Jadi ketika undangan kawinan mendarat di meja, dan itu sudah berkali-kali terjadi, saya memilih menarik selembar amplop, mengisinya dengan uang sumbangan dan menitipkannya ke teman yang datang. Untungnya beberapa rekan kantor sangat rajin datang ke acara kawinan, bahkan walau jaraknya jauh sekalipun. Jadi acara menitip amplop ini tidak pernah mengalami kendala dan saya selalu memiliki alasan, "Aduh rumah aku jauh banget dari lokasi." Alasan ini memang tidak dibuat-buat, rata-rata teman-teman kantor memiliki rumah di daerah Jakarta Timur dan Utara yang jaraknya lumayan jauh dari rumah saya di Jakarta Selatan.
Tapi Minggu lalu saya mendapat undangan perkawinan dari rekan kantor yang duduk tidak jauh dari meja kerja saya. Acara pernikahannya diselenggarakan di Wisma Bhayangkari, jaraknya cukup dekat dari rumah. Walau ingin rasanya saya mengeluarkan alasan penolakan seperti ada acara keluarga dan lain sebagainya, namun hati ini tak enak juga. Akhirnya saya putuskan untuk datang. Ketika kata janji akan datang itu terucap ke teman yag menyodorkan undangan, saya langsung menyesalinya. Datang ke kondangan, berarti harus berpikir mengenai pakaian yang akan dikenakan, sepatu atau sandal dan tas kecil atau clutch. Saya berusaha mengingat-ingat koleksi di lemari pakaian dan rak sepatu, sepertinya tidak ada yang cocok buat menghadiri pesta perkawinan di gedung.
Resepsi pernikahannya jatuh pada hari Minggu jam sebelas siang. Pukul sembilan pagi sehabis mandi, saya mendeprok didepan lemari pakaian dan sepatu, membongkar apapun yang bisa ditemukan. Akhirnya saya menarik selembar baju brokat biru yang dibeli beberapa tahun yang lalu, ketika dicoba masih masuk ke dalam badan yang melar. Tak punya celana hitam bagus yang pas buat menemani si brokat, terpaksa celana jeans hitam dikeluarkan dari lemari. Masalahnya adalah hendak diletakkan dimana uang, kartu, dan handphone? Wiwin, adik saya, pernah memberikan sebuah clutch hitam bertahun nan lampau, tapi hingga basah kuyup jidat bermandikan keringat, benda itu tak jua ditemukan. Saya menyerah dan akhirnya hanya membawa sebuah dompet panjang kulit berwarna hitam yang muat buat menampung beberapa kartu dan sebuah hape android.
Kembali ke resep nugget kali ini. Dulu ketika nugget masih menjadi makanan yang hanya dijual di supermarket maka membuatnya sendiri terkesan ekslusif. Tidak banyak Ibu-Ibu atau kaum wanita mengeksekusinya sendiri dirumah. Jikalau ada maka teksturnya keras dan rasanya tidak terlalu istimewa. Tapi kini sepertinya membuat nugget sendiri sudah menjadi hal yang biasa, bahkan cenderung dipilih karena lebih sehat, rasanya lebih sedap dan tentu saja jauh lebih murah. Bayangkan saja dengan satu kilogram dada ayam yang hanya lima pluluh lima ribu rupiah plus bahan-bahan lain yang tak terlalu mahal, bisa menghasilkan berloyang-loyang nugget.
Saya pernah memposting resep nugget, dulu ketika awal ngeblog, dan hingga kini resep tersebut menjadi andalan, resep bisa diklik pada link disini. Bahkan banyak yang telah memberikan testimoni kelezatannya dan menjadi lahan bisnis. Saya turut happy membacanya. Nah pada resep tersebut saya menggunakan tepung panir untuk membuat teksturnya padat, tapi sebenarnya tepung panir bisa digantikan dengan tepung oatmeal.
