MRT mulai bisa dipergunakan untuk publik bulan ini, rekan-rekan saya dikantor heboh membicarakannya. Dua minggu yang lalu, kereta sudah bisa dipergunakan, gratis. Tapi penumpang harus mendaftar terlebih dahulu secara online. Beberapa teman kantor bahkan nekat menjajalnya saat jam makan siang. Saya malas mendaftar online, dan memilih menunggu ketika dibuka untuk umum seperti saat ini. Beroperasinya MRT tentu saja membuat saya happy. Bagaimana tidak? Stasiun kereta ini ada di depan pasar Blok A, artinya jaraknya super dekat dari rumah. Jika berjalan kaki mungkin hanya sekitar 10 menit saja, seperti ketika hendak pergi ke pasar. Jalur MRT yang membentang dari Lebak Bulus hingga Dukuh Atas ini membuat saya bisa mencapai jalan Sudirman hanya dalam satu kali angkutan umum saja, untuk lanjut ke kantor saya bisa menaiki bis Trans Jakarta atau angkot yang banyak bersliweran di jalan Dr. Satrio. Intinya, jika selama ini saya harus menaiki 3 kali angkutan umum untuk bisa ke kantor maka kini hanya cukup 2 kali saja.
Pagi tadi ketika ke kantor, saya melihat kereta sudah berlalu lalang diatas relnya yang tinggi. Entah apakah kereta ini sama sesaknya seperti KRL ke Bogor atau mungkin lebih manusiawi, saya belum berniat mencobanya hari ini. Terus terang saya masih merasa nyaman menaiki bis, walau saya akui MRT tentu saja membuat waktu tempuh menjadi jauh lebih cepat. Selain itu, saya merasa kasihan dengan supir bajaj yang setiap hari menunggu di gerbang rumah. Beberapa waktu yang lalu saya sering telat datang ke kantor, dalam kondisi terburu-buru biasanya saya akan menaiki bajaj yang melintas didepan rumah untuk pergi ke terminal TransJ di Blok M. Karena seringnya terlambat, ada satu supir bajaj yang sepertinya tahu schedule saya setiap hari. Di pukul setengah delapan pagi, dia pasti sudah 'ngetem' didepan rumah.
Ketika saya mulai disiplin berangkat ke kantor lebih pagi, si supir bajaj pun merubah jadwal menjadi lebih pagi juga. Walau tidak ada perjanjian resmi diantara kami berdua mengenai tunggu-menunggu ini, dan saya sebenarnya bisa saja menolak menggunakan bajaj, tapi terkadang saya merasa iba melihat si mas yang berusia sekitar dua puluh tahunan ini meringkuk tertidur didalam bajaj menunggu saya keluar dari rumah. Akhirnya setiap hari entah terlambat atau tidak saya pun naik bajaj ke Blok M. Saya pikir hitung-hitung membantu si mas memulai hari dan semoga seharian itu semakin lancar rejekinya.
Nah jika saya naik MRT, berarti stop menaiki bajaj, karena cukup berjalan kaki ke stasiun. Rasanya kasihan juga membayangkan supir bajaj yang sudah menunggu didepan rumah tiba-tiba 'kecele' karena saya tidak menggunakan jasanya. Mungkin saat pulang kantor saja saya menaiki MRT, dan tetap berangkat dengan bajaj dan bis di pagi hari. Ah entahlah, dan mengapa pula harus saya susahkan anda dengan cerita tidak bermutu ini bukan? Seakan tidak ada masalah lain yang lebih berat saja. Swear, sejujurnya saya kehabisan ide menulis. 😄
Wokeh menuju ke resep scones kali ini. Saya pernah share makanan ini sebelumnya dulu kala, sejak itu tak pernah mencobanya lagi. Begitu banyaknya resep yang hendak dicoba, membuat saya tak pernah melirik resep yang sama kedua kalinya, kecuali resep makanan sehari-hari. Tapi Scones, walau berat buat badan jika harus sering-sering dibikin, namun rasanya sangat sedap. Jadi setelah sekian tahun tidak mencobanya, kini saya ulang kembali. Resepnya masih sama, dari website Joy of Baking, karena menurut saya mantap dari sisi rasa dan teksturnya. Isinya bisa disesuaikan dengan selera, entah apakah choco chips, choco chunk, buah kering atau kacang-kacangan, basic resepnya tetap sama.
Kunci sukses membuat scones agar teksturnya lembut, flaky, dan lumer dimulut adalah pada mentega yang dingin dan keras serta pada proses mencampur adonan. Intinya adalah bagimana membuat supaya mentega tercampur baik dengan tepung tanpa membuatnya lumer. Karena itu kondisi mentega harus dingin dan keras, mentega yang lembek akan membuatnya mudah lumer, terserap kedalam tepung dan membuat teksturnya bantat. Big no, buat scones. Sebenarnya, adonan scones sama seperti adonan untuk kulit pie. Butiran mentega utuh yang terperangkap diantara adonan tepung ini akan lumer ketika kue dipanggang, menyisakan ruang kosong yang membuat kue menjadi flaky. Namun berbeda dengan pie crust yang tanpa pengembang, maka adonan scones memerlukannya. Porsi baking powder bahkan berperan sangat penting, karena itu tak heran jika resep-resep scones dan biscuits memiliki porsi pengembang yang agak banyak untuk memperbaiki teksturnya. Berbeda dengan kulit pie yang flaky dan remah, maka scones adalah perpaduan antara cake dan cookies. Mengembang, lembut, flaky, sekaligus lumer dimulut. Ah susah menjelaskannya.
