Saya suka salad, bahkan menjurus ke arah maniak saking gemarnya. Tapi ada masa-masa dimana lidah saya enggan tersentuh dinginnya sayuran dan asamnya saus. Kepengennya makan yang hangat-hangat, creamy atau bertepung seperti nasi, pasta dan roti. Padahal bahan salad selalu tersedia di kulkas di rumah, bahkan saya punya stoknya juga di kulkas di kantor. Lettuce, ketimun, wortel, paprika merah dan kuning, serta tomat cherry adalah bahan salad yang menurut saya mudah ditemukan, tak mudah layu walau disimpan dalam jangka panjang di dalam kulkas, serta mudah dipersiapkan.
Tapi jika mood makan salad sedang jeblok seperti akhir-akhir ini, maka semua itu tak tersentuh. Saya bahkan mulai worried dengan nasib 3 pohon selada keriting didalam kantung kertas di chiller. Daun selada keriting ini saya beli hanya demi memuaskan nafsu memborong sayuran si Bapak tukang sayur yang pernah saya ceritakan pada postingan disini. Kebetulan malam itu kala pulang kantor, saya melihat selada keritingnya masih banyak diatas sehelai tampah di meja. Padahal biasanya untuk bahan salad, saya memilih lettuce head yang bahkan hingga dua minggu masih baik-baik saja di dalam chiller dibandingkan daun hijau dengan tekstur lemas seperti daun selada keriting.
Jika kehilangan nafsu makan salad begini saya pun mulai kembali menonton vlog di You Tube, biasanya vlog-vlog para vegan yang banyak menyajikan menu salad dan aktifitas mereka menyantap salad segambreng. Melihat betapa nikmatnya dedaunan dan bahan salad lainnya dikunyah dengan suara crunchy menjadi video ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) yang saya gemari dan membangkitkan nafsu makan sayuran. Biasanya saat itu saya langsung merasa air liur menetes, dan perut berkeruyukan. Tapi akhir-akhir ini tidak! Bahkan kala para vlogger tersebut memuji-muji betapa segarnya sayuran salad yang sedang mereka kunyah, atau nikmatnya dressing kali itu, saya sama sekali tak tergerak hendak berlari ke dapur dan mulai meracik sebaskom salad. Kepala saya justru penuh dengan bayangan nikmatnya sehelai roti yang dioles dengan mentega dan cincangan bawang putih, dipanggang hingga crunchy permukaannya dan menjadi garlic bread yang lekker dikunyah sambil membaca novel di laptop. Tobat!
Cara lain untuk membangkitkan nafsu makan salad adalah dengan menyantapnya bersama makanan lain yang gurih. Tempe goreng, seekor ikan panggang, tuna kalengan, keripik tortilla atau kerupuk ikan. Penambahan makanan dengan tekstur crunchy, berasa asin gurih umumnya mampu membuat semangat saya laju. Kerupuk ikan Palembang adalah andalan saya, mudah ditemukan di mall sebelah, harganya terjangkau, isinya banyak dalam 1 bungkusnya, dan tahan disimpan lama. Tapi berhubung saya sedang menghindari gorengan maka kerupuk saya skip dari stok dirumah, selain itu alih-alih kerupuk ikan dimakan bersama salad biasanya justru habis dicemil begitu saja.
Merubah tipe dressing salad juga alternatif lainnya yang bisa diterapkan. Dressing andalan saya adalah thousand island ready made satu merk tertentu yang mudah ditemukan di supermarket. Tapi thousand island yang bahan dasarnya mayonnaise ini biasanya terbuat dari minyak nabati seperti minyak sawit, pengawet dan gula. Bahan-bahan yang sedang saya kurangi mati-matian. Alternatif penggantinya adalah minyak zaitun, lemon, sedikit garam dan merica. Banyak orang yang suka dengan simple dressing salad yang light dan asam seperti ini, tapi saya tidak. Sekali, dua kali, masih bisa diterima lidah, kelima kalinya saya pun mogok makan salad. Salad dressing yang saya suka haruslah creamy sehingga mampu melapisi setiap helai daun dengan baik, tidak terlalu berminyak, sedikit manis, asin dan gurih. Biasanya saya suka menggunakan yogurt, tahini, dan almond yang diblender dan ditambahkan air jeruk lemon, sedikit olive oil, cabai bubuk, bawang putih, garam dan merica. Teksturnya dibuat agak encer sehingga tidak terasa eneg ketika digunakan dalam jumlah banyak
Nah akhir-akhir ini saya suka dengan honey mustard dressing yang diposting kali ini. Saus ini umum disajikan di resto, versi ready made-nya dalam botolan juga banyak ditemukan di supermarket. Kebetulan saya punya sebotol yellow mustard di kulkas, mustard adalah jenis saus yang sering membuat bingung hendak diolah menjadi apa. Walau banyak masakan western yang menambahkan mustard ke dalamnya, saya sendiri hanya menggunakannya untuk bahan saus salad saja. Mustard yang umum dijual di pasaran terdiri dari 2 jenis yaitu Dijon mustard dan yellow mustard. Keduanya berbeda dari sisi warna, rasa dan bahan penyusunnya.
