Weekend lalu, saya berdua adik bungsu, Dimas, menginap di Ascott Sudirman. Hotel apartemen ini terletak di Ciputra World 2 dan berdekatan dengan mal Lotte Shopping Avenue. Kami menginap disana bukan karena berlebihan uang, melainkan karena kamar yang telah dipesan kakak saya, tidak bisa dibatalkan. Kakak saya, Mbak Wulan, memesan beberapa kamar di weekend kemarin karena hendak berkunjung ke Jakarta. Rencananya kamar tersebut akan dipergunakan bersama Ibu dan keluarga adik saya, Tedy. Sayangnya, karena Tedy tertimpa musibah (pen yang terpasang dikakinya patah sehingga harus dioperasi ulang di Batam), maka semua kamar yang telah dibooking tersebut terpaksa dibatalkan. Apesnya, satu kamar tidak bisa dicancel.
Saya dan Dimas check in di pukul tujuh malam, sepulang saya dari kantor. Kami berdua membawa tas pakaian seakan hendak mengungsi ke kota lain, isinya adalah baju untuk 2 malam dan pakaian renang. Saat itu saya berpikir proses check in akan sangat mudah, pembayaran toh telah dilakukan kakak saya melalui credit card di Booking.com, tapi kenyataannya tidak semanis itu. Booking.com ternyata belum melakukan pendebetan kartu hanya sebatas mengeblok tanggal pemesanan dan mencatat nomor kartu kredit yang disertakan. Pada saat check in, pihak hotel akan meminta fisik kartu kredit dan menggeseknya ditempat. Bagaimana mungkin saya bisa menunjukkan kartu kredit milik kakak saya, jika orangnya saja saat itu berada di Batam?
Petugas dibelakang meja resepsionis sangat ramah dan dengan sabar menjelaskan ke saya, jika Booking.com belum melakukan pendebetan kartu dan saya bisa menggunakan kartu lain untuk membayar sesuai dengan harga yang diperoleh Mbak Wulan. Tapi bagaimana jika kemudian terjadi pendebetan kartu double? Saya melakukan pembayaran disini, sementara kartu kakak saya juga akan didebet disana. Kekhawatiran semacam itu membuat saya menelpon Mbak Wulan, yang saat itu sedang menyetir di jalan. Kami harus menunggu beberapa saat hingga dia tiba dirumah dan membalas semua pesan WA yang saya kirimkan.
Selama menunggu, saya berdua Dimas duduk disepasang kursi disamping meja resepsionis, tas pakaian kami geletakkan di lantai. Muka kami pasrah, lesu dan semangat hendak menikmati dua malam gratis di hotel mewah pudar. Saya hampir kabur melarikan diri dari sana dan pulang ke rumah ketika melihat si Mas Resepsionis yang melayani kami tampak pergi keluar hotel. "Ayo Dim kita kabur saja pulang, mumpung Masnya lagi keluar tuh. Kan gak enak kalau ternyata kita gak bisa masuk gara-gara perlu kartu kredit Mbak Wulan." Dimas setuju dengan ide tersebut, tapi kemudian telpon saya berbunyi. Kakak saya yang telah mendapatkan konfirmasi dari Booking.com, meminta saya menggunakan kartu kredit lainnya untuk melakukan proses pembayaran. Jika kamar tersebut tidak digunakan, maka Booking.com akan melakukan pendebetan kartu secara langsung. "Pakai kartumu dulu saja Ndang, nanti aku ganti uangnya ya. Pastikan saja proses booking dan nama yang dipakai masih namaku," instruksinya. Urusan menjadi beres dan kami meluncur masuk kamar dengan mudah.
Ascott Sudirman yang berkonsep apartemen hotel memang mantap. Semua fasilitas penunjang kehidupan sehari-hari tersedia lengkap sebagaimana apartemen umumnya namun dengan kemewahan dan fasilitas hotel. Peralatan masak pun lengkap mulai dari panci kecil hingga wajan besar. Benar-benar sangat nyaman dan membuat betah. Tapi dua hari di hotel apa yang akan kami lakukan? Saya dan Dimas lantas menyusun rencana. Pagi hari kami akan sarapan sepuasnya di resto hotel, "Dua jam cukup gak Dim kita makan sampai kelenger?" Tanya saya ke Dimas yang ngakak mendengar planing itu. "Dua jam kan lama, bisa muntah-muntah sarapan selama itu. Gak mau rugi banget" jawabnya.
Kenyataannya kami hanya menghabiskan waktu 45 menit di resto, walau kamarnya saya akui sangat keren, namun menu sarapannya kurang menarik. Tidak ada menu spesial yang membuat saya ber uh atau ah, hanya makanan standar berupa roti, sereal, nasi dan lauk pauk a la Indonesia, mie goreng, sosis dan sejenisnya, serta bubur ayam. Saya memesan omelet dan menyantap setangkup roti dengan olesan selai. Sementara Dimas mengisi piringnya dengan tumpukan semua makanan yang ada di display hingga tingginya melebihi menara Eiffel. Saya sampai shock lihatnya dan takjub kala semua makanan tersebut lenyap masuk kedalam perutnya.
