"Masyarakat Indonesia memang umumnya tidak suka membaca"! Entah sudah berapa kali topik ini saya ulas di blog, hingga kini pendapat tersebut tak pernah berganti. Tobat dah! Sejak saya aktif di Instagram, kini lebih banyak pencari resep beralih ke IG, hanya pembaca setia saja artinya mereka yang memang suka membaca akan tetap berkunjung ke blog. Para pencari resep ini umumnya akan langsung menuju ke slide gambar yang saya sajikan di IG, tak perduli dengan apa yang saya tuliskan di caption. Padahal caption terkadang sama pentingnya dengan gambar, karena disini saya sering memasukkan koreksi resep (yang tidak bisa dirubah di gambar), tips dan informasi seputar resep atau link menuju postingan lain yang berkaitan dengan resep. Selalu ada yang bertanya hal yang sudah dijelaskan di caption. Ini artinya, caption yang susah payah saya tuliskan tak sedikitpun dilirik.
Contohnya kemarin, baru saja resep nasi goreng tom yum diposting dengan caption berisi link menuju cara membuat homemade saus tom yum (tom yum paste), langsung dua orang mengajukan pertanyaan, "Mbak, saus tom yumnya merk apa"? Bagaimana rambut saya yang lurus seperti ijuk ini tidak langsung berubah keriting? 😐 Dulu saya akan menjelaskan panjang lebar jika, "Sausnya homemade, bisa dicek resepnya di link bla bla bla", kini saya langsung menjawab, "Cek caption." Sebenarnya saya ingin menambahkan lima tanda seru dibelakang kalimat itu, tapi akhirnya hanya bisa menghela nafas gondok sendiri.
Tak heran jika ada food blogger yang berbagi resep di Instagram sering memuat postingan khusus untuk menuliskan peringatan agar followernya membaca caption. Dulu saya sering menemukan kasus ini di blog, komentar yang menanyakan resep padahal jawaban atas pertanyaan tersebut ada di artikel pendahuluan yang menyertai. Tapi kini sudah tidak ada lagi yang melakukan hal tersebut, kemungkinan besar karena pencari resep ini sudah beralih ke IG dan ogah melihat blog yang bertele-tele dengan cerita. Saya tidak mengatakan ini hal yang bagus, karena toh saya masih harus menjawab pertanyaan menyebalkan yang sama, hanya kini berubah lokasinya saja.
"Malas mencari informasi" adalah hal lainnya yang saya perhatikan. Google adalah sarana yang sangat umum untuk mencari informasi apapun saat ini, bahkan keponakan saya, Ellan, yang berusia 7 tahun jago dengan ini. Apapun bisa kita temukan di Google, yang diperlukan hanyalah menggebah rasa malas, membuka browser dan mengetikkan kata. Ada ribuan bahkan jutaan artikel berhubungan yang akan disajikan, dan kita bisa sepuas-puasnya mengeksplore informasi yang diperlukan. Tapi selalu ada yang bertanya satu topik yang sebenarnya bisa dicari di Google. Saya pribadi, daripada bertanya dan membutuhkan waktu lama untuk dijawab, lebih baik langsung dicari sendiri jika ada informasi yang diperlukan. "Mbak apa sih manfaat bit?" Bukankah akan lebih afdol jika pertanyaan tersebut diketikan di Google daripada ditanyakan ke saya? Karena saya sendiri kemudian harus mengeceknya di Google untuk menjawabnya. Tentu saja, tentu saja, saya bisa saja menjawab, "Googling", tapi please, apakah googling pun harus diingatkan? Tidakkah kita tergelitik sendiri untuk segera kesana jika ada topik yang membuat penasaran?
Pertanyaan yang paling sering adalah mengenai konversi, dan pagi ini saya baru saja mendapatkannya. "50 gram oatmeal berapa cup ya Mba?" Ada ratusan website yang menyediakan informasi konversi, yang diperlukan hanyalah memberikan kata kunci perintah agar jawaban yang kita inginkan disajikan. Karena website konversi umumnya berbahasa Inggris maka tentu saja kata kuncinya harus menggunakan bahasa tersebut. Untuk menjawab pertanyaan itu saya sendiri harus mengetik kalimat '50 grams oatmeal in cup' dan jawabannya akan langsung dihadirkan lengkap hingga ke ukuran ons sampai 3/4 cup. Begitu juga jika kita hendak mengkonversi bahan-bahan resep lainnya, misal '1 cup butter in grams' atau '1 cup milk in ml'. Tidak membutuhkan kalimat dalam bahasa Inggris yang ruwet, hanya basic simple English yang juga bisa kita terjemahkan di Google translate. Teknologi sudah sedemikian ramahnya memberikan kita informasi apapun yang dibutuhkan dengan cepat, lumayan akurat, dan detail, yang diperlukan dari kita hanya kemauan untuk mencarinya dan tentu saja koneksi internet. Tapi jika kita bisa terhubung di Instagram maka koneksi internet tentunya bukanlah satu masalah besar bukan?
