemen, AC di kamar utama mendadak rusak, sehingga akhirnya saya pun membeli AC baru ukuran 1/2 pk dari salah satu kios yang membuka toko di seputar apartemen. Pengeluaran saya menjadi lebih besar karena harus membongkar AC lama dan memasang AC baru. Bongkar dan pasang AC juga membuat mesin pendingin ruangan tersebut justru menjadi rusak. Karena berasumsi unit tersebut tidak akan saya sewakan, melainkan akan dipergunakan sendiri, saya tidak berpikir hendak mengganti AC ruang tamu yang berukuran 1 pk tersebut. Pikir saya, ketika nantinya digunakan maka kedua AC tidak akan dihidupkan bersamaan, untuk menghindar sekring listrik meloncat.
Saya baru teringat dengan kapasitas AC berukuran 1 pk tersebut ketika komplain si penyewa diteruskan oleh broker melalui WA. "AC ruang tamu watt-nya 800 lho Mbak! Bisa tekor saya bayar listrik bulanan. Kedua AC juga tidak bisa dinyalakan bersamaan," itu adalah beberapa isi pesannya. Saya langsung meminta Mba Fitry, asisten broker yang super baik, segera mencari tukang AC yang biasa mengerjakan pemasangan di area apartemen tersebut. Sebuah nama dan nomor telepon diberikan, sayangnya proses pasang baru bisa dilakukan minggu depan. Terlalu lama, dan menghindar kemungkinan si penyewa akan lebih berteriak kencang, esok harinya saya mendapatkan nomor tukang AC lainnya. Saat dalam perjalanan kembali ke Jakarta bersama sebuah koper dan aneka tentengan kardus berisi oleh-oleh, sebelum check in di bandara Hang Nedim, saya berlari dulu ke ATM membayar biayanya karena, "Tukang AC-nya sudah di toko ya Mba," pesan Mbak Fitry.
Ketika pesawat landing di Terminal 3 Ultimate, dan hand-phone dinyalakan, sebuah pesan kembali masuk. "Mbak Endang, AC-nya sudah terpasang ya, tapi AC lamanya bisa diambil langsung hari ini nggak? Soalnya kita nggak punya tempat di apartemen untuk penyimpanannya." Saya yang tadinya berencana dari bandara hendak langsung ke kantor, seketika membatalkannya dan mengambil cuti 1 hari. Setelah koper diletakkan di rumah, di pukul tiga saya lantas pergi mencari Blue Bird van dan meluncur ke Jakarta Timur. Untungnya jalanan sangat lancar dan dalam waktu dua puluh menit telah tiba di apartemen. AC bekas dan tabung gas Elpiji yang tidak terpakai lantas dimasukkan ke mobil dan dengan perut lapar berat karena seharian itu hanya diisi paket makan siang mini di pesawat, saya meluncur kembali ke rumah.
Tiba di rumah pukul lima sore. AC, blower dan tabung gas saya geletakkan begitu saja di teras, tak ada tenaga lagi untuk memasukkannya kedalam rumah. Saya langsung menuju ke All Fresh, mengisi kulkas dengan buah segar dan sayuran. Berencana hendak meracik semangkuk salad yang sehat, namun berakhir dengan sepiring besar tongseng dan sate kambing. Perut lapar, kondisi stress, dan kejadian super hectic hari itu sepertinya lebih pas jika ditutup dengan makanan panas, pedas dan super mengenyangkan bukan? Gubrak! Saya berharap setelah hari itu tidak ada lagi request apartemen lainnya yang melibatkan pengeluaran uang, karena sungguh, sepertinya semua ini sudah terlalu. π
Wokeh, kembali ke resep kali ini. Jika tidak teringat betapa beratnya sepiring pasta, ingin rasanya saya bisa menyantapnya setiap hari. Yang menjadi masalah, saya susah mengerem porsi pasta jika sesendok saja sudah masuk ke dalam mulut. Ujung-ujungnya sebaskom pasta bisa saya sikat sendiri terutama jika sausnya sesuai selera. Sebenarnya saya paling suka versi aglio e olio plain atau dengan tambahan udang. Menurut saya, saus bawang putih dan minyak zaitun adalah kolaborasi sempurna untuk disantap bersama pasta. Tapi saus daging bernama bolognese, karena berasal dari kota Bologna, Italia, ini juga sedap sebagai selingan. Saus ini mantap untuk menemani aneka jenis pasta, topping pizza, isi roti, atau calzone.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Spaghetti Bolognese
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 5 porsi
Tertarik dengan resep saus pasta lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Pasta dengan Pesto Brokoli
One Pot Spaghetti Tomatoes
Spaghetti alla Carbonara
Bahan:
- 1/2 sendok makan Italian seasonings
Tata spagheti di piring saji, tuangkan saus bolognese diatasnya. Taburi dengan keju Parmesan dan daun peterseli cincang. Sajikan. Yummy!