Puas mengenyangkan diri di resto kami kemudian menuju stasiun MRT di Benhil, walau transportasi ini selalu saya gunakan sehari-hari namun adik saya belum pernah mencobanya sama sekali. Kami naik dari Benhil menuju Lebak Bulus, dan kembali lagi ke Benhil. Di Lebak Bulus calon penumpang yang belum memiliki tiket atau kartu tampak antri luar biasa panjangnya, membuat saya bersyukur selalu memiliki kartu Flazz di dalam tas. Turun dari MRT kami lantas menuju ke bioskop di Kuningan City Mall. Mall ini terletak disebelah kantor, jadi sebenarnya weekend itu saya menghabiskan waktu sama seperti ketika sehari-hari sedang dikantor. Kami memilih Shazam sebagai film tontonan. Film super hero yang diangkat dari komik DC Comics ini walau lucu namun kurang begitu greget, tapi setidaknya bisa membunuh waktu. Keluar dari bioskop, perut terasa lapar berat karena waktu sudah menunjukkan pukul tiga siang. Karena adik saya belum pernah mencicipi bakso Samrat Wong Solo di sebelah Lotte Avenue, kami lantas mengenyangkan diri disana. Malam itu perjalanan kuliner kami diakhiri dengan sepiring pizza dan salad di Pizza Marzano di Lotte Avenue, dan kembali ke hotel dipukul delapan malam dengan perut hampir meledak.
Keesokan harinya, aktifitas sama seperti hari sebelumnya. Empat puluh lima menit makan pagi di resto hotel, dilanjutkan dengan berenang selama 1 jam di kolam renang yang terletak di lantai 30. Untung saat itu masih pukul delapan pagi, penghuni hotel belum menggunakan kolam, jadi kami berdua bisa puas menikmatinya. Pukul sepuluh saya mulai resah, merasa tidak betah dan ingin segera pulang. Tak tahu lagi apa yang harus dikerjakan dihotel, berleha-leha terlalu lama bukanlah habit saya, biasanya weekend seperti ini saya sudah sibuk dengan segala aktifitas ke pasar dan memasak didapur. Berbeda dengan Dimas yang sepertinya sangat menikmati aktifitas tanpa kegiatan seperti ini kecuali browsing hingga teler. Jam setengah sebelas saya menggeret adik saya untuk pulang ke rumah Pete, hari itu saya punya satu pe-er endorse yang harus diupload di jam 1 siang. Jadi begitulah aktifitas tidak produktif saya selama dua hari di weekend lalu, dan weekend pekerjaan menggunung telah menanti.
Menuju ke resep kani rolls kali ini. Makanan ini adalah yang paling saya suka dari semua produk gorengan di Hokben. Sejak awal mencicipinya maka kani rolls telah masuk kedalam list menu yang harus dipesan jika bersantap di resto fast food Jepang tersebut. Dulu kala saya pernah mencoba membuatnya, namun rasanya kurang mirip, nah yang kali ini menurut saya rasanya sama dengan Hokben. Tidak perlu menggunakan daging kepiting (mahal!) cukup daging ayam yang diproses di chopper, ditambah aneka bumbu dan dibungkus dengan kulit kembang tahu. Actually, adonannya bahkan sama dengan resep ekkado yang pernah saya post sebelumnya disini. Rasanya mantap!
Kulit kembang tahu gunakan jenis yang lentur, lemas dan mudah dilipat, namun kani rolls tidak seribet saudaranya ekkado, jadi menggunakan kulit kembang tahu keras yang perlu direndam dulu pun sebenarnya masih bisa.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Homemade Kani Rolls
Resep hasil modifikasi sendiri
untuk + 15 buah kani roll
Tertarik dengan makanan bento lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan dan bumbu:
- 150 gram udang kupas
- 250 gram fillet dada ayam
- 1/2 batang wortel serut kasar
- 1 batang daun bawang cincang halus
Bumbu:
- 2 sendok makan tepung sagu / tapioka
- 1 /2 sendok teh baking soda
- 4 siung bawang putih dihaluskan
- 3 siung bawang merah dihaluskan
- 1 sendok makan gula pasir
- 1 sendok makan kecap asin
- 1/2 sendok makan saus tiram
- 1/2 sendok makan minyak wijen
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok teh garam
- 1 butir telur
Bahan lain:
- kulit kembang tahu untuk membungkus
- 2 butir telur kocok untuk menggoreng ekkado
Cara membuat:
Siapkan fillet dada ayam dan udang kupas, masukkan ke chopper dan proses hingga halus. Bisa juga menggunakan daging ayam cincang, atau cincang ayam dan udang di talenan hingga hancur.
