Di kantor saya sedang heboh dengan senam AW S3, senam yang diajarkan oleh Andri Wongso, motivator kondang. Gerakannya ringan dan biasa dilakukan oleh mereka yang sudah lanjut usia. Konon katanya banyak manfaatnya, salah satunya bisa menyembuhkan saraf terjepit. Saya melakukannya karena gerakannya mudah, bisa dikerjakan di kantor dan yang terpenting adalah ada aktifitas bergerak dibandingkan hanya duduk diam saja. Walau terlihat simple tapi jangan meremehkannya, ketika dilakukan berulang-ulang hingga 300 kali, kaki terasa pegal dan nafas ngos-ngosan. Mungkin karena saya kurang fit, tapi rekan lain yang mencobanya pun mengatakan hal yang sama, jadi mungkin kami sekantor tidak ada yang fit. Atau gerakan simple ini memang tidak boleh dianggap enteng.
Bagian terberat adalah menjinjitkan telapak kaki ke depan dan ke belakang, jika hanya 10 kali enteng rasanya. Tapi coba lakukan hingga 50 kali, betis terasa ditarik kencang. Senam AW S3 ini memiliki 3 gerakan yang mirip satu sama lain, masing-masing gerakan dilakukan 100 kali jadi total adalah 300 kali. Saya hanya mempraktekkan 1 gerakan pertama saja, dilakukan pagi ketika memulai aktifitas kerja, siang setelah makan siang dan sore ketika bersiap hendak pulang, masing-masingnya sebanyak 50 kali saja. Jadi total hanya 150 kali. Seratus lima puluh kali yang mampu membuat betis terasa menjerit dan nafas terengah-engah. Tobat! Sepertinya saya benar-benar tidak fit sama sekali. 😄
Saya takjub dengan rekan kantor saya, Mbak Mirah, yang rutin berolah raga di club gym setiap hari kala jam makan siang. Setiap hari! Mbak Mirah hanya stop ketika sedang ada meeting yang tidak bisa ditinggalkan. Bahkan ketika sedang sakit pun dia tetap melakukannya. Menurut Mbak Mirah, olah raga kala sedang sakit sama dengan detox, semua racun dan virus dibuang bersama keringat. Saya sendiri tidak terlalu berminat dengan saran itu, apa yang lebih enak dibandingkan tidur kala sedang tidak enak badan bukan? Olah raga? No way lah ya. Walaupun gym club begitu dekatnya di mal sebelah kantor, hingga kini saya belum tertarik untuk join, tapi saya sadar olah raga sangat penting. Sebagai solusinya, saya membeli dumbbell seberat 2 kg sebanyak dua buah yang diletakkan dibawah meja kerja. Ketika kepala sedang suntuk dengan pekerjaan membosankan yang terpampang di laptop, saya meraih dumbbell dan mengolah lengan yang segede papan setrikaan ini. Semoga lemaknya sedikit menyusut dan ukurannya mengecil.
Kini dengan adanya AWS, saya memilih mengikuti gerakan olah raga ini. Semua bentuk exercise akan efektif jika dilakukan secara rutin, artinya harus dilakukan setiap hari agar manfaatnya terlihat. Ah, Mbak Mirah benar-benar membuat saya termotivasi untuk rutin menggerakkan badan ini. Dua hari ber-AWS ria, malam sepulang kantor setelah mengerjakan pekerjaan endorse di dapur, saya merasa badan luar biasa pegal, istilah orang Jawa 'rentek' alias capek tingkat tinggi. Malam sekitar jam dua-an saya tiba-tiba diserang demam dan tubuh menggigil tak terkira. Bahkan bed cover yang super tebal tak kuas menghalau rasa dingin itu. Saya segera ke dapur dan minum air sebanyak-banyaknya agar panas tubuh yang naik ini bisa terhalau keluar bersama urine. Semalaman tidur terasa resah, pegal di area punggung dan betis mendera, namun sekitar jam tiga pagi demam hilang dan badan terasa lebih enak. Sejujurnya hari itu saya malas hendak ke kantor, tetapi stok cuti saya tak ada satu hari pun tersisa. Akhirnya dengan langkah gontai saya berangkat kerja.
Siang harinya saya pergi ke tempat pijat dan refleksi JeSpa di sebelah kantor. Dua ratus ribu melayang dari dompet demi satu setengah jam pijat yang syukurnya mampu meredakan rasa pegal-pegal di badan. Saya yakin bukan karena gerakan senam AWS yang membuat saya begini, tapi karena tubuh yang tidak fit, kecapekan dan pekerjaan endorse di dapur yang terasa semakin menyebalkan (tapi uangnya dibutuhkan!). Untuk sementara senam AWS saya hentikan hingga badan mulai terasa mulai nyaman kembali, baru pagi ini saya mulai kembali menjalankannya lagi. Semoga tidak terjadi kejadian seperti minggu lalu.
