Adik saya, Tedy dan keluarganya, minggu lalu kembali ke Jakarta dari Batam, bersama Ibu dan kakak saya, Mbak Wulan dan putra semata wayangnya, Ellan. Masih menggunakan dua buah kruk, dan kaki kirinya yang patah sama sekali tidak boleh menginjak lantai. Hasil kontrol terakhir sebelum ke Jakarta, dokter mengatakan kondisi pasca operasinya bagus. Kami tahu proses penyembuhan kali ini akan lama, dan semua berdoa semoga Tedy diberikan kelancaran hingga tulang yang patah bisa menyambung kembali dengan baik. Walau adik saya telah mahir menggunakan kruk namun tetap saja mobilitasnya terbatas, bahkan untuk urusan sepele seperti membuka pintu dengan dua kruk dijepit dikiri dan kanan ketiak, harus dilakukan dengan susah payah.
Karena bocah-bocah kecil sedang berkumpul semua di Jakarta, kami lantas beramai-ramai pergi ke stasiun MRT di Blok M khusus untuk menjajal kereta yang sudah satu bulan ini beroperasi. Ellan bahkan sudah mengirim WA ke saya untuk ditemani naik kereta sejak pertama kali MRT launching. Rombongan besar kami terdiri dari enam orang dewasa dan tiga orang bocah. Menggunakan dua buah mobil dari rumah Wiwin di Mampang kami meluncur ke Blok M.
Walau MRT sangat membantu dan membuat perjalanan menjadi sangat cepat, namun sayangnya belum user friendly untuk manula, anak-anak dan penyandang disabilitas. Banyak lift yang tidak beroperasi bahkan eskalator pun tidak berjalan. Di stasiun Blok M, lift dan eskalatornya tidak berfungsi sehingga Ibu saya harus menaiki tangga, untungnya tangga di stasiun ini tidak terlalu tinggi. Tapi pagi tadi ketika saya berangkat ke kantor, eskalator di stasiun Benhil mati semua, sehingga kami harus bersusah payah naik tangga yang alamak tingginya. Membuat baju basah oleh keringat dan nafas ngos-ngosan. Saya benar-benar tidak mengerti, baru satu bulan kereta ini beroperasi namun lift dan eskalator sudah banyak yang tidak berjalan bagaimana jika satu tahun? Jangan-jangan justru keretanya yang tidak berjalan. Tobat dah!
Okeh, kembali ke acara jalan-jalan weekend lalu. Stasiun MRT di Blok M adalah satu-satunya yang memiliki connecting ke mal yaitu Blok M Plaza. Dari dalam stasiun kita cukup berbelok ke jalan menuju mal dan akan tiba di lantai 2 Blok M Plaza, sangat menyenangkan. Sejak ada koneksi ini mal menjadi ramai, padahal sebelum MRT berjalan, Blok M Plaza adalah mal yang ditinggalkan pengunjungnya dan hampir mati saking sepinya. Banyak restoran dan toko-toko yang menutup bisnisnya, namun kini justru kebalikannya. Begitu banyak resto baru yang buka di mal dan pengunjungnya pun menjadi sangat fantastis. Teman saya bercerita, mereka yang berkantor diseputaran Sudirman sering kali makan siang ke Blok M Plaza, menggunakan MRT hanya 10 menit saja.
Karena hari Sabtu dan masih pukul sepuluh pagi, kereta kosong melompong. Bahkan dalam satu gerbong itu hanya ada rombongan kami dan sepasang suami istri. Bocah-bocah begitu heboh didalam kereta, padahal Ellan yang tinggal di Batam terbiasa menjajal MRT di Singapura, sementara Kirana dan Aruna terbiasa naik KRL Bogor Jakarta. Berulangkali Aruna yang berusia tiga tahun mengoceh riang, "Una naik kereta Mama." Kami semua hanya memandang anak-anak ini sambil tertawa, tak peduli dengan tatapan penumpang lain yang mungkin melihatnya sebagai hal yang norak. Tiba di stasiun Lebak Bulus, kami langsung berputar dan naik kereta menuju ke Bunderan HI. Kereta yang melaju dijalan layang kemudian turun masuk kedalam terowongan bawah tanah membuat bocah-bocah menjerit riang. Berbagai pose pun dibuat ketika hendak diambil fotonya.
|
Aruna, Ellan dan Kirana di MRT Jakarta |
Di Bunderan HI kereta yang hendak menuju ke Lebak Bulus sudah menunggu di stasiun, kondisinya agak penuh. Ibu saya duduk di kursi prioritas memangku Ellan, sementara saya, Mbak Wulan dan Mas Moko, suami kakak saya, berdiri didekat pintu. Kami sebenarnya bisa saja menunggu kereta berikutnya yang pasti kosong namun Kirana yang kelaparan karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang tampak mengusap air matanya dan berbisik, "Kira lapar." Tak tega melihatnya kami terpaksa naik kereta yang sudah terisi penuh. Di tengah perjalanan, Ellan yang dipangku Ibu meminta duduk sendiri, membuat Ibu saya lantas berdiri memberikan kursinya. Saat itu kursi prioritas lainnya terisi dengan remaja dan para perempuan muda yang sama sekali tidak bersedia berdiri dan mempersilahkan Ibu saya untuk duduk.