Banyak yang mencoba resep nugget ini dan banyak yang mengeluh teksturnya agak lembek dibandingkan dengan nugget yang dijual diluaran. Lembeknya nugget biasanya karena jenis fillet ayam yang dipakai, dada ayam lebih kesar dan keras dibandingkan dengan paha ayam yang lebih banyak lemaknya. Kondisi fillet yang basah juga akan membuat adonan lebih lembek dibandingkan fillet yang ditiriskan hingga air cuciannya benar-benar habis. Jika adonan terasa lembek ketika semua bahan telah dicampurkan maka tambahkan beberapa sendok makan oatmeal atau tepung panir untuk menyerap kelebihan cairan didalam adonan. Semakin banyak tepung oatmeal maka tekstur nugget menjadi lebih keras, biasanya kalau nugget buatan pabrik menambahkan cornmeal, sejenis tepung jagung berwarna kekuningan yang teksturnya kasar.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Nugget Ayam dengan Wortel
Tertarik dengan resep olahan ayam lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Ayam Goreng Spicy
Homemade Keecho
Karaage
Bahan & bumbu adonan:
- 1/2 batang wortel, kupas, potong kasar
- 500 gram fillet dada ayam, potong kasar
- 1/2 buah bawang bombay, rajang kasar
- 4 siung bawang putih
- 2 butir telur
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan minyak wijen
- 2 sendok makan kecap ikan, optional
- 1 sendok makan saus tiram
- 1/2 sendok makan gula pasir
- 1 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok teh kaldu jamur / kaldu bubuk
- 2 sendok makan tepung tapioka
- 5 sendok makan mayonnaise
- 5 - 6 sendok makan quick cooking oatmeal
- 1 batang daun bawang, rajang sehalus mungkin (optional)
- 1 batang daun seledri, cincang halus (optional)
Untuk pelapis nugget:
- 2 butir telur, kocok lepas
- quick cooking oat
Siapkan fillet dada ayam, potong dadu, jika sudah dicuci bersih, tiriskan hingga airnya benar-benar habis agar adonan tidak basah. Siapkan wortel, cincang kasar dengan chopper, sisihkan.
Keluarkan adonan dari dalam kukusan, biarkan hingga benar-benat dingin. Lepaskan adonan dari loyang, buang kertas minyak yang melekat. Olesi pisau dengan minyak goreng ketika akan memotong adonan agar tidak lengket. Potong-potong adonan sesuai bentuk yang diinginkan.
Gulingkan potongan nugget ke dalam kocokan telur, kemudian lumuri permukaannya dengan oatmeal, tekan-tekan agar oatmeal menempel dengan baik diseluruh permukaan nugget. Sampai pada tahap ini nuggget bisa dibekukan atau goreng dalam minyak panas dengan api kecil hingga permukaan nugget menjadi coklat keemasan. Angkat dan tiriskan. Sajikan
Ya Allah Mbak.....saya banget itu ^_^
BalasHapusSaya kalo dpt undangan pernikahan jg mati gaya persis spt yg dialami Mb. Endang wkwkwkwk
hahahah toss, mending ngacir dah drpd suruh datang
HapusMba endang, sy tdk punya food processor, apakah bisa pakai ayam giling ya ?
BalasHapusbisa pakai ayam giling Mba Luci
Hapusmba endang, kalau dibekukan kira2 bisa tahan berapa lama? terimakasih sebelumnya 🙂
BalasHapus1 bulanan mba
HapusWkwk.. mbak endang masih jauh lebih mending daripada saya kok.. Baju yang saya pakai ke kondangan sama aja dengan baju yang saya pakai ke kantor atau ke mall. Gamis dengan kerudung lebar, dan pake sandal/sepatu skecher.. kebayang ga? ��
BalasHapushahahha, enak nyaman yaaa. andai saya bisa pakai sepatu skecher juga hahhha. tapi kemarin acara wisuda adik saya, ketika selesai acara lansung lepas sepatu kondangan dan pakai sepatu, gak tahaan
HapusMbak, apakah oatmeal bisa diganti dgn rolled oat yg dihaluskan?
BalasHapusbisa Mba
Hapus