Menuju ke resep, saya mendapatkan resep telur gabus keju in dari FiberCreme TV dan memang berhubungan dengan pekerjaan endorse yang saya dapatkan dari FiberCreme. Proses membuatnya super mudah, rasanya ngeju banget dan jika digoreng hingga maksimal maka kue akan terasa renyah. Untuk kejunya, saya menggunakan keju Parmessan yang didapatkan dari Mbak Lili di Jerman. Swear, saya sungguh bersyukur punya teman yang tinggal di luar negeri dan super baik hati, setiap kali pulang ke Indonesia selalu membawakan keju dan makanan enak lainnya. Beberapa batang keju Parmessan saya simpan di freezer seakan harta karun. Tekstur keju yang crumbly tidak terlalu terpengaruh ketika dibekukan dan mudah diparut ketika dibutuhkan. Saya suka keju ini untuk aneka pasta, saus atau kue seperti resep kali ini. Keju Parmessan terasa lebih gurih, cheesy di makanan atau masakan dibandingkan keju lainnya. Tidak heran jika harganya lebih mahal.
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Telur Gabus Keju
Resep diadaptasikan dari FiberCreme TV
Untuk 500 gram kue
Tertarik dengan resep camilan lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan:
- 50 gram FiberCreme atau susu bubuk
- 300 gram tepung sagu/tapioka
- 125 gram keju parmessan parut
- 2 butir telur
- 30 gram mentega / margarine
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh merica bubuk
Cara membuat:
Masukkan semua bahan di dalam mangku, aduk dan uleni hingga kalis dan tidak lengket di tangan. Jika masih terasa lengket tambahkan sedikit tepung sagu.
Siapkan wajan dan isi dengan minyak goreng, ambil sedikit adonan lalu pelintirkan di telapak tangan hingga membentuk seperti cacing dengan ujung yang tajam, masukkan dalam minyak goreng.
Setelah adonan terkumpul banyak didalam minyak dingin, panaskan wajan. Goreng kue gabus keju dengan api kecil, jangan di aduk-aduk saat masih basah. Jika kue tampak mengapung dan mengeras, aduk dengan spatula dan cerai-beraikan kue.
Goreng hingga kering dan garing, warnanya berubah kecoklatan. Kue yang kurang digoreng akan melempem dibagian tengahnya dan tidak renyah. Angkat, tiriskan.
Dinginkan minyak di wajan sebelum memasukkan adonan berikutnya, atau gunakan dua wajan secara bergantian. Suhu minyak yang panas ketika kue dimasukkan akan membuat permukaannya berlubang-lubang.
Jika telah dingin, masukkan kue di wadah tertutup rapat.
hallo mbak endang.....
BalasHapusbaru tau mba klo goreng telur gabus ternyata harus diminyak yang dingin dulu 😊😊
soalnya saya pernah bikin pas digoreng adonan yang di minyak meledak
abis itu saya gak pernah bikin lagi....
eh ini pas buka gmail mba endang upload bikin telur gabus
seneng dech akhirnya saya tau cara goreng telur gabus...
ma kasih ya mba endang 👍👍❤❤
yep, kudu minyak dingin, kalau nggak bs meledak2 ngeriii. hehhehe
HapusPakai keju cedar ngaruh bgt g mbak k rasany?dr kpn pengen cb bikin telur gabus keju, taktergerak hati, bgtu jtt post jd smangat dh
BalasHapuskeju cheddar juga oke kok, saya pernah pakai, cuman mmg lbh enak parmessan
HapusMba endang ini proses nya beda ya sm yg resep telur gabus keju postingan 2011 yg ini telur keju n memtega ga perlu diblender yaa? Hanya campur semua jadi 1 ya? Alhamdulilah ya ga perlu repot nyuci blender.. wehehe..dan klo resep yg lama pke cheddar 100 gram.. nah klo yg ini keju permessan itu seperti apa ya mba endang bs dikasih contoh merknya yg mudah ditemukan disupermarket2? Maklum ga bgtu paham sm perkejuan.. hehe.. makasih ya mba endang atas pencerahannya..
BalasHapusbeda Mba, ini menurut saya lebih simple dan mudah dilakukan. Saya kebetulan punya stok parmessan dikasih teman dr luar, kalau dipasaran sih umumnya eceran sudah diparut, gak ada merknya
HapusSaya suka banget nih telur gabus keju, tapi beberapa kali bikin kok digigitnya keras ya. Salah resep kali ya mbak... mau coba resep mbak Endang deh...
BalasHapusyang ini empuk bangeet
HapusMba endang mau tanya, kalo keju parmesan bubuk itu apa bedanya? bisa digunakan untuk resep ini tidak yaa? aku cari di shopee kok adanya keju parmesan bubuk yaa
BalasHapusyep pakai parmesan bubuk mba, disini biasanya mmg parmesannya bubuk, jarang yang batangan
HapusHalo mba endang, mau tanya kalau untuk telur gabus yg manis apabila saya tiadakan keju parmesan nya apakah komponen lainnya ada yg perlu ditambahkan atau sama saja ya?
BalasHapushalo Mbak, harusnya ada yang ditambahkan karena keju termasuk padat teskturnya, hanya saya belum pernah trial versi manis, jadi gak bs kira2 tambah tepung berapa
Hapus