Akhir-akhir ini saya tak pernah membuat roti lagi, bukan karena prosesnya tidak menyenangkan, justru kebalikannya. Membuat roti walau harus diuleni secara manual dan mengeluarkan tenaga tapi sebenarnya merupakan aktifitas yang membuat otak menjadi rileks. Gerakan menguleni yang monoton dan diulang berkali-kali mampu membuat pikiran saya terfokus hanya pada seonggok adonan di jemari tangan dan melupakan hal lain disekitar. Ada rasa happy didalam hati kala adonan yang tadinya kasar, lengket dan tak mau diatur berubah menjadi lembut, smooth, kenyal sekaligus lemas ditangan. Apalagi ketika roti keluar dari oven dengan aroma yang begitu menggoda, tampilannya yang seksi mampu membuat saya berjingkrak riang sendiri. Walau telah berkali-kali dibuat namun perasaan itu tak pernah hilang.
Tak heran jika Julia Child berkata 'The art of bread making can become a consuming hobby, and no matter how often and how many kinds of bread one has made, there always seems to be something new to learn'.
Sayangnya membuat roti juga menghabiskan banyak waktu mengingat proses panjang yang harus dilalui. Begitu banyak resep roti yang ingin saya coba buat terutama jenis roti-roti Perancis seperti baguette, brioche, fougasse, atau beignet, namun membayangkan waktu dan prosesnya yang lama maka keinginan itu sirna. Dulu, saya masih sanggup nekat membuat roti sepulang kantor. Tatkala roti dipanggang, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, bahkan sempat ketiduran dan roti berakhir gosong. Kini saya memilih bergelung dibawah bed cover dibandingkan harus berjibaku didapur menguleni adonan. Faktor U benar-benar telah menguasai. 😄
Roti Perancis dengan tekstur kenyal (chewy) dan tidak manis lebih saya suka dibandingkan roti ala Jepang yang menurut saya terlalu lembut dan manis. Roti Jepang yang dijual di bakeri juga mengandung bahan pengembang yang banyak sehingga roti mekar sebegitu fantastisnya sementara adonan dasarnya sebenarnya sangat sedikit. Baguette adalah jenis roti Perancis yang begitu inginnya saya eksekusi sejak lama. Ada rasa penasaran yang membuncah didada kala melihat prosesnya di You Tube. Apalagi jika membeli di bakery, roti ini hadir dalam kondisi yang super keras mirip pentungan Hansip. Bahkan begitu kerasnya hingga susah disobek.
Tapi dua minggu lalu saya menemukan baguette yang fresh di bakeri di Ranch Market di Lotte Avenue Mall. Jika ke Ranch Market maka biasanya target utama yang saya dituju adalah sayuran dan buah-buahannya yang segar dengan variasi yang banyak, tapi saat itu saya iseng melongok ke bakerinya. Ketika baguette-nya saya sentuh dan pencet, terasa empuk bukan keras seperti baguette yang umum dijual di supermarket disebelah kantor. Sebuah baguette seharga 18 ribu rupiah lantas saya bawa pulang, dan betapa menyesalnya mengapa tidak membelinya tiga stekaligus! Roti baguette di Ranch Market benar-benar sesuai dengan taste saya, permukaannya chewy sementara didalamnya empuk. Saya bahkan menyantap separuh baguette dengan tumisan ayam dan hampir menghabiskan sisanya jika tidak teringat dengan satu resep yang ingin saya coba yaitu bruschetta.
Jika kita bersantap di resto Pizza HUT maka akan bertemu dengan makanan ini di dalam daftar menunya. Jujur, saya jarang sekali memesan bruschetta jika nongkrong di Pizza HUT, tapi saat liburan Lebaran lalu, ketika bersantap bersama keluarga di resto Pizza HUT di Blok M Plaza, kakak saya memesan menu ini dan surprised ternyata rasanya lumayan sedap. Sejak itu, makanan ini masuk dalam list untuk ditrial.
Bruscheetta adalah makanan pembuka dari Itali berupa irisan roti yang dioles dengan minyak zaitun, bawang putih dan garam. Roti kemudian dipanggang hingga garing permukaannya. Camilan ini juga sering hadir beserta topping tambahan diatasnya, biasanya terbuat dari cincangan tomat, keju, daun basil, bawang putih dan bawang bombay. Kali ini saya membuat bruschetta dengan topping yang terbuat dari cincangan udang, bawang bombay, bawang putih, sedikit mayonnaise dan susu kental manis. Beh, rasanya mantap! Selain udang maka tuna kalengan yang dihancurkan, cincangan ayam rebus/panggang, jamur, jagung manis pun lezat menjadi topping.
Roti baguette saya iris setebal 3 cm dan diolesi dengan sedikit margarine di permukaannya. Agar roti tetap crispy walau sudah ditumpuk topping basah diatasnya maka roti saya panggang terlebih dahulu hingga garing, baru adonan topping diletakkan dipermukaan roti. Pemanggangan berikutnya hanya untuk membuat keju parut meleleh dan warna bruschetta sedikit kecoklatan. Resep ini harus anda coba dirumah, karena rasanya begitu sedap!
Berikut resep dan prosesnya ya.
Brucehetta Udang
Resep modifikasi sendiri
Untuk 8 buah bruschetta
Tertarik dengan resep ala fast food lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Vegetarian Pizza Jamur dengan Saus Simple
Barbecue Chicken Wings
Bahan:
Panggang roti di suhu 200'C selama 5 - 10 menit atau hingga permukaan roti terlihat sedikit kecoklatan dan garing. Keluarkan dari oven. Letakkan adonan udang diatasnya, taburi keju parut jika suka.
Favorit kalo ke pizza HUT nih mba 😁 bahannya mudah dicari langsung eksekusi buat camilan suami 😁
BalasHapussip, moga suka yaa
Hapus