Mengapa begitu susahnya membudayakan kebiasaan membaca? Bukankah informasi dari belahan dunia lain akan lebih mudah dijangkau dan wawasan kita yang secuplik ini akan terbuka? Mengapa begitu rendahnya tingkat curiosity kita akan sesuatu hingga kita lebih suka bertanya hal-hal sepele yang sebenarnya mudah ditemukan jawabannya di internet? Saya terkadang terheran-heran sendiri dan amazed dengan kondisi ini, tapi dikantor saya pun begitu banyak juga karyawan yang malas membaca, bahkan email yang berisi informasi kantor dan pekerjaan pun jarang dicek. Menjawab pertanyaan pembaca adalah kepuasan tersendiri bagi saya, dan akan selalu dilakukan dengan senang hati, tapi jika pertanyaan tersebut sudah dijelaskan, atau bisa dicari sendiri di Google (karena saya juga melakukan hal yang sama!), maka rasa senang menjawabnya berubah menjadi bete tingkat akut. 😂
Okeh menuju ke resep ayam panggang madu kali ini. Dulu, ketika awal ngeblog, resep ini pernah saya hadirkan, hanya saat itu hasilnya tidak maksimal. Ayam terlalu kering dan gelimangan madu yang seharusnya tampak berkilau dipermukaan ayam tidak terlihat. Ketika bersama keluarga mencicipi ayam bakar madu di restoran Mang Engking di Ancol kala Lebaran lalu, saya kesengsem dengan teksturnya yang so juicy, empuk, dan rasanya yang gurih. Keponakan saya, Fatih, langsung mengatakan ayam bakar madunya paling enak diantara menu lainnya.
Saya kemudian memasaknya ulang, berharap kali ini hasilnya akan lebih maksimal. Ayam panggang madu yang saya sajikan ini tentu saja agak berbeda dengan menu di resto. Di resep ini ayam saya ungkep terlebih dahulu bersama bumbu, baru kemudian dipanggang di oven, hasilnya tidak sejuicy ayam bakar resto. Saya yakin di resto ayam tidak diungkep terlebih dahulu, melainkan ayam yang telah dimarinade dengan bumbu langsung dibakar di atas bara api sambil diolesi dengan bumbu marinade yang diberi madu. Ayam yang tidak diungkep dan langsung dibakar atau digoreng memang memiliki tekstur lebih empuk dan juicy. Kuncinya jika anda hendak membuat ayam yang langsung dibakar seperti ini adalah ayam harus masih muda dan berukuran kecil sehingga mudah matang ketika hanya dibakar atau dipanggang saja.
Walau tidak semaksimal yang saya inginkan, namun ayam panggang madu kali ini lebih sukses dari pada versi sebelumnya. Berikut resep dan prosesnya ya.
Ayam Panggang Madu
Resep modifikasi sendiri
Untuk 1 ekor ayam
Tertarik dengan olahan ayam simple lainnya? Silahkan klik link dibawah ya:
Bahan:
- 1 ekor ayam (negeri atau kampung), potong menjadi 10 bagian
Bumbu dihaluskan:
- 3 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 2 sendok teh ketumbar bubuk
- 2 cm kunyit
Bumbu lainnya:
- 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok makan kecap manis
- 1 sendok teh kaldu jamur / kaldu bubuk
- 250 ml air kelapa / air biasa
- 3 - 4 sendok makan madu
Cara membuat:
Siapkan ayam yang telah dipotong, cuci bersih, tiriskan. Masukkan ayam ke dalam panci / wajan, tambahkan bumbu halus, garam, kecap manis, kaldu jamur dan air kelapa. Aduk dan masak hingga air habis, ayam lunak dan matang. Jika ayam belum lunak sementara air telah habis, tambahkan sedikit air panas dan masak hingga ayam matang dan kuahnya benar-benar habis.
Masukkan madu, aduk cepat dan masak dengan api kecil hingga madu menempel dengan baik di permukaan ayam. Matikan api kompor.
Tata ayam di loyang beralaskan silpat, panggang di oven suhu 200'C selama 15 menit, atau hingga permukaannya tampak terbakar. Ayam juga bisa dipanggang dialat panggangan biasa.
