Bulan lalu, saya mengajak sohib abadi, Sintya, makan di sebuah rumah makan barbecue all you can eat Korea Jepang di Lotte Avenue. Biasanya jika ke jenis restoran seperti ini saya jarang melirik makanan berat pendamping yang disajikan karena fokus hanya tertuju pada protein hewani dan sayur mayur. Tapi saat itu saya penasaran dengan Korean japchae yang disediakan disebuah mangkuk cukup besar. Awalnya sedikit ragu, mengkalkulasi apakah space didalam perut masih cukup menampung 'bihun' atau 'soun' kecoklatan ini, tapi semangkuk kecil mungkin masih bisa dijejalkan diantara timbunan daging dan udang.
Sejumput Korean Japchae saya bawa ke meja, Sintya ngakak melihatnya. "Tumben ambil mi Mbak," komentarnya. "Penasaran dengan rasanya Sin, ntar gue coba bikin sendiri dirumah." Gigitan pertama saya langsung menaikkan alis setinggi-tingginya, "Asin banget! Tobat!" Swear, rasa asin mendominasi si japchae hingga saya yang biasanya doyan makanan asin kali ini menyerah. "Waduh gak sanggup Sin, gimana nih? Makanan kalau nggak dihabiskan bukannya kena denda ya?" Tanya saya khawatir. "Nggak, bilang saja kalau terlalu asin rasanya jadi gak bisa dimakan," jawab Sintya menenangkan.
Ketika si Mbak petugas datang mengantarkan pesanan daging porsi berikutnya, saya sekaligus mengajukan komplain, "Mbak, ini japchaenya asin banget lho. Gak bisa dimakan." Si petugas tersenyum ramah, "Oh begitu ya? Nanti saya sampaikan ke Chef ya Bu," jawabnya dan berlalu. Sepuluh menit kemudian si Mbak datang kembali ke meja, "Sudah saya tanyakan ke Chef-nya, katanya memang japchae cita rasanya seperti itu karena menggunakan soy sauce yang banyak." Saya hanya manggut-manggut mendengarkan. Yep saya tahu jika Korean japchae menggunakan soy sauce didalamnya, tapi kalau rasanya asin seperti ini berbahaya juga buat tensi. "Oh begitu, tapi maaf ya Mbak saya tidak bisa habiskan makanannya, ini terlalu asin buat saya," jawab saya membela diri. Jangan sampai si petugas mengira saya ogah menghabiskannya karena telah terlanjur mengambil padahal perut kekenyangan dengan makanan lainnya. "Tidak apa-apa Bu, tidak perlu dihabiskan," jawab si Mbak santai.
Bukan berarti pengalaman buruk pertama menyantap japchae membuat saya kapok, karena makanan ini memang sudah lama ingin dibuat. Jadi ketika mendapatkan endorse dari Sasa dengan tema makanan Korea saya langsung mengeksekusinya. Apalagi sejak lama saya telah memiliki dangmyeon, mi kaca dari Korea yang khusus untuk membuat japchae. Dangmyeon adalah sejenis mi transparan yang terbuat dari pati (bisa pati kacang hijau, singkong, ubi jalar, kentang atau umbi tanaman kana) dan air. Mi dimasak mirip seperti ketika kita hendak mengolah soun atau bihun, yaitu merendam / merebusnya dalam air hingga lunak kemudian siap diolah dalam berbagai sup, tumisan atau isi lumpia. Dulu di Jakarta, dangmyeon hanya dijual di supermarket khusus bahan makanan Korea dan Jepang, namun kini mudah dijumpai di Lotte Mart dan supermarket lain umumnya. Harganya memang lebih mahal dibandingkan mi jenis lain seperti bihun atau soun lokal, namun sebanding dengan cita rasanya yang unik. Dangmyeon lebih elastis dan liat dibandingkan bihun atau soun yang mudah hancur.
Membuat japchae super mudah, basically bumbunya hanya kecap asin (soy sauce), minyak wijen, merica, gula dan garam. Tidak terlalu jauh berbeda dengan bumbu bihun goreng a la kita, hanya mengganti kecap manis dengan kecap asin saja. Dangmyeon biasanya menggunakan protein hewani berupa irisan tipis daging sapi, walau tanpa daging pun menurut saya tetap sedap. Sayuran yang biasa dipakai adalah sawi, horenso, wortel dan jamur yang ditumis atau direbus hingga matang. Daging ditumis terpisah kemudian semua bahan matang ini diaduk menjadi satu. Saya tidak terlalu banyak menggunakan kecap asin, menurut saya cita rasanya jauh lebih enak, tidak dominan asin seperti di resto shabu-shabu pada cerita sebelumnya diatas. Terakhir, japchae biasanya digarnish dengan kuning telur goreng yang didadar dan diiris tipis serta taburan biji wijen putih.
