Hal yang paling menjengkelkan kala ditengah asyik memasak adalah gas di kompor yang tiba-tiba mati. Betapa menyebalkannya! Kejadian ini terjadi tadi malam ketika saya sedang bersemangat memasak sepulang kerja. Sejak menaiki MRT dan karena pukul setengah lima sore diperbolehkan pulang selama bulan Ramadan, saya tiba di rumah menjelang pukul setengah enam. Langit masih terang, bedug di masjid tanda berbuka belum berbunyi, dan list menu yang hendak saya masak lumayan padat. Ada rendang daging, sambal goreng kreni dan opor ayam putih. Okeh, Lebaran memang masih lama, tapi semua masakan tersebut diperlukan untuk update di Instagram, serta tentu saja bisa menjadi lauk saat berbuka dan sahur.
Saat bumbu baru saja ditumis, santan dituangkan dan dimasak hingga keluar minyak, api dikompor berubah mengecil dan padam. Jam menunjukkan pukul setengah sembilan, artinya sudah tidak mungkin saya menelpon tukang gas karena kios mereka tutup jam tujuh malam. Kondisi dapur yang panas karena proses memasak yang panjang membuat kerongkongan terasa kering, tapi hari itu air minum di galon pun sudah mendekati tetes terakhir. Apa yang harus dilakukan sedangkan bumbu dan bahan telah dipersiapkan?
Pukul sepuluh malam saya berjalan keluar menuju ke Indomaret yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Memasak bisa dilanjutkan dengan kompor listrik tetapi rasa haus yang tak tertahankan ini hanya memerlukan air dingin berember-ember. Di depan cooler didalam minimart saya menegak dua botol Pocari Sweat secara estafet dan memborong beberapa botol air mineral. Jika hari ini saya berhasil pulang cepat dan toko gas belum tutup maka sebenarnya air mineral dalam botol ini akan menjadi mubazir, tetapi tindakan preventif tentu saja lebih baik mengingat penjual gas yang satu ini terkadang menutup tokonya lebih cepat. Tenang dengan stock air mineral yang cukup, saya kembali menguprek masakan di dapur. Kompor listrik kecil merk Maspion akhirnya dikeluarkan setelah sempat mendekam lama didalam laci. Walau memasak menggunakan alat ini lumayan menghabiskan waktu namun opor dan sambal goreng kreni berhasil dibuat dengannya. Untuk rendang, terpaksa bumbu tumisan dan bahan, saya masukkan ke tupperware dan simpan di kulkas. Besok akan dilanjutkan jika kompor dialiri gas kembali.
Jika semangat memasak sedang 'high' saya bisa bertahan hingga pukul satu malam berkutat didapur. Tapi menumbuhkan semangat memasak akhir-akhir ini memang berat, rasa jenuh, bosan dan membayangkan harus menghabiskan banyak waktu didapur membuat proses yang harusnya menyenangkan menjadi tidak bisa dinikmati. Bahkan resep yang menarik sekalipun tidak bisa menarik kaki saya untuk berdiri di dapur. Proses memasaknya sendiri sebenarnya masih menjadi kegiatan yang menarik, tetapi proses setelahnya dimana cucian piring segambreng plus dapur yang menjadi kotor benar-benar menghabiskan tenaga saat membersihkannya. Saya baru mulai serius berkutat ketika menerima pekerjaan endorsement. Selebihnya, saya lebih suka mempersiapkan makanan simple dan kilat dibuat seperti salad, smoothie, dan telur rebus. Jika perut lapar, makanan apapun akan terasa lezat.
Wokeh menuju ke resep kali ini. Rainbow cake adalah jenis cake yang dulu ketika awal ngeblog menjadi kue yang pertama kali saya praktekkan, link resep bisa diklik disini. Saat itu skill baking dan membuat aneka kue masih super cetek, walau sekarang sebenarnya juga tidak jauh berbeda, hanya kini saya sedikit tahu mengenai teknik dasarnya. Karena waktu itu belum memiliki oven, maka resep-resep kukus lebih menjadi pilihan. Rainbow cake yang saya buat berupa cake lapis yang dikukus bertahap selapis demi selapis seperti kue lapis tradisional. Warnanya semarak, cerah, hanya permukaannya keriting alias bergelombang seperti rok lipit jaman SD dulu. Waktu itu saya sama sekali tidak tahu jika mengukus cake dengan api terlalu besar akan membuat permukaan kue menjadi naik turun tidak keruan.
