Weekend yang menyiksa, dua hari saya terkapar tidur dalam pengaruh bius obat batuk. Sejak Minggu lalu badan memang sudah merasa tak enak, ditambah kurang istirahat, tidur telat dan banyak melakukan aktifitas olah raga. Akhirnya flu menyerang. Padahal sejak banyak mengkonsumsi buah dan sayuran, saya akui imunitas saya meningkat dibandingkan sebelumnya. Dulu, flu adalah makanan setiap bulan. Kecapekan sedikit atau terlalu diforsir maka pilek dan demam mulai datang. Tapi kini saya hitung dalam setahun hanya sekali atau paling banyak dua kali saja terserang flu. Batuk adalah hal yang paling saya takutkan dibandingkan pilek. Jika terkena batuk, bisa tiga bulan baru sembuh, itupun setelah dihajar dengan aneka obat batuk dan remedy tradisional. Biasanya batuk disebabkan oleh radang tenggorokan, rasa gatal di tenggorokan membuat tubuh bereaksi hendak mengenyahkan rasa tidak enak itu dengan cara batuk.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, sebelum batuk semakin parah maka harus segera dicegah. Entah dengan minum obat batuk yang sesuai atau ramuan seperti rebusan air daun sirih atau jahe dan madu. Berkumur-kumur dengan air garam atau air hangat juga mengurangi rasa gatal di tenggorokan. Selain itu, pantang makanan tertentu memang harus benar-benar dilakukan. Kacang tanah, rambutan, kelengkeng, mangga, dan jenis makanan yang memicu batuk lainnya harus dienyahkan dari daftar hingga batuk benar-benar sembuh. Dua tahun lalu kala terserang batuk, saat kondisi sudah mulai membaik saya justru ngemil kacang goreng dan rambutan. Malamnya saya didera batuk hingga pagi, dan berakhir dengan batuk tak sembuh hingga tiga bulan lamanya. Tak ingin mengulangi hal yang sama, kini saya segera mengobati batuk, pantang makanan dan istirahat.
Dua hari tidur saat weekend lumayan juga membuat tubuh menjadi lebih nyaman, rasa sakit kala menelan mulai berkurang dan batuk sudah tak separah sebelumnya. Saya juga membuat awetan lemon, madu, jahe yang telah saya post di Instagram JTT. Resepnya nanti akan saya share disini juga. Proses membuat awetan lemon ini super mudah, dan awetan ini menghemat waktu karena tidak perlu mengiris-iris lemon dan jahe setiap diperlukan. Entah apakah ramuan ini mampu membantu menyembuhkan batuk, yang jelas lemon, jahe dan madu sejak jaman baheula telah dipakai untuk menjaga kesehatan dan meredakan radang tenggorokan.
Menuju ke resep kali ini. Sudah sejak lama saya ingin membuat tahini sendiri. Kondimen atau hidangan pelengkap ala Mediterania Bagian Timur, Kaukasia Selatan dan Timur Tengah ini terbuat dari biji wijen yang dipanggang / disangrai dan dihaluskan. Biasanya tahini menjadi saus pelengkap atau sebagai bahan dasar untuk membuat hummus, baba ghanoush dan halva. Saya sendiri menggunakan tahini sebagai campuran dressing salad, bersama olive oil, lemon dan madu. Wijen yang gurih dan creamy membuat saus salad menjadi lebih nendang.
Saya pernah mendapatkan sebotol tahini buatan Turki dari seorang teman, saat itu tahini berbentuk seperti selai kacang yang padat dan pekat. Rasanya manis, creamy dan enak sebagai olesan roti bersama madu dan keju feta. Tapi dari hasil baca-baca ternyata tahini yang asli bentuknya bukanlah padat seperti saus kacang melainkan encer dan mengalir ketika disendok dan dituangkan. Kemungkinan tahini yang padat sudah dicampur bahan lain seperti gula dan susu bubuk sehingga lebih pas sebagai olesan roti. Saya juga pernah membeli tahini dari sebuah toko di Tokopedia, teksturnya kental namun masih mengalir. Rasanya plain karena tanpa gula, sedikit ada jejak rasa getir dan terlalu banyak minyak dipermukaannya. Kemungkinan ketika wijen diproses ditambahkan minyak untuk mempermudah mesin menggiling hingga halus. Minyak yang tidak jelas inilah yang saya hindari, karena itu lebih baik membuatnya sendiri saja.
Membuat tahini sangat mudah, sama seperti membuat selai kacang tanah atau kacang almond yang pernah saya share sebelumnya disini. Biji wijen yang telah disangrai hingga matang diproses di food processor atau chopper bersama sedikit minyak zaitun dan garam hingga halus. Pada awal proses memang wijen terlihat tak kunjung berubah halus masih tampak kasar, tapi semakin lama teksturnya akan berubah dari kasar dan tercerai berai menjadi menggumpal dan akhirnya berubah encer. Saat itu biji wijen berubah menjadi super halus dan smooth. Untuk menghindari mesin menjadi panas, matikan sesekali, diamkan mesin beberapa menit kemudian lanjutkan kembali. Sebenarnya tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat biji wijen menyerah dan berubah menjadi tahini, asalkan kita sabar memprosesnya. Jangan juga menambahkan air atau minyak, bahan yang saya berikan di resep sudah cukup untuk membuat tahini yang mantap. Terlalu banyak minyak akan membuat hasil akhir tahini menjadi greasy dan berlemak.
Tahini sedap menjadi campuran kacang Arab (chickpeas) menjadi hummus, atau menjadi salad dressing bersama kucuran lemon, garam, merica dan minyak zaitun. Berikut resep dan prosesnya ya.
Homemade Tahini Paste
Resep modifikasi sendiri
Tertarik dengan resep homemade lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Acar Cabai Gendot dan Jalapeno
Homemade Selai Kacang (Peanut Butter)
Sumber:
Wikipedia - Tahini
Coba minum perasan 1 Lemon dzn 1 sendok makan madu mba, saya kalau batuk parah pakai itu sembuh
BalasHapusnah saya bikin lemon madu jahe, ini udah lumayan rasanya, batuk cuman tinggal jarang2
HapusMbak endang...rasa tahini ini apakah sama seperti salad dressing yg nama mereknya ke*p*ie itu yaa?
BalasHapusTerimakasih Mbak Endang.
Nur_padasan
nggak mba, salad dressing sudah ditambah banyak bahan lain seperti mayo dan bumbu, tahini lebih plain kek selai kacang saja
HapusHai Mbak Endang. Mau tanya. Masuk kulkas bisa awet berapa lama ya
BalasHapussekitar 2 mingguan masih ok mbak
Hapus