Beberapa kali menancapkan batang tanaman katuk di pot selalu gagal tumbuh, padahal tumbuhan ini seharusnya sangat mudah ditanam, cukup dari stek batangnya saja. Mungkin karena batang katuk yang saya pakai terlalu muda, sisa sayuran katuk yang dibeli dari pasar. Padahal dulu saya berhasil memperbanyak katuk ketika masih tinggal di Paron. Daun katuk adalah salah satu sayur favorit saya, rasanya manis dan teksturnya kesat, mirip seperti daun kelor. Sayangnya katuk jarang dijual, tapi weekend lalu saya menemukan sayuran ini tergeletak disalah satu lapak tukang sayur langganan, hanya tersisa satu ikat. Agar lebih banyak volumenya saya lantas mengawinkannya dengan oyong dan jagung manis dalam sepanci sayur bening. Sejak dulu, hanya sayur bening saja cara yang diajarkan Ibu untuk mengolah daun katuk, kami belum pernah mengolahnya dalam resep lainnya. Beberapa menganjurkan memasak orak-arik dengan telur, saya belum pernah coba, hanya menurut saya versi sayur bening lebih segar dan tepat buat katuk.
Katuk (Sauropus androgynus), atau dikenal dengan nama lainnya yaitu cangkok manis, daun manis, star gooseberry adalah sejenis tanaman semak yang tumbuh didaerah tropis dan dikonsumsi daunnya sebagai sayuran. Daun tanaman ini merupakan salah satu sayuran yang populer di Asia Tenggara dan Asia Selatan, dikenal karena rasanya yang lezat, kandungan gizinya yang tinggi, serta mudah ditumbuhkan dengan hasil panen yang melimpah. Pucuk mudanya bahkan sering dijual dengan nama asparagus tropikal. Di Vietnam, masyarakat lokal memasak daun katuk bersama daging kepiting, cincangan daging sapi/babi atau udang kering didalam sup. Di Malaysia, umumnya daun di goreng orak-arik dengan telur atau teri. Walau bunga dan buah mudanya juga bisa dimakan namun saya pribadi tidak pernah mengkonsumsinya, menurut saya aromanya lebih langu. Di Indonesia, daun katuk dikonsumsi oleh Ibu menyusui karena mampu meningkatkan produksi air susu ibu.
Daun katuk dipercaya merupakan sumber yang baik untuk vitamin K walau belum teruji secara ilmiah. Namun begitu, sebuah penelitian mengatakan konsumsi jus segar daun katuk secara berlebihan (di Taiwan pada tahun 90 an jus segar daun katuk dipercaya mampu mengontrol berat badan) dapat menyebabkan kerusakan paru-paru karena tingginya kadar alkaloid bernama papaverine. Daun katuk merupakan sumber yang baik untuk provitamin A carotenoids, terutama pada daun yang baru saja dipetik, selain itu sayuran ini juga tinggi kandungan vitamin B dan C, protein dan mineral. Semakin tua daun maka kandungan nutrisinya semakin tinggi.
Cara paling umum di negara kita ketika mengolah daun ini adalah memasaknya menjadi sayur bening. Resep ini diajarkan Ibu saya, bersama resep sayur sop dan sayur asem ala Jawa Timuran ketika pertama kali saya belajar memasak, kira-kira saat kelas empat atau lima sekolah dasar. Komposisinya hingga kini masih sama, dan menurut Ibu, "Daun katuk itu punya rasa manis yang khas. Menambah banyak bumbu dan rempah lainnya akan membuat rasa khas itu hilang," dan saya setuju dengan beliau. Terkadang simple justru yang delicious terutama jika bahan makanan yang digunakan sudah memiliki cita rasa unik nan sedap.
Cukup irisan bawang merah, gula dan garam, terkadang tomat merah yang dimasukkan ketika masakan telah matang. Bawang merah goreng sebagai taburan juga akan membuat rasanya semakin mantap. Biasanya daun katuk hadir sendirian dalam sepanci sayur bening, tapi tambahan oyong dan jagung manis tidak akan mengurangi kelezatannya. Beberapa cara lainnya adalah menambahkan labu siam, labu kuning atau pepaya muda. Entah apakah menggunakan bayam, daun kelor, atau hanya oyong dan jagung manis, maka resep sayur bening ini akan tetap sama. Beberapa ada yang menyarankan menambahkan daun salam dan lengkuas, saya pribadi kurang begitu suka. Salam dan lengkuas menurut saya lebih identik dengan sayur asem ala Jawa Timuran dan bukan sayur bening.
Berikut resep simplenya ya.
Bahan:
- 1 ikat daun katuk (300 gram), ambil daun dan pucuk mudanya
- 1 buah jagung manis
- 5 buah oyong / gambas muda ukuran kecil
Bumbu:
- 5 siung bawang merah, iris tipis
- 1000 ml air
- 1/2 sendok makan gula pasir
- 2 sendok teh garam
- 1 buah tomat, belah menjadi 5 bagian
- bawang merah goreng untuk taburan
Cara membuat:
Siapkan daun katuk, cuci bersih. Siapkan jagung manis, sisir dengan pisau. Kupas oyong / gambas, karena masih sangat muda, sebagian kulit saya biarkan. Potong ukuran 2 cm. Sisihkan.
Siapkan panci, isi dengan 1 liter air. Masukkan bawang merah, gula, garam dan kaldu bubuk (jika pakai). Rebus hingga mendidih.
Masukkan daun katuk, rebus hingga daun benar-benar empuk. Tambahkan oyong dan jagung manis. Masak hingga semua bahan matang. Masukkan irisan tomat, aduk rata. Cicipi rasanya, sesuaikan asin dan manisnya. Taburi dengan bawang merah goreng, angkat dan sajikan hangat.
Sumber:
Wikipedia - Sauropus androgynus
Saya jg nanem sayur katuk mba endang .. numbuh siy cm ga terlalu subur jrg ak siram jg cm termasuk tanaman yg kuat siy ga cpt mati.. mngkin cb di tanam lngsng ditanah jgn dipot mba endang.. krn saya menanamnya lngsng ditanah dgn cara distek jg.. ak jg klo masak dgn cara kuah bening bwng merah n putih aja.. hehe.. itu jg udah nikmat bgt..btw ditunggu ya mba endang resep2 simple kyk gini..mksh ya mba endang resep2 nya yg mantul..:))
BalasHapusini saya lagi coba rendam dulu steknya di air Mba, sampai akarnya muncul baru saya tanam di tanah. Dah lama banget pengen punya katuk. thanks sharingnya yaa
HapusSesimple itu, makan sepanci tanpa nasi pasti kenyang. Gak pake bawang putih mba?
BalasHapuswah saya habis sepanci Mba Herlina wakkakakk, nggak pakai bawang putih Mba, aromanya ntar beda hehehhe
HapusCara stek nya, pucuk yg ada mata tunas Di tancap Di tanah, kemudian disungkup atau ditutup pake plastik transparent, Di letak ditempat yg terlindung dari cahaya, 2 minggu dah mulai bertunas biasanya
BalasHapusthanks ya, saya udah berhasil dua pot tanaman katuk, keknya kemarin2 gagal karena stek kurang tua
Hapus