Sejak percobaan cake pelangi kukus bergelombang tersebut saya tidak pernah mengeksekusinya lagi. Ketika rekan kantor, Inry, yang jago membuat cake dan cookies membawa rainbow cake cantik ke kantor pun saya tidak berkeinginan mencobanya, hingga minggu lalu ketika mendapatkan endorse bahan pewarna alami dari Exeberry GNT. Ada enam warna yang dikirimkan, awalnya saya hendak membuat macaroon cookies dengan salah satu warna yang ada. Tapi dari lima kali percobaan membuat macaroon belum ada satupun yang berhasil, saya tidak yakin percobaan keenam akan merubahnya. Daripada 'zonk' dan waktu posting yang mepet akhirnya cake pelangi menjadi pilihan. Lagipula saya bisa menggunakan semua warna yang diberikan dalam sebuah postingan.
Exeberry GNT adalah pewarna alami dari konsentrat sayuran dan buah seperti kulit anggur, spirulina, wortel, beetroot, brokoli, kunyit, dan banyak bahan alami lainnya. Karena kandungan alaminya ini maka beberapa jenis pewarna tidak bisa digunakan didalam suhu tinggi. Sebenarnya penjelasan itu sudah diberikan di guidance menggunakan produk yang dikirimkan, namun karena terburu-buru adalah penyakit akut saya lainnya maka semua info tersebut tidak dibaca. Akibatnya warna biru spirulina yang hanya boleh dipanaskan hingga suhu 80'C berubah warnanya menjadi hijau ketika dipanggang pada suhu 170'C. Untungnya warna lainnya masih terlihat moncer sehingga cake cukup terlihat menarik.
Membuat rainbow cake sangat mudah, saya menggunakan adonan butter cake. Jenis adonan ini lebih bertahan mengembangnya dibandingkan dengan sponge cake, tertama ketika adonan harus diaduk bersama pewarna atau harus mengantri karena keterbatasan loyang. Resep aslinya sebenarnya 2 kali lipat resep yang saya berikan di bawah dan menggunakan loyang bulat diameter 20 cm. Dengan setengah resep maka cake akan menjadi tipis jika saya tetap bertahan dengan loyang 20 cm, untungnya saya menemukan ayakan dari alumunium dengan diameter 18 cm. Setelah dilapis dengan foil dan kertas baking, ayakan ini berubah wujud menjadi loyang.
Berikut resepnya ya.
Rainbow Cake
Resep diadaptasikan dari Channel You Tube - Cupcake Jemma
Bahan cake:
- 200 gram mentega
- 200 gram margarine
- 300 gram gula pasir
- 400 gram tepung terigu protein sedang
- 4 butir telur besar
- 3 butir kuning telur
- 2 sendok teh vanilla extract
- aneka pewarna makanan alami Exeberry GNT
- 70 gram keju cheddar parut sebagai taburan
- bola-bola coklat isi kacang / biskuit sebagai hiasan
Bahan buttercream:
- 200 gram mentega potong-potong
- 450 gram gula bubuk
- 2 sendok teh vanilla extract
- 2 sendok makan susu cair (optional)
Cara membuat:
Siapkan loyang bulat diameter 18 cm, alasi dasar loyang dengan kertas baking dan olesi sisi-sisinya dengan margarine dan taburi dengan tepung. Sisihkan.
Kocok lepas telur dan kuning telur di mangkuk, sisihkan.
Siapkan mangkuk mikser, masukkan mentega, margarin, dan gula pasir. Kocok dengan mikser speed rendah hingga tecampur kasar, naikkan kecepatan menjadi tinggi dan kocok hingga adonan mengembang, lembut dan berwarna pucat. Masukkan vanilla extract dan kocok hingga tercampur baik. Sesekali hentikan mikser dan bersihkan dinding mangkuk dengan spatula agar semua mentega terkocok dengan baik dan rata.
Masukkan kocokan telur sedikit demi sedikit, sambil adonan terus dikocok. Pastikan adonan tercampur baik dengan telur sebelum menambahkan porsi telur berikutnya. Jangan masukkan telur secara sekaligus banyak. Jika adonan bergerindil dan tampak terpisah antara cairan dan mentega, tambahkan 1 - 2 sendok makan tepung terigu dan lanjutkan mengocok, adonan akan smooth dan tidak pecah.
Jika telur telah tercampur baik dengan adonan, turunkan kecepatan mikser menjadi paling rendah. Masukkan tepung dengan cara diayak langsung diatas adonan, kocok dengan speed paling rendah hingga tepung tercampur baik dengan adonan mentega. Atau aduk perlahan adonan dengan spatula. Hentikan mengocok.
Bagi adonan menjadi 5 bagian yang sama porsinya. Beri masing-masing porsi adonan dengan 2 sendok teh pewarna makanan alami Exeberry GNT. Aduk perlahan hingga tercampur baik. Tuangkan 1 bagian adonan ke loyang, ratakan permukaannya dengan spatula.