Perbedaan utama pada sisi warna yaitu yellow mustard memiliki warna kuning cerah sedangkan Dijon mustard tidak terlalu kuning bahkan sedikit kream kecoklatan. Dari rasa dan bahan, yellow mustard terbuat dari biji mustard kuning yang dihaluskan, bumbu dan cuka (atau bahkan air), memiliki rasa lebih lembut dibandingkan dengan Dijon mustard. Dijon mustard lebih kuat rasa mustardnya, lebih kompleks cita rasanya dibandingkan yellow mustard karena terbuat dari biji mustard hitam dan wine putih. Dari sisi tekstur, yellow mustard lebih sulit dicampurkan bersama bahan saus lainya dibandingkan Dijon yang lebih mudah smooth ketika diaduk.
Honey mustard salad dressing ini membantu saya 'agak' sedikit bersemangat mengunyah salad. Rasa asam, manis dan uniknya mustard cukup mengusir rasa bosan mengunyah sayuran. 😅
Berikut resep dan prosesnya ya.
Salad dengan Honey Mustard Dressing
Resep modifikasi sendiri
Untuk 300 ml
Tertarik dengan resep dressing salad lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan:
- 2 sendok makan yellow mustard
- 60 ml madu
- 60 ml air jeruk lemon
- 1/4 sendok teh garam
- 60 ml minyak zaitun
Bahan lain yang bisa ditambahkan ke dressing:
- 1 siung bawang putih parut
- 3 sendok makan yogurt plain
Bahan salad:
- 2 buah paprika, potong sesuai selera
- 2 batang ketimun, kupas dan rajang tipis
- 1/2 buah lettuce head, potong kasar
- aneka buah-buahan jika suka, saya pakai plum
Cara membuat:
Siapkan bahan sayur dan buah untuk salad, potong sesuai selera, sisihkan.
Siapkan mangkuk, masukan yellow mustard, madu, garam, dan air jeruk lemon. Aduk dengan whisk hingga tercampur baik. Masukkan minyak, aduk cepat dan kuat hingga minyak tercampur dengan bahan lain dan saus menjadi agak kental dan creamy. Cicipi rasanya, sesuaikan asin, asam dan manisnya.
Saus ini tahan hingga 1 minggu lamanya didalam chiller kulkas.
Siapkan sayuran di mangkuk, siram dengan dressing-nya. Sajikan.
Hai mbak Endang. Saya juga penggemar salad, sebaskom bisa saya habiskan sendiri. Dan saya juga kurang suka thousand island, lebih suka mayones putih biasa, atau simply buat sambel gado gado saja. Hahaha.
BalasHapusBelakangan saya entah kenapa malas sekali mengunyah sayur. Serasa too much effort, bikin pegal rahang karena dikunyah nggak halus halus. Kenapa nggak makan cake saja yang diemut sudah hancur di mulut? Atau nasi ayam kungpao dengan minyak cabai yang berkilau-kilau?
Anyway, thanks untuk resep dressingnya ya. Bisa untuk variasi kalau sedang bosan dengan dressing itu-itu saja.
Best regards,
Dias di Semarang
Halo Mba Dias, saya maniak urap dan sambal gado2 juga hahhahah, gak bisa bosan kalau pakai sambal itu. Memang mengunyah sayuran itu melelahkan dan kadang membayangkan rasa dinginnya saat badan lagi gak oke bikin makan salad jadi malas benerrr wakakkaka
HapusMba Endang, apa kabar? Lama saya ga berkunjung ke blog mba ini. Mba, pertanyaan saya, kalau di rumah ga ada persediaan jeruk lemon, boleh diganti pakai cuka apel ga? trus minyak zaitunnya yg mana ya? extra virgin olive oil apa boleh? terima kasih mbaa
BalasHapushalo Mba Maia, bs pakai cuka/jeruk nipis yang penting asam. Untuk saus salad saya selalu pakai EVOO Mba
HapusMba endang mau tanya, kalo EVOO diganti minyak sayur bisa nga yah? Kebetulan mau buat tp lg nga ada minyak zaitunnya
BalasHapusTks.
bisa Mba tapi sebaiknya jenis minyak sayur yag tidak beraroma kuat ya,
Hapus