Sindhu Beach, Sanur, Bali |
Melanjutkan cerita tentang saya berburu oleh-oleh khas Bali, bagian pertamanya bisa di lihat pada link postingan disini. Di Pasar Badung yang modern, rapi dan bersih ini saya membeli kacang tanah goreng, kacang koro, kacang tanah kulit panggang dan sebuah mangkok kayu kecil. Saya dan teman saya, Lily, kemudian berjalan menuju Pasar Kumbasari yang terletak di sebelah Pasar Badung. Pasar Kumbasari hanya terdiri dari dua lantai. Begitu masuk kami langsung naik ke lantai satu, lantai dasar dipenuhi dengan pedagang makanan dan kios-kios yang kurang menarik. Begitu tiba dilantai pertama, mata saya langsung dimanjakan dengan sebuah toko keramik dan kerajinan tangan kayu dan anyaman. Toko ini terdiri dari dua bagian, sisi kiri dan kanan yang dipisahkan oleh gang kecil. Sisi sebelah kanan didominasi dengan rak peralatan makan dari keramik seperti piring, mug, teko, tapi terdapat pula mangkuk dari batok kelapa yang cantik.
Mangkuk batok ini hanya dihargai 15 ribu rupiah saja, dan saya membelinya dua buah. Khusus untuk mangkuk, piring kecil dan sendok saya memang biasanya membeli masing-masing sekaligus dua buah, agar ketika ditampilkan di foto seakan-akan kita menyediakan makanan untuk beberapa orang. Kenyataannya ketika makanan selesai diambil gambarnya semua akan dikembalikan ke panci. 😄 Ditoko, yang saya lupa namanya ini, saya juga membeli beberapa sendok kayu kecil, mangkuk dari kayu kelapa seharga 50 ribu rupiah dan sebuah teko keramik yang sepertinya pas untuk saus atau susu cair. Harga toko ini sudah pasti, jadi kita tidak perlu melakukan tawar menawar, menurut saya harganya masih reasonable dan koleksinya cukup banyak.
Dari lantai satu kami berjalan ke lantai berikutnya, disini banyak yang menjual batik, pakaian dan daster. Ada satu daster yang saya suka, hanya berupa selembar kain batik berlengan kuntung sedengkul yang simple. Harganya 50 ribu rupiah dan si penjual tidak bersedia melepaskannya ketika saya menawar 35 ribu rupiah. Karena daster ini tidak begitu penting maka saya langsung lanjut jalan ke toko lainnya. Jajaran toko yang menjual tas anyaman, lukisan dan barang kerajinan mendominasi di lantai ini. Ada sebuah toko yang sangat besar dan membentang cukup lebar, toko ini menjual aneka kerajinan tangan mulai dari pernak-pernik dapur, hiasan rumah, tas, sandal, you name it. Kualitasnya lumayan bagus dan variannya sangat banyak. Saya menahan diri untuk tidak membelinya karena berjanji hanya membeli barang yang sangat penting saja.
Kumbasari Market, Denpasar, Bali |
Mangkuk batok ini hanya dihargai 15 ribu rupiah saja, dan saya membelinya dua buah. Khusus untuk mangkuk, piring kecil dan sendok saya memang biasanya membeli masing-masing sekaligus dua buah, agar ketika ditampilkan di foto seakan-akan kita menyediakan makanan untuk beberapa orang. Kenyataannya ketika makanan selesai diambil gambarnya semua akan dikembalikan ke panci. 😄 Ditoko, yang saya lupa namanya ini, saya juga membeli beberapa sendok kayu kecil, mangkuk dari kayu kelapa seharga 50 ribu rupiah dan sebuah teko keramik yang sepertinya pas untuk saus atau susu cair. Harga toko ini sudah pasti, jadi kita tidak perlu melakukan tawar menawar, menurut saya harganya masih reasonable dan koleksinya cukup banyak.