Sajikan dengan nasi hangat.
Hai Mba Endang! Saya suka baca blog mba endang sejak SMA (sekarang sudah lulus kuliah hehe), selama ini cuma jadi silent reader tanpa pernah berkomentar tapi tetep praktekin resep-resep yang selalu enak dari mba endang, thanks a lot ;) Selain resep-resep nya yang selalu enak, hal yang paling saya suka dari blog ini tentu cerita-cerita mba, semakin panjang ceritanya semakin suka bacanya walaupun terkadang ga nyambung sama masakannya tapi tetep aja aku suka haha semangat terus ya mba dalam membuat resep-resep makanan yang mantap dan tentunya aku selalu setia nungguin cerita-cerita dari mba endang :) Salam.
BalasHapushalo Mba Rizkita, thanks ya sudah suka membaca JTT, senang sekali selain resep ternyata artikelnya juga disuka. Sukses yaaa
HapusHalo mba endang, saya penggemar berat blognya mba. Saya jd bisa masak setelah sering mampir disini,hihi.
BalasHapusSelain itu, blognya mba informatif. Saya jd penasaran dg pasar petak sembilan. Oiya soal orang indonesia yg kurang membaca, terbukti di range nilai UTBK SBMPTN tahun ini. Skor terendah ada di kategori kemampuan membaca.
halo Mba, thanks yaaaa sudah bersedia mampir di JTT. wakakak memang orang kita ini susah diajak membaca yaaa
HapusSudah terbukti di mana-mana itu mbak, nanya2 mulu bikin jengkel (padahal sudah ada info lengkapnya). Sebelum mbak Endang ini, ada IG Zaidul Akbar yg jg gemes, ada IG dr Metahanindita, grup masak di FB, di mana-mana.....semuanyaaa pada gemes, diberondong orang2 yg bertanya sebelum membaca.
BalasHapusternyata dimana2 sama yaaaa, banyak yang memilih bertanya dibandingkan membaca wkakakak
HapusHai mba..wah kalo saya sengaja datang rutin ke blog ini hanya untuk membaca ceritanya mba endang..hehe..kalo di IG kan lgsg to the point..
BalasHapusTerus berbagi cerita y mba..
wah thanks yaaa, ternyata cerita2nya juga dibaca, sukses yaaa
HapusMba..saya jg udah ngikutin blog ini dari skitar tahun 2010, semenjak itu ga pernah absen baca tiap ada postingan baru sampe skrg.. Udah banyak juga resep yg saya eksekusi, beberapa malah jadi resep andalan pokoknya terus semangat ya mba.. Meski skrg udh ada resep di IG, tapi cerita2 mba endang di blog ttp ga tergantikan 😄😄
BalasHapuswow thanks ya sudah mengikuti JTT sejak lama, senang sekali cerita dan resepnya disuka, sukses yaaaa
HapusNah lho, koq aku malah nunggu cerita nya. Masalah resep malah nomor 2,tapi tetep banyak resep yang sudah aku coba n Alhamdulillah sukses semua. MANTUL pokok ny..😃😃
BalasHapusDari kecil, aku tu yang pali g suka baca di rumah. Sampe pas d tanya cita2 waktu sekolah jawaban anak lain mau jd dokter, pilot atau apapun lah yg jd langganan cita2 bocah. Aku malah mau jd penjaga perpustakaan atau toko buku. Dalam pemikiran bocah,yg penting bisa baca buku puas tapi g bayar..😁😁
Thanks yaa.
HapusWakakka, sama dulu waktu masih kecil saya pengennya jadi penjaga perpus, keknya enak tiap hari bs baca buku gratis ya
Mbakkk aku tetap setia dengan postingan blog-mu mbak..
BalasHapusSampe sampe aku hapal gaya foto dan semua resep mbak endang yang pernah diposting dan cerita pengantarnyapun ingat 😆 gimana nggak lha wong dari zaman masih gadis tingting dulu sampe sekarang beranak dua selalu buka blog nya mbak endang 🤭🤭 dan merasa kehilangan ketika beberapa waktu lalu mbak endang off posting di blog, coba baca resep di IG tapi ga dapet feel nya..
Aku padamulah mbak pokoknya 😘😘❤❤😍😍
Thanks Mbak Sefri, senang cerita2nya ada yang mau baca wakkakak.