Source:
the dish looks so delish !! i love bolognese =)
BalasHapusthanks yaaa
HapusWaw. Cerita apartemennya sungguh greget mbak. Mgkn setelah ini bisa dipertimbangkan kembali opsi dijual. Keep strong mbk endang πͺ
BalasHapusyep, saya sudah kebelet mau jual saja, hadoooh
HapusMbak, saya juga kontrakin rumah, dapet komplain ini itu rasanya emang pengen langsung dibatalin aja. Semangat mbak.
BalasHapuswakakkak, bener banget Mba Sarah, bikin tekanan darah naik huaaa
HapusSemoga ke depan, urusan sewa menyewa apartemen lancar ya mbak, selancar mbak Endang posting resep... ��
BalasHapushampir 1 bulan, dan belum ada komplain, semoga sampai bulan ke enam adem ayem hiks
HapusMbak endang,puree tomatnya apakah bisa diganti dengan saus tomat biasa?
BalasHapusTerima kasih resep-resepnya mbak
bisa Mba, gak papa kok. thanks yaa
HapusSebaiknya semua tertulis di kontrak mbak, termasuk barang2 yang ada, jadi dia ngga bisa complain kalau tidak sesuai dengan yang tertulis dengan isi kontrak. Ikut gemes bacanya....
BalasHapusyep semua tertulis dikontrak, setelah request wakakkak, ini pengalaman pertama, next akan lebih baik
HapusMakanya mbak saya rumah mending dikosongin aja , mau saya jual belum dapat restu dari orang tua huhu
BalasHapusmemang kalau kosong itu pikiran lebih plong, cuman apartemen itu makan duit tiap bulan buat maintenencenya, jadi kalau kosong terus tekor juga lama2
HapusResep Spaghetti Bolognese, jadi pingin beli yang sudah siap saji karena saya tidak bisa memasak tapi suka kuliner
BalasHapusits okay, memang lebih enak beli saja, wakkakak, actually saya juga malas masak sebenarnya hehhehe
Hapusihhhhh ini makanan favorit ku nih spagetinya bandarqq
BalasHapustoss Mba hhehhehe
HapusMba endang habis baca cerita sewa apartemen saya jadi membulatkan tekadtuntuk menjual saja tempat saya. Ga kebayang ribetnya secara saya bakal beda pulau. Thanks ya mba sharingnya π
BalasHapuswakakkak, juaaal Mba Harsi. Mending beli landed house saja drpd apartemen. Ini setelah disewa lha kok ada yang tanya2 mau beli, hadoooh.
HapusBener lho mba. Ini temen malah menyayangkan kok dijual. Lha aku di bali ribet urus2nya. Belum klo kena penyewa nakal. Pusing pala barbie ππ
Hapuswakkakak benerrr
HapusMet kenal mba En,sy tertarik gabung bolehkah?
BalasHapussalam kenal Mba, silahkan ya
HapusMba en, kecap inggrisnya bisa dskip nga? Diganti kecap biasa, soalnya dsini susah cari kecap inggrisπ
BalasHapusskip saja Mba, jangan ganti kecap biasa ya, lain rasanya
HapusMbak Endang, terima kasih resepnya.. saya coba bikin saus bolognese pakai resep ini dan rasanya lebih mantap..
BalasHapusBiasanya saya gak pernah pakai kecap inggris dan bubuk cabai.. tapi tambah saus sambal botolan.. kadang2 pakai daun salam juga kalo lagi iseng nyoba2 rasa.. Italia rasa Indonesia heheheh.
Oya mbak, ada tips gak biar spaghety nya gak lengket?
Terima kasih mbak..
sama2 Mba, biasanya saya masak spagheti setelah semua saus siap, jadi begitu spageti matang langsung aduk bersama saus. Pengalaman saya sih selama saus agak encer spageti tidak akan lengket jadi jangan ragu menambahkan air ke saus supaya gak kental banget
HapusMbak Endang, tomato puree itu tomato paste bukan yah? Makasih
BalasHapusyep tomato paste ya.
HapusMbak endang bubuk cabai di skip bisa ya, soalnya anak saya gak suka pedes. Dan italian seasoningnya diganti oregano aja bisa gak,satu lagi mbak kalo pengen simpen saos buat stok,difreezer apa di chiller aja MBA. Maaf ya mbk banyak pertanyaan... Makasih sebelumnya MBA.
BalasHapusBubuk cabai bisa diskip mba, gak masalah ya. Bs pakai oregano saja. Saus berdaging seperti ini simpan di freezer mba, chiller maksimal hanya 2 harian saja
HapusMbak Endang, cara bikin puree tomat gmn?
BalasHapusThanks jawabannya :)
- diana, solo -