Walau sebenarnya ingin singgah sejenak di Lombok ketika berlibur ke Bali bulan lalu, namun karena begitu banyak tempat yang ingin dikunjungi di Bali niat itu urung dilaksanakan. Tapi bertahun nan lampau saya pernah ke Lombok bersama beberapa rekan kantor. Waktu itu kami menginap di seputaran pantai Senggigi. Sayangnya kami tidak mengunjungi beberapa gili yang terkenal disana. Tapi untungnya berkesempatan melihat-lihat pasar tradisional yang menjual kerajinan tangan masyarakat setempat bahkan berkunjung ke salah satu rumah penduduk yang menjadi pengarajin gerabah. Kala itu pariwisata Lombok sedang lesu, tidak banyak turis asing dan domestik yang berkunjung. Toko-toko yang menjual kerajinan rakyat bahkan tidak ada pengunjungnya sama sekali, barang-barang unik dari kayu, gerabah, kulit kerang dan logam tergolek berselimut debu. Walau saat itu saya belum terjun ke dunia blogging, tapi minat mengumpulkan aneka perabot makanan sudah merasuk jiwa. Beberapa mangkuk kayu saya bawa pulang dan kini sering dihadirkan di blog sebagai wadah makanan. Rekan kantor saya yang pintar memilih barang justru berhasil membawa pulang dua mangkuk besar berbahan kuningan yang saya ngiler berat hendak memilikinya, sayang si penjual tidak memiliki stoknya lagi.
Selama di Lombok, kami sempat mampir ke sebuah resto ayam bakar Taliwang. Menyantap makanan ini seakan menjadi hal yang wajib, kudu dicoba jika kita berkunjung kesini. Resto ini direkomendasikan oleh supir mobil rental yang kami sewa. Makanannya enak, khas Lombok dan cukup terkenal. Saya lupa dengan nama resto dan daerahnya, tapi masih teringat dengan suasana resto yang cozy, gubuk-gubuk bambu dengan dinding gedhek dan kami duduk lesehan ditikar. Makanan yang dihidangkan adalah ayam bakar taliwang, plecing kangkung dan nasi. Rasanya? Satu yang saya ingat, super pedas! Tobat pedasnya, hingga rasa masakannya yang lezat susah saya deteksi dengan lidah. Plecing kangkungnya berupa kangkung khas Lombok yang berukuran besar namun lembut, disiram dengan sambal plecing segambreng berwarna merah membara yang juga pedas! Selesai makan saya merasa perut panas, dan lidah terbakar. Muka kami semua memerah dan air bergalon-galon diguyurkan namun rasa panas ini tak kunjung hilang. Sambil tertawa-tawa ngakak melihat penderitaan satu dan lainnya, akhirnya kami berjejer di samping gubuk, membuka mulut dan membiarkan air liur menetes turun membuang rasa pedas. Terlihat menjijikkan, tapi bagaimana lagi? Rasa pedas ini bahkan masih saya ingat hingga sekarang! Saya takjub dengan daya tahan perut masyarakat Lombok yang super.😅
Di Jakarta Selatan tentu ada satu resto ayam Taliwang terkenal yang beberapa kali pernah saya kunjungi. Lokasinya didekat rumah, nama restonya adalah Taliwang Bersaudara di Panglima Polim. Resto ini sudah cukup lama beroperasi dan hingga kini masih bertahan ditengan gempuran aneka masakan ayam lainnya yang banyak bermunculan. Pelanggannya tentu saja spesifik, mereka adalah pecinta masakan Lombok, penyuka sensasi pedas dan rasa unik bumbu khas ayam Taliwang. Saya sendiri sangat suka dengan menu ayam disini, rasanya lezat dan taste-nya tidak sepedas yang pernah saya santap di Lombok. Jika anda ngiler dengan ayam bakar Taliwang dengan rasa mantap, maka resto ini saya rekomendasikan. Atau, kita bikin sendiri saja di rumah! Ayam Taliwang tidak sulit dibuat, tapi kali ini saya panggang dioven bukan dibakar seperti yang disajikan di resto. Sebagaimana bumbu masakan Bali dan Lombok umumnya maka kencur dan terasi biasa dipergunakan. Saya menghaluskan bumbu di chopper karena biasanya masakan dari daerah ini tidak menghancurkan bumbu hingga halus, melainkan mencincangnya kasar.
Saya menggunakan ayam negeri kiriman dari etanee, aplikasi belanja online yang menjual aneka produk bahan segar seperti ayam, daging, olahan produk seperti chicken wings berbumbu dan sosis, serta produk segar lainnya. Saya cukup surprised dengan betapa bersihnya ayam dari Etanee. Biasanya jika mengolah ayam negeri utuh seperti ini, saya selalu menggosok permukaan kulitnya dengan garam dan air jeruk nipis untuk membuang kulit air kekuningan dan lendirnya, tapi kali ini tidak perlu karena sudah kinclong. Ayam kemudian cukup direbus bersama bumbu bersantan hingga kuah habis, dilanjutkan dengan dipanggang sebentar di oven hingga permukaannya kering. Atau jika ingin aroma yang smoky maka ayam bisa dibakar di pemanggangan api atau di arang kayu, pasti rasanya lebih mantap. Ayam Taliwang biasanya disajikan bersama plecing kangkung, tapi bersama tumisan kangkung atau tumisan bunga pepaya menurut saya juga sedap.
Jika anda berminat berbelanja produk segar online (menghemat waktu dan tenaga!), aplikasi etanee bisa didownload di Playstore atau web app di www.etanee.id atau bisa dicek di Instagram etanee di @etaneeid untuk melihat promo dan info lainnya.
Berikut proses dan resepnya ya.
Ayam Panggang Taliwang
Resep modifikasi sendiri
Tertarik dengan resep sejenis lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Ayam Panggang Utuh dengan Gravy