Berikut resepnya ya.
Korean Japchae
Resep diadaptasikan dari website Maangchi - Japchae
Bahan daging + bumbu perendam:
- 350 gram daging sapi has dalam, iris memanjang tipis
- 1 siung bawang putih, cincang halus
- 2 sendok makan soy sauce
- 1 sendok teh gula palem bubuk
- 1/4 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok makan minyak wijen
Bahan lain:
- 200 gram sawi hijau (caisim), potong 3 cm
- 1/2 buah bawang bombay iris memanjang tipis
- 3 siung bawang putih, cincang halus
- 3 batang daun bawang, rajang kasar
- 150 gram wortel (2 buah), iris korek api
- 10 buah jamur champignon, iris tipis
- 300 gram dangmyeon (sejenis soun ala Korea)
- minyak untuk menumis
Bumbu:
- 3 sendok makan kecap asin/soy sauce
- 1 sendok makan gula palem bubuk
- 2 sendok makan minyak wijen
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1/4 sendok teh garam
Garnish:
- 2 buah kuning telur + 2 sendok makan air, kocok lepas
- biji wijen putih
Cara membuat:
Siapkan semua bahan.
Rebus caisim hingga matang, tiriskan, remas hingga tiris airnya. Rajang kasar, masukkan ke mangkuk besar untuk menampung japchae, sisihkan.
Siapkan wajan, panaskan 1 sendok makan minyak. Tumis bawang putih, bawang bombay dan daun bawang hingga bawang berubah warnanya menjadi transparan. Angkat dan tuangkan ke mangkuk berisi caisim. Sisihkan.
Tambahkan 1 sendok makan minyak diwajan, tumis wortel hingga matang, masukkan irisan jamur. Aduk dan tumis hingga jamur matang. Angkat tumisan dan tuangkan ke mangkuk berisi sawi. Sisihkan.
Siapkan dangmyeon. Panaskan sekitar 700 ml air di panci hingga mendidih. Masukkan dangmyeon, aduk dan masak hingga lunak dan matang. Jangan over-cooked. Angkat, tiriskan mi, tuangkan ke mangkuk. Potong-potong mi dengan gunting hingga berukuran lebih pendek. Tambahkan 2 sendok makan kecap asin, 1 sendok makan minyak wijen, aduk rata. Sisihkan.
Siapkan mangkuk, masukkan irisan daging sapi, tambahkan semua bumbu perendam daging. Aduk rata. Panaskan 1 sendok makan minyak di wajan bekas menumis sayuran. Masukkan daging, aduk dan tumis hingga kering dan matang. Angkat.
Tambahkan 2 - 3 sendok makan kecap asin, 1 sendok makan minyak wijen, 1 sendok makan gula palem bubuk, 1 sendok teh merica bubuk dan 1/2 sendok teh garam ke dalam sayuran di mangkuk. Aduk rata.
Masukkan dangmyeon rebus dan tumisan daging, aduk hingga rata menggunakan jemari tangan. Cicipi rasanya, jika kurang asin tambahkan sedikit garam. Japchae harus terasa manis sedikit asin. Sisihkan.
Membuat jidan (garnish):
Kocok lepas kuning telur, air dan sedikit garam. Panaskan 1/2 sendok makan minyak diwajan. Tuangkan jidan, lebarkan hingga memenuhi pan. Goreng jidan hingga mengeras tapi tidak sampai berwarna kecoklatan. Angkat dan iris tipis.
Sajikan japcahe dengan hiasan jidan dan taburan biji wijen putih diatasnya. Yummy!
Sources:
Wikipedia - Cellophane Noodles
Wikipedia - Japcahe
Makasih Mba Endang, yg udah mulai aktif lagi di blog... saya selalu menantikan blog JTT yg seru dengan cerita2 Mba Endang.. �� walaupun saya nya ga jago2 juga dlm masak memasak.. ��
BalasHapusThanks ya Mba, senang ceritanya disuka, sukses yaaa
Hapuskebetulan kemarin saya juga nyobain japchae di resto Korea yang baru buka
BalasHapusNgga asin kok, walau rasanya kurang nendang
Jadi pingin nyoba bikin sendiri
Terimakasih resepnya mbak Endang :)
Sama2 Mba, seharusnya sih memang gak terlalu asin, mungkin jenis soy sauce yang dipakai juga berpengaruh besar.
Hapus