Cara termudah membuat adonan scones adalah dengan menggunakan pisau pastry. Terbuat dari besi melengkung dengan jeruji berjajar yang mantap untuk mencacah mentega keras didalam tepung. Alat ini bisa dibeli di online shop harganya sekitar tujuh puluh ribu rupiah. Dulu saya membelinya di toko peralatan rumah tangga di ITC Fatmawati, namun kini lebih mudah ditemukan di toko online. Pisau pastry menjadikan pekerjaan membuat kulit pie, scones, biscuits menjadi sangat mudah, dibandingkan kita harus mencacah adonan dengan garpu biasa atau dua buah pisau. Adonan juga bisa dipermak dengan food processor, tapi pengalaman saya selalu over mixing. Mentega menjadi sedemikian hancur dan membuat adonan lembab, scones berakhir kurang lembut.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Cranberry Scones
- 260 gram tepung terigu serba guna atau protein rendah
- 50 gram gula pasir
- 1 1/2 sendok teh baking powder double acting
- 1/4 sendok teh garam
- 113 gram mentega dingin dan keras, potong-potong menjadi kubus (usahakan menggunakan mentega dan bukan margarine)
- 100 gram cranberry (bisa menggunakan kismis, kurma, blueberry, choco chips, choco chunk, kacang-kacangan panggang)
- 1 sendok teh vanila ekstrak
- 160 - 180 ml krim kental/buttermilk. Atau penggantinya, campurkan susu cair dengan 1 sendok makan air jeruk lemon/jeruk nipis diamkan 10 menit hingga susu asam, cairan ini memiliki fungsi sama dengan buttermilk, membuat kue menjadi lembut.
*) note: mentega dan krim kental (heavy cream/cooking cream/heavy whipping cream) akan memberikan rasa lebih sedap dan spesial pada scones.
Olesan:
- susu cair
Cara membuat:
Siapkan oven, set disuhu 200'C, letakkan rak kawat di tengah oven. Siapkan loyang datar untuk memanggang kue kering, alasi permukaan loyang dengan kertas baking / silpat. Sisihkan.
Siapkan mangkuk besar, masukkan bahan kering (terigu, gula pasir, garam dan baking powder) aduk rata dengan spatula. Masukkan potongan mentega dingin ke atas tepung, dengan menggunakan pisau pastry atau garpu aduk/cacah adonan hingga mentega menjadi sukuran jagung dan terselimuti tepung. jangan over mixing hingga mentega hancur dan lumer, biarkan mentega masih berbutir-butir. Aduk adonan dengan spatula hingga mentega tersebar dengan baik.
Masukkan cranberry aduk rata. Tuangkan krim kental (jangan sekaligus semua, sisakan sebagian) ke permukaan tepung, biarkan krim terserap sebentar kemudian aduk adonan dengan spatula hingga terbentuk adonan yang kasar dan menyatu. Tambahkan krim kembali jika adonan masih kering dan terpisah. Aduk dengan gerakan ringan dan jangan menekannya berlebihan.
Jika telah terbentuk satu adonan kasar yang lembab dan menyatu, letakkan adonan di meja bertabur tepung. Gabungkan adonan dengan kedua tangan hingga menyatu dan menjadi bola kompak yang padat.
Bulatkan adonan dan tekan dengan telapak tangan hingga menjadi satu piringan bulat dengan diameter 18 cm dan tebal 2,5 cm. Bagi adonan menjadi dua bagian, kemudian masing-masing bagian belah lagi menjadi 4. Kita akan mendapatkan 8 segitiga adonan yang sama besarnya.
Tata masing-masing bagian di atas loyang, beri jarak antar bagian agar tidak berdempetan. Sapukan susu cair di permukaan scone dengan menggunakan kuas. Panggang scone selama 15 hingga 20 menit. Hingga permukaannya kuning coklat keemasan namun bagian sisi-sisinya masih kekuningan. Tusukkan lidi di tengah scone untuk mengetes kematangan.
Keluarkan dari oven, dinginkan di rak kawat dan sajikan untuk menemani segelas teh hangat.
Seumur-umur saya belum pernah naik MRT mbak Endang,apalagi bajaj...di solo dan sekitarnya belum ada yang begituan.
BalasHapusSukses terus buat mbak Endang.
Nur_padasan
sama seperti naik kereta umummya Mba, hanya ini sering berhenti disetiap stasiun hehhee. sukses juga yaaa
HapusSaya suka banget mbak ama scone ini,belajar pertama x dr resep mbak endang di jtt,lagi hamil anak ke2 saat itu mbak..wiih langsung abis setengahnya sendirian..wkwkwkwk..mau coba ini deh mbak yg pake cranberry,ada sisa cranberry kering soalnya..hehehe..semangat terus ya mbak endang
BalasHapussaya juga suka banget, apalagi kalau msh hangat baru keluar dari oven, duh tobaat enaaknya!
HapusSaya termasuk orang yg mantengin justtryandtaste justru karena cerita2 yg mba endah suguhkan loh.. cara mengemas kisah nya sungguh pas buat saya. Semoga Alloh berkenan melimpahkan rezki utk mba endang dan mas bajay aamiin.. *masalah resep ga sangsi lagi saya mba, dilengkapi dengan step by step yg senantiasa memudahkan sy yg suka keder.. sy tinggal nunggu dede bayi pules aja, meski tak tau kapan hehe
BalasHapuswakakkak, thanks Mba Wulan, senang cerita ngalor ngidul gak mutu saya disuka, dan tentu saja resep2nya. Sukses yaaa
HapusSukses juga buat mba endang :)
HapusSudah dicoba mb. Eh BARU dicoba mb: 2021 ☺️
BalasHapusEnak, next time nyoba lg ovenny dibawah 200C deh. Tadi Pinggirny sdh Kering tapi dalamny msh lembab. Terimakasih mb endang
sip, moga lebih sukses ya next time
Hapus