HapusHai mb End.. maaf sy nanya dr postingan resep ini krn kebetulan lg ingat n sepertinya mb End blm pernah posting resep homemade sosis shg terpaksa googling sana sini..tp kalo resep lokal unsur bwg putih n merica lbh dominan..koq sy rada kurang sreg tuk eksekusinya ya..trus sy googling resep luar ada unsur sage,thyme,savory..pertanyaan sy apakah bs di substitute ke-3nya dgn oregano ya mb..apakah kira2 3 mcm dedauanan td yg membuat rasa khas sosis spt bernardi mgkn..kalo cuman bwg putih sm merica mgkn gk bakal kecipta rasa sosis yg diharapin..mohon pencerahannya ya mb End..makasih sangat..salam
BalasHapusHalo Mba, yep saya belum pernah coba karena kendala sama alat memasukkan adonan ke dalam casing. Menurut saya silahkan saja pakai rempah2 seperti rosemary, basil, sage, atau thyme, enak2 saja Mba. Aroma dan rasa sosis jadi gak plain
HapusMb End..nyuwun sewu..sy ngarep bgt mb End bakal posting resep sosis satu saat nanti..sy mulai pede masak tanpa micin gegara resep2 mb.. cuman resep2 dr mb sm dr ibu sy aja yg pernah masuk dapur sy..mengenai alat masukin adonan ke casing yg sy liat di youtube2 lokal tuh hanya pake plastik segitiga itu mb.. trus di transfer ke plastik es yg panjang2 gitu..tp rada gk layak kali ya tuk dipostingan mb..gk prof bgt..hehe..tp plz share ke kita
HapusKpn2 ya..maaf kepencet publish td..jd nyambung lg..wkwk.. rada ngeri jg terlalu konsumsi sosis pabrikan utk si 5 sy mb..makasi
HapusSalam
Mama khal
Saya lagi mau eksperimen pakai botol yang ujungnya kerucut, kaya botol saus gitu, dan disemprot ke casing sosis dari kolagen. Cuman belum ada waktunya wakkakak
HapusIya dong Mbak Endang post resep sosis. Aku udah 5 thn LBH nunggu resep sosis blm muncul jua hehe pdhl udah inbox. Btw aku sering bikin sosis Nemu digroup masak bahannya cm cooking cream bawang putih bubuk merica aja. Lumayan drpd beli buat anak. Cm msh nunggu MB Endang biar Nemu rasa yg manteb. IOy aku masukkan adonan PK piping bag lancar kok. PK casing kolagen. Ditunggu ya mbak
Hapushehehe, agak ribet, gak ada waktunya Mbak
HapusMba endanggggg, aku dulu tiap hari buka blog mba nungguin postingan terbaru lho mbaa. Sering baca2 ke belakang, mulai dari baca cerita mba endang, sampe tips dan trik dalam eksekusi resep. Semua nya berguna bgt mba. Dari cerita mba endang pun terkadang menambah pengetahuan umum lho. Saya banyak banget belajar dari blog mba endang dari yang tadi nya saya bener2 0, jadi bisa pede baking and cooking. Semenjak pindah ke ig dan jarang posting saya agak 'kehilangan' sosok mba endang lho. Karna menurut saya di ig rasa nya ngga sama dengan di blog. Ada cerita2 yg mba tambahkan di blog baik tentang kehidupan mba endang, pengalaman, semua seru untuk di baca. Kalo ada pembaca yg bertanya berulang kali, saya setuju mereka kurang membaca atau malas. Tapi saya yakin masih banyak orang2 seperti saya yg suka tulisan mba endang bahkan sampai titik koma nya😊😊 tetap semangat mbak😁
BalasHapusThnaks Mba Natalia, senang akhirnya ada juga yang suka membaca artikel di blog wakkakak. Sukses yaaa
HapusSalam, mba Endang! Saya juga silent reader yg sangat menikmati tiap cerita pendahuluan sebelum resep, yang seringkali bikin senyum-senyum sendiri. Saya juga baca semua komentar pembaca dan balasan dari mba Endang, karena banyak info bermanfaat di situ. Sejak ketemu blog mba Endang, saya jadi lebih semangat masak. Terima kasih untuk semua ilmu yang sudah mba Endang bagikan. Tetap semangat ya mba!
BalasHapusHalo Mba, thanks yaaa, sudah menyukai JTT artikel dan resepnya, semoga saya tetap semangat menulis disini. Sukses yaaa
HapusAku masih setia menjadi pembaca blog jtt ketimbang IG mba endang.. Maklum,membaca keseharian mba endang sebelum menulis resep adalah Salah satu hobiku hehehe Semangat terus untuk mba endang,guru memasak onlineku.. Sudah banyak resep yang aku buat melalui blog ini,sudah banyak komentar sedap dan beberapa teman yang juga ikut terpengaruh membaca blog ini menjadi kesenangan tersendiri untukku..