Tuangkan ayam udang cincang ke mangkuk, masukkan semua bumbu, aduk rata. Tambahkan wortel serut dan daun bawang, aduk hingga rata. Cicipi rasanya dengan menggoreng secuil adonan, sesuaikan gula dan garamnya.
Siapkan kulit kembang tahu, lebar sekitar 12 cm, biarkan kulit kembang tahu tetap panjang utuh. Gunakan kulit kembang tahu yang lentur, tidak perlu direndam dan mudah dilipat. Lap permukaannya dengan kain lembab untuk menghilangkan kandungan garamnya.
Letakkan 2 sendok makan adonan isi diujung kulit, gulung hingga isi tertutup dan potong kembang tahu. Lakukan hingga semua adonan habis.
Siapkan dandang kukusan, jangan isi air terlalu banyak agar ketika mendidih air tidak meluap dan merendam kani rolls. Alasi permukaan sarangan kukusan dengan sehelai daun pisang / kertas baking agar kani rolls tidak lengket.
Kukus dengan api sedang selama 20 menit. Angkat dan keluarkan kani rolls. Sampai pada tahap ini kani rolls bisa dibekukan dan digoreng.
Siapkan wajan isi minyak agak banyak. Panaskan minyak. Celupkan kani rolls ke telur kocok, ketukkan untuk membuang kelebihan telur. Goreng hingga keemasan, angkat dan tiriskan. Sajikan dengan salad dan saus sambal.
wah pas bener.. sudah kepikir untuk menggunakan bahan ekkado tapi digulung saja supaya ga ribet, eee tau2 nongol resep ini.. makasiiihhh buat resepnya, mba Endang.
BalasHapusCuma dari kemarin ini cari di supermarket Dia**n atau C**f**r, belum ketemu kulit kembang tahu yang seperti mba pake
-emily-
wakkaka, yep ini lebih gampang Mba Emily, dan mantap rasanya.
Hapussudah dicoba kemarin, Mba.. anak2 doyan sekali.. bener2 mantapppp !!!
Hapus-emily-
thanks Mba Emily
HapusNah... samma nih mbak Endang. Saya juga paling suka kani roll. Gak pernah kebayang bikin sendiri, karena pake daging kepiting. Selain mahal, mencungkil dagingnya juga bikin ribet... ternyata bisa juga pake daging ayam. Harus coba nih...
BalasHapusEnak Mba Nina pakai ayam, dan rasanya gak kalah sama versi kepitingnya
HapusIni kalo chinese jambi namanya gohiong. Persis ini. Bisa dimodif isinya dg ditambahi atau dicampur tahu atau ikan tenggiri,kakap atau yg lain.
BalasHapusyep, ngohiong atau gohiong, di Bogor juga banyak yang jual Mba
HapusMba Endang, saya belum pernah menggunakan kulit kembang tahu untuk memasak. Adakah tips atau merk rekomendasi mba yang bisa saya gunakan agar hasilnya bisa sebagus buatan mba? Terima kasih sebelumnya.
BalasHapussaya pakai merk L Choice dari lotte, rasanya agak asin jadi lap dulu dengan kain lembab sebelum dipakai, ada banyak yag jual di tokopedia mba, merknya macam2
HapusThank you, mba Endang! Cocok banget sih ini buat simpenan stock buat sahur. Udah 3x puasa aku selalu stock nugget homemade ala mba Endang tiap menjelang puasađź’•
BalasHapusthanks Mba Anindya, senang resepnya disuka, sukses yaa
HapusMbak endang, kalau baking sodanya diskip bisa gak? Susah euy cari baking soda disini
BalasHapusskip gpp mba.
HapusMbk kalo saya ga makan ayam n daging, ayamnya bisa diganti apa ya. Tx
BalasHapuskani roll, biasanya daging kepiting atau udang
HapusBeneran Saya menikmati tulisan mba ending ttg nginep dihotel. Hihihi,, bener2 menghibur
BalasHapusAssalamu'alaykum mb endang..slm kenaldari sy...sy paling suka resep2 dari mb ...dari baking maupun cooking'y ..alhamduliah sdh bnyak yg praktekin..dan hasil'y org di rmh smw sk termasuk pak su..makasih mb endang...
BalasHapuswalaikummsalam Mbak Siti, thanks yaa sudah mneyukai resep2 JTT
HapusMbak Endang..saya juga suka nih resep resepnya Mbak..
BalasHapusSudah beberapa dicoba hasilnya enyaaak..
Tertarik nih sama resep ini..kalo gak pake kulit kembang tahu bisa diganti apa ya Mbak..