Kesal dengan keegoisan penumpang seperti ini saya langsung berjalan mendekat dan meminta kursi, "Tolong dong kursi buat Ibu saya, ini kan khusus penumpang prioritas," ujar saya sambil menunjuk gambar yang ditempel disamping kursi. Entah apakah mereka ini buta huruf, buta mata hati, atau tidak mengerti dengan tanda-tanda tersebut, yang jelas model penumpang seperti ini tobat banyaknya di MRT. Kebanyakan kursi prioritas terisi oleh mereka yang jelas-jelas sehat dan muda. Saya mengerti jika kondisinya memang kursi tersebut tidak dibutuhkan, tapi saya sama sekali tidak bisa mengerti ketika jelas-jelas ada manula, wanita hamil, anak-anak dan penyandang disabilitas yang berdiri, kursi tersebut masih mereka kuasai. Disini saya sependapat dengan kakak saya, masyarakat Indonesia tidak se-friendly seperti yang selama ini digembar-gemborkan.
Wisata MRT kami hari itu berakhir di Blok M Plaza, perut yang kelaparan menjadi kenyang setelah diisi dengan pizza dan pasta di Pizza HUT. Bocah-bocah kemudian dimasukkan kedalam wahana bermain bola dan trampoline yang terletak di lantai dasar mal. Ketika hari telah menjelang sore baru kami kembali ke Mampang dalam kondisi capek namun happy. Ternyata wisata MRT seru juga. 😄
Wokeh menuju ke resep granola kali ini. Kebiasaan ngemil yang berusaha saya hindari atau dialihkan dengan 'ngemil' sehat dengan menyantap buah-buahan terkadang susah untuk dijalankan. Rasa bosan dan keinginan hendak mengunyah makanan yang garing dan keras sering kali tak bisa dipuaskan dengan buah yang teksturnya lembek. Daripada mengunyah keripik dan aneka gorengan, akhirnya beberapa minggu lalu saya putuskan untuk stock granola di rumah. Bahan-bahannya sebagian besar saya beli di online shop, termasuk rolled oat, kacang-kacangan dan buah kering. Kacang tanah saya beli di pasar Blok A, ada satu toko yang menjual kacang tanah kupas kualitas super hanya dua puluh tujuh ribu rupiah saja sekilonya. Murah!
Walau bahan-bahan pendukung granola bisa dikategorikan sehat, namun gula atau madu dan minyak yang ditambahkan sebenarnya tidak bisa dibilang sehat. Walau demikian homemade granola tentunya lebih baik dibandingkan granola siap makan yang banyak dijual disupermarket atau online shop. Walau rasa manis di granola membuatnya terasa lebih sedap namun terlalu banyak gula akan membuat makanan sehat ini menjadi tidak sehat. Granola buatan sendiri kadar gulanya lebih terukur dan bisa disesuaikan dengan selera. Selain itu biji-bijian dan kacang-kacangan yang digunakan tentu saja kita pilih yang berkualitas baik dan sesuai dengan kesukaan.
Makanan lainnya yang mirip dengan granola adalah muesli, walau terbuat dari bahan yang sama, umumnya oat, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah kering namun keduanya berbeda. Bahan-bahan muesli mentah, saat akan disantap biasanya dimasak terlebih dahulu bersama susu, bisa disajikan dalam kondisi dingin atau panas. Sedangkan bahan-bahan granola telah matang terpanggang dan biasanya disajikan dingin, bisa dengan menambahkan susu dan yogurt atau dimakan begitu saja.
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Homemade Granola
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 1 kg granola
Tertarik resep makanan sehat lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan:
- 100 gram kismis
- 100 gram cranberrry kering
- 400 gram oat utuh / rolled oat
- 100 gram kacang tanah kupas, utuh
- 50 gram biji bunga matahari
- 50 gram kacang almond, cincang kasar
- 100 gram kacang mete cincang kasar
- 100 gram kelapa kering (coconut flakes)
- 30 gram flax-seed, proses di blender hingga hancur
Larutan gula:
- 100 gram brown sugar / gula pasir
- 80 gram minyak goreng
- 2 sdm mentega, dicairkan
- 50 gram madu
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok teh vanilla extract
Note: biji-bijan, kacang-kacangan dan buah kering granola fleksibel, disesuaikan dengan selera, tidak harus digunakan semua.
Cara membuat:
Masukkan semua bahan larutan gula ke dalam mangkuk, aduk hingga tercampur rata dan gula larut.
Aduk jadi satu buah kering (kismis dan cranberry) di dalam mangkuk, sisihkan.
Aduk jadi satu dalam mangkuk besar: rolled oat, kacang tanah, kacang almond, mete, biji bunga matahari dan coconut flakes. Aduk rata.
Tuangkan larutan gula kedalam campuran oat, aduk dengan tangan hingga semua bahan tercampur baik. Tebarkan di loyang, jangan sekaligus semua, bagi menjadi 3 atau 4 bagian. Panggang di oven suhu 180'C hingga berubah kecoklatan.
Aduk-aduk dengan spatula selama granola dipanggang agar matangnya merata. Keluarkan dari oven, biarkan dingin. Panggang hingga semua campuran oat habis.
Tuangkan granola ke dalam mangkuk, tambahkan campuran buah kering dan flax-seed yang telah dihancurkan. Aduk hingga rata. Masukkan ke dalam wadah rapat.
Granola bisa langsung disantap begitu saja atau tuangkan ke mangkuk dan tambahkan susu cair dan buah segar.
Kak ellan sekarang Tambah tinggi yah
BalasHapusDulu waktu jjl ke Jepang gendut.kelas berapa mbak kak ellannya?
Nur_padasan
tinggi Mba, hanya kurus, sekarang kelas 2 SD.
Hapus