Kumbasari Market, Denpasar, Bali |
Dari lantai satu kami berjalan ke lantai berikutnya, disini banyak yang menjual batik, pakaian dan daster. Ada satu daster yang saya suka, hanya berupa selembar kain batik berlengan kuntung sedengkul yang simple. Harganya 50 ribu rupiah dan si penjual tidak bersedia melepaskannya ketika saya menawar 35 ribu rupiah. Karena daster ini tidak begitu penting maka saya langsung lanjut jalan ke toko lainnya. Jajaran toko yang menjual tas anyaman, lukisan dan barang kerajinan mendominasi di lantai ini. Ada sebuah toko yang sangat besar dan membentang cukup lebar, toko ini menjual aneka kerajinan tangan mulai dari pernak-pernik dapur, hiasan rumah, tas, sandal, you name it. Kualitasnya lumayan bagus dan variannya sangat banyak. Saya menahan diri untuk tidak membelinya karena berjanji hanya membeli barang yang sangat penting saja.
Selepas dari Pasar Kumbasari kami langsung meluncur ke toko Erlangga menggunakan Grab Car, biayanya sekitar 30 ribu rupiah. Toko ini terletak di jalan Nusakambangan, ada dua toko Erlangga di jalan ini, dibedakan dengan nomor, Erlangga 1 dan Erlangga 2. Jujur saya lupa dengan Erlangga berapa yang kami masuki karena saat itu saya tidak terlalu memperhatikan bagian luar toko dan langsung heboh dengan isi di dalamnya. Erlangga adalah toko pusat oleh-oleh yang sangat besar. Parkirannya luas sehingga parkir menjadi hal yang tidak membuat pusing. Toko ini memiliki dua lantai, lantai bawah berisi pakaian batik, daster, kain-kain bali, aksesoris, pernak-pernik lucu hingga kerajinan tangan. Di lantai ini juga terdapat aneka makanan camilan untuk oleh-oleh, mulai dari pie susu, kerupuk ikan, dodol, kacang-kacangan, aneka snack ringan lainnya dan masih banyak aneka jajanan lainnya yang akan membuat anda terbingung-bingung hendak memilihnya. Saya membeli beberapa jenis kerupuk ikan, teri sambal yang terlihat renyah, stik keju, dan serenteng dodol Bali terbungkus kulit jagung yang saya penasaran dengan rasanya.
Toko Erlangga sangat nyaman, luas, dengan jajaran kasir yang banyak. Kita juga disediakan keranjang belanja model jinjing dan beroda. Saya terus terang sangat suka berbelanja disini, harga yang diberikan sudah pasti dan diberi bar-code disetiap item. Harganya jauh lebih murah dibandingkan di pasar! Kain-kain Bali, daster, gaun dan blus digantung rapi, jumlah dan variannya sangat banyak. Disini saya membeli dua buah daster untuk Ibu, masing-masing seharga 60 ribu rupiah, kualitas kainnya bagus, corak dan warnanya pun cantik. Beberapa daster berlengan kuntung, kain bali dan sebuah dress bertali untuk oleh-oleh teman juga saya masukkan ke keranjang belanja sekalian.
Pada lantai ini juga terdapat kerajinan tangan berupa patung-patung khas Bali, aneka aksesori seperti kalung manik-manik dengan harga berkisar 10 ribu hingga 15 ribu rupiah, saya membeli 3 buah kalung manik-manik. Terdapat juga peralatan dapur seperti nampan kayu, stand buah dari stainless steel, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Saya sebenarnya berminat dengan sebuah nampan kayu segi empat seharga 90 ribu rupiah dan sebuah piring panjang kayu seharga 100 ribu rupiah, tapi ukurannya yang agak besar sepertinya akan memenuhi koper, kini saya menyesal mengapa tidak membelinya. 😅 Lantai kedua toko diisi dengan kemeja dan gaun batik dengan harga yang lebih mahal. Pada lantai ini kita juga akan menemukan aneka jenis tas kain batik, tas anyaman dan rajutan. Karena saya tidak terlalu berminat dengan barang-barang jenis ini maka hanya sekilas melongoknya dan ngacir kembali ke lantai satu berburu makanan kecil.