Panggang adonan di oven yang telah dipanaskan sebelumnya suhu 170'C selama 15 - 20 menit atau hingga permukaan cake keras dan tidak basah. Cek dengan lidi untuk memastikan kematangannya. Keluarkan dari loyang, diamkan 5 menit, kemudian balikkan cake di rak kawat. Diamkan cake hingga benar-benar dingin.
Panggang 4 bagian adonan lainnya. Karena oven saya kecil maka saya memanggang cake secara bergiliran.
Membuat buttercream:
Masukkan potongan mentega ke dalam mangkuk, kocok dengan speed tinggi hingga mengembang, lembut dan pucat warnanya. Masukkan vanilla extract, kocok hingga rata. Tuangkan gula bubuk, kocok dengan speed rendah hingga tercampur baik, naikkan kecepatan menjadi tinggi dan kocok hingga smooth. Jika adonan terlalu kaku tambahkan 1 - 2 sendok makan susu cair.
Saat cake telah dingin rapikan tepian cake dengan memotong bagian pinggirnya yang keras. Gunakan sebuah piring/mangkuk dengan ukuran lebih kecil dari diameter cake sebagai alat ukur dan potong cake dengan pisau tajam. Lakukan pada semua bagian cake. Sisihkan cake.
Jika cake telah dingin (jangan oles cake dengan buttercream saat masih panas karena cream akan meleleh), letakkan sebuah tatakan cake diameter 20 cm di meja. Beri 1/2 sendok makan buttercream ditengah tatakan kemudian letakkan sebuah cake diatasnya, tekan perlahan agar cake menempel ditatakan. Jika bagian tengah cake terlihat cembung, iris bagian cembung tersebut dengan pisau roti agar rata.
Letakkan 2 sendok makan buttercream di permukaan cake, ratakan dengan spatula hingga cream membentuk sebuah lapisan tipis yang akan menyegel remah-remah kue dan tidak mengotori cream lainnya. Letakkan 1 sendok besar cream di permukaan cake dan ratakan hingga smooth. Jangan terlalu banyak memberikan cream diantar lapisan karena cream diperlukan juga untuk menutup seluruh permukaan cake.
Letakkan sebuah lapisan cake lainnya dan lakukan hal yang sama hingga semua lapisan cake habis. Tutup bagian sisi cake dengan cream secara merata. Taburi permukaan cake dengan keju cheddar parut. Tata bola-bola coklat isi kacang almond diatasnya dan sajikan.
Cantik banget mbak, warna warni... jadi pengen... pengin makan he he...
BalasHapusthanks Mba Nina
HapusAssalamualaikum mb endang,apa kabarnya? Yeyy,akhirnya posting rainbow cake jg.sudah lama bolak balik blog pengen lihat resep ini..
BalasHapusMb,itu gk pke BP ya??gk masalah kn mb,oh ya mb untuk butter nya sy pernah coba pke krim kental,cokelat putih jg vanili extract,rasanya lebih lembut kok mb,dan gk enek,secara sy chocolate holic,jdi mentega dan gula nya sy skip,boleh kn ya mb sy modif sedikit,heehe,dan untung loyangnya,boleh gk mb pakai loyang brownies yg persegi panjang,terima kasih sebelum nya,dan sukses selalu😊
walaikumsalam Mba. Adonan tidak pakai BP mba, dan so far sih oke2 saja selama mentega gula dikocok hingga mengembang. Buttercreamnya optional, bs pakai cream cheese campur krim kental, atau versi lainnya tidak masalah
HapusBismillah,
BalasHapusSedia dua tabung gas di rumah mba.. Jadi ga seberapa repot pas masak trus gas habis tinggal buka tabung gas yg satux..
Lia wahyu
yep, saya punya 2 tabung Mba Lia, tapi tetep pas pasangnya saya takut wakakkaka
HapusSelamat malam mbk mau tanya untuk resep aslinya buat loyang ukuran brp ya mbk berarti kalo mau pake loyang 24x24 harus berapa kali resep yg diatas. Terima kasih sebelumnya selamat malam
BalasHapusdua kali resep Mba.
Hapusmba endang..kl dikukus bisa tdk?sy mau buat nnt buat anak ultah..truz takarannya gmn?
BalasHapusbisa Mba, kukus biasa saja
HapusMba itu buttercream nya pakai mentega putih atau kuning?
BalasHapusbisa keduanya, kalau mau buttercream gurih pakai mentega (butter), kalau mau warnanya putih pakai margarine putih
Hapus