Terburu-buru, mengapa ya kita selalu terburu-buru dalam hidup? Pagi ini ketika berangkat ke kantor saya menyadari betapa saya selalu melakukan aktifitas dengan terburu-buru. Entah itu ketika menyelesaikan pekerjaan di rumah, di kantor atau hanya melakukan kegiatan simple seperti berjalan keluar dari stasiun MRT. Saya memperhatikan bukan hanya saya yang seperti itu, banyak orang melakukan hal yang sama. Ketika stasiun tujuan sudah mendekat, atau bahkan belum tiba didekat stasiun pun, banyak yang berpindah ke arah pintu, berjubelan didepannya, seakan takut ketika kereta berhenti tidak ada kesempatan untuk keluar. Penumpang kemudian berjalan cepat, seringkali berlari seakan dikejar setan kearah lift atau eskalator, berlomba menuju tangga yang mengarah ke lantai diatasnya.
Saya pun seperti itu! Seakan ada kebanggaan bisa menjadi orang pertama yang mencapai ekskalator, dan orang pertama yang menempelkan kartu ke pintu keluar. Terkadang eskalator terasa lambat jalannya hingga harus berlari mendaki seiring dengan gerakan tangga keatas. Mungkin mereka memang dikejar waktu atau dikejar masa lalu, yang jelas seringkali saya tidak dikejar apapun. Tidak ada bedanya saya berlari terpontang-panting, atau berjalan sesantai mungkin, saya akan tetap tiba di kantor. Entah terlambat, tepat waktu atau justru kepagian, tak ada yang signifikan. Tapi mengapa ya selalu saya lakukan setiap hari ? Tobat!
Saya pernah mengalami kejadian dimana pintu tinggal selangkah dan seorang cewek tiba-tiba menyerobot jalan hanya agar bisa menempelkan kartu lebih dulu. Padahal jika mengantri dibelakang saya mungkin hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 menit. Saya berpikir mungkin dia sudah terlambat menghadiri acara, atau meeting di kantor atau appointment dengan seseorang, tapi ketika saya bertemu diluar dia hanya berjalan santai dengan seorang temannya belaka. Jadi mengapa harus menyerobot langkah orang lain jika kemudian tidak ada hal penting yang harus dikejar? Terburu-buru juga membuang energi lebih besar, jantung berpacu lebih kencang, pikiran bekerja lebih keras dan lebih stress. Ketika tiba di bus yang akan membawa saya dari stasiun MRT ke kantor, keringat bercucuran deras dan suhu tubuh meningkat. Didalam bus atau angkutan umum lainnya saya sibuk berjuang mengelap keringat, dan menyesali mengapa tadi tidak berjalan pelan saja?
Hari ini saya mulai mengerem langkah, berjalan lebih pelan, lebih santai, menikmati terpaan sinar mentari pagi yang bagus buat tulang dan kulit. Saya berjalan kedalam stasiun tanpa terburu-buru, menyodorkan tas yang kini harus dibuka selebar mungkin didepan security (biasanya saya akan menggerutu sendiri jika pemeriksaan ekstra ekstrim ini dilakukan), menikmati eskalator yang bergerak perlahan membawa diri ke lantai 1. Ketika keluar dari MRT saya membiarkan penumpang lainnya berpacu, berlomba menjadi orang pertama yang menyentuh eskalator. Perubahan ini membuat saya merasa lebih rileks, lebih tenang dan tidak capek. Saya bermaksud untuk benar-benar menerapkannya setiap hari dalam setiap aspek hidup, tentu saja jika tidak lupa. Terburu-buru sepertinya sudah mendarah daging dalam pikiran sehingga perlu waktu untuk menyesuaikannya dalam ritme harian.
Wokeh menuju ke resep ayam panggang bumbu rujak kali ini. Bumbu rujak adalah salah satu jenis sambal atau menu masakan yang cukup populer di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Disebut rujak bukan karena ada hubungannya dengan sambal rujak atau buah-buahan, melainkan karena bagi orang Jawa bahan dan bumbunya sangat banyak seakan-akan 'dirujak' menjadi satu. Masakan Jawa umumnya menggunakan bumbu simple dibandingkan dengan masakan Padang atau bagian Indonesia lainnya. Bumbu rujak bisa berbentuk sambal atau protein hewani seperti ayam dan ikan yang dimasak dalam bumbu ini. Rasanya gurih, pedas dan dominan agak manis, khas masakan Jawa umumnya. Untuk resep kali ini saya menggunakan satu ekor ayam utuh yang dimasak didalam bumbu rujak, dan kemudian dipanggang. Daging ayam terasa lebih menyerap bumbu dan proses panggang membuat permukaannya lebih kering dan kesat. Rasanya maknyus!
Berikut resep dan prosesnya ya.
Ayam Panggang Bumbu Rujak
Resep modifikasi sendiri
Bahan:
- 1 ekor ayam utuh, saya pakai ayam negeri
- 1/2 sendok makan garam
- 1/2 buah jeruk nipis peras airnya
Bumbu dihaluskan:
- 12 buah cabai merah keriting
- 5 buah cabai rawit merah
- 6 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 4 butir kemiri sangrai
- 2 cm jahe
Bahan dan bumbu lainnya:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 2 batang serai memarkan
- 3 cm lengkuas, memarkan
- 3 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 400 - 500 ml air
- 75 ml santan kental instan
- 2 sendok makan air asam jawa
- 1 1/2 sendok makan gula jawa, sisir halus
- 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok teh kaldu bubuk
Cara membuat:
Siapkan ayam utuh, belah bagian punggungnya dengan gunting, pentangkan. Gosok permukaan ayam dan bagian dalamnya dengan garam dan air jeruk nipis, buang bagian kemerahan didalamnya. Diamkan 15 menit, cuci bersih, tiriskan, sisihkan.
Siapkan panci/wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum dan matang. Masukkan daun salam, lengkuas, serai dan daun jeruk, aduk dan tumis hingga rempah layu. Masukkan ayam, air dan santan, dan semua sisa bumbu lainnya. Rebus dengan api kecil hingga air habis, cicipi rasanya sesuaikan asin dan manisnya. Angkat ayam, letakkan ayam di permukaan loyang beralas silpat.
Jika sisa bumbu masih basah lanjutkan memasak hingga bumbu kental. Angkat dan oleskan bumbu ke permukaan ayam di loyang. Panggang di oven suhu 200'C selama 20 menit atau hingga bumbu mengering dan ayam matang. Keluarkan dari oven, sajikan ayam dengan nasi hangat.
Langsung bookmark..suwun mbak en 🥰🥰
BalasHapussama2 Mba
HapusUdah bikin hri minggu kmrn mbak,kirain bs buat makan smp malem,siang itu jg lgs ludes..kt suami dan anak2,enaaakk..masyaaAllah.suwun mbak endang 😘😘
Hapuswah iyaa, ini memang enaak! saya juga suka, pakai ikan juga maknyuss
HapusMbak Endang, sayapun sering terburu2. Kadang liat orang yang jalannya lambat saya ga sabar. Sepertinya saya harus ikut mbak Endang jg nih utk lebih santai, biar hidup lebih less stress, toh ga ada yang dikejar. Btw thank you resep ayam bumbu rujaknya Mbak, mau saya recook siang ini. Resep2 mbak Endang selalu jadi andalan, tetap berkarya Mbak!
BalasHapus