BalasHapusMbak Endang saya mau tanya (errr..harus gugling dulu gak ya 😁😁)
BalasHapussetelah ayam dicampur madu, bisakah kita simpen di kulkas utk stok? Kalo iya tahan berapa hari ya mbak?
ayam yang telah dimarinade bs disimpan hingga maksimal 3 hr dalam kulkas Mba, bs dibekukan hingga 3 bulan
Hapussampai sekarang saya masih suka mampir kesini mba ketimbang di IG karena disini banyak cerita seru, selain resep yg jitu, sehat terus ya mba, barakallah ilmunya😘
BalasHapusThanks Mbak Nina masih mau mampir ke Blog hehhee, sukses dan sehat selalu ya
HapusSlmt mlm Mba, td abis nonton youtube mark wien makan ayam bakar lgs nyari resep. Keingat ada resep JTT. Eh pas baca abis, tyata pakai oven ya Mba? Kalau pakai teflon aja bisa kah Mba? Ndak punya oven soalnya 🙈 terimakasiu sblmnya Mba.
BalasHapusbisa2 saja mbak, yang penting kering permukaannya.
HapusMbak endang Saya penggemarmu... YG di IG tidak semenarik membaca blog hahaha.. terimakasih sdh menginspirasi, bbrp resep jadi menu andalan di Katering Saya sukses selalu mbak ...
BalasHapuswah thanks ya Mbak, senang blognya masih disuka
HapusHalo mbaaa..ak fans dari jaman belum nikah dan skrg beranak 2..dari jaman g tau apa2 ttg masak..
BalasHapusMpe skrg pun Ttp apa2 ggugling pake jtt..
Seneng kalo buka blog..biasanya banyak ceritanya..ttg mas Teddy..ponakan2nya..hihii
Halo Mbak, thanks yaa sudah menyukai JTT, senang resep2nya disuka. Akhir2 ini rada seret posting di blog wakkaka
HapusMba pagi ini sy coba resep nya
BalasHapusAsliii enak banget
Suami dan anak2 suka dan habis dalam sekejap
Saya pakai bakaran manual dengan arang rasanya maknyuss
Tq mba sdh berbagi resep enaknya
wah makasih yaaa, senang resepnya disuka
HapusHalo mbak... Terimakasih resepnya
BalasHapusAyamnya saya ganti tempe, dan rasanya enak, manis tapi nggak blenek i.. Hoho
Dan karena di kontrakan belum punya alat pemangganng, jadi pakek teflon
😁
Cuma, entah kenapa madunya kurang bisa nempel, mungkin ada saran dari mbak?
saya belum pernah pakai tempe mbak, tapi basicnya sih kek bacem ya, selama dimasak lama sih pasti bumbu nempel
HapusMba Endang, saya barusan masak ayam madunya, makin lama dimasak, ayam makin ciut dan airnya makin banyak hahahha
BalasHapushahhahha, iyaaa memang mengecil ayamnya
HapusWalaupun udah ada di IG sy masi seriing mampir d blog Mba Endang.. cerita sebelum resep hukumnya wajib sy baca. Spt akhirnya terkuak kalau rumah pete ya memang pete.. ahahaha awalnya sy bacanya rumah pit 🤣🤣
BalasHapusSukses selalu ya Mba Endang
wah makasih yaaaa, senang blognya tetap dibaca wakkakak
HapusPaling suka kalau ada di blog karena banyak info yg di dapat sebelum memasak. Sebenarnya aku silent reading mbak endang dr tahun 2014. Banyak resep yg aku praktekin dan alhamdulilah berhasil.
BalasHapussalam kenal Mbak, thanks ya sudah menyukai JTT, sukses selalu!
HapusWalau aku tau JTT ada IGnya tp tiap cri resep mesti k blognya....prolog cerita sblm resepnya mba endang tuh sesuatu bgt....tp ak c emg tipe hobi baca sampe klo gada kerjaan selebaran pun ak bacain wkwkwkwk....btw, mba endang ada niatan bikin youtube jg g?kayakny bakal seru deh liat mba endang masak di youtube
BalasHapusMbak Endang mau tanya kalau silpatnya bisa diganti sama alumunium foil?
BalasHapusMakasih resep-resepnya anti gagal banget, suami dan anak-anakku puas tiap aku praktikkin resep Mbak, akupun jadi bangga sama diri sendiri haha.