Erlangga Store, Denpasar, Bali |
Pada lantai ini juga terdapat kerajinan tangan berupa patung-patung khas Bali, aneka aksesori seperti kalung manik-manik dengan harga berkisar 10 ribu hingga 15 ribu rupiah, saya membeli 3 buah kalung manik-manik. Terdapat juga peralatan dapur seperti nampan kayu, stand buah dari stainless steel, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Saya sebenarnya berminat dengan sebuah nampan kayu segi empat seharga 90 ribu rupiah dan sebuah piring panjang kayu seharga 100 ribu rupiah, tapi ukurannya yang agak besar sepertinya akan memenuhi koper, kini saya menyesal mengapa tidak membelinya. 😅 Lantai kedua toko diisi dengan kemeja dan gaun batik dengan harga yang lebih mahal. Pada lantai ini kita juga akan menemukan aneka jenis tas kain batik, tas anyaman dan rajutan. Karena saya tidak terlalu berminat dengan barang-barang jenis ini maka hanya sekilas melongoknya dan ngacir kembali ke lantai satu berburu makanan kecil.
Hari itu semua oleh-oleh untuk keluarga dan kantor berhasil dipenuhi, hati saya pun tenang. Sisa hari selanjutnya akan lebih difokuskan untuk mencari pernak-pernik food photography, mencicipi aneka kuliner dan memotret obyek wisata. Saran saya, jika bertamasya seperti ini dimana waktu dan tenaga sangat berharga, maka begitu menemukan satu barang yang disuka dengan harga masih reasonable segeralah beli tanpa perlu berpikir nantinya kita akan menemukan barang serupa dengan harga yang lebih murah ditempat lainnya, kecuali kita memang telah mendapatkan informasi pasti memang ada toko yang menjual barang tersebut dengan kualitas lebih baik dan lebih murah. Pengalaman pribadi, menunda membeli dan berharap mendapatkan yang lebih murah di lokasi atau kesempatan lain akan berakhir dengan tidak mendapatkannya sama sekali dan penyesalan di ujung perjalanan. Apalagi jika lokasi jalan-jalan jaraknya cukup berjauhan satu dengan lainnya.
Kami kemudian berjalan keluar toko, jam sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Perut terasa lapar, untungnya didepan toko terdapat food court yang menjual aneka makanan seperti siomay, bakso, rujak dan soto. Saya lantas memesan seporsi rujak buah gula merah dan capcay, sementara Lily memesan seporsi siomay. Harga makanan di areal food court Erlangga ini berkisar di 15 ribu hingga 30 ribu rupiah. Untuk rasa tidaklah istimewa, tapi lumayan untuk mengganjal perut yang lapar.
Nantikan kelanjutan kisahnya di Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali pada postingan berikutnya yaitu Berburu Kuliner Lokal di Bali (Part 1) pada link disini ya.
Kami kemudian berjalan keluar toko, jam sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Perut terasa lapar, untungnya didepan toko terdapat food court yang menjual aneka makanan seperti siomay, bakso, rujak dan soto. Saya lantas memesan seporsi rujak buah gula merah dan capcay, sementara Lily memesan seporsi siomay. Harga makanan di areal food court Erlangga ini berkisar di 15 ribu hingga 30 ribu rupiah. Untuk rasa tidaklah istimewa, tapi lumayan untuk mengganjal perut yang lapar.
Nantikan kelanjutan kisahnya di Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali pada postingan berikutnya yaitu Berburu Kuliner Lokal di Bali (Part 1) pada link disini ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:
Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.
Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.
Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.
Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.
Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.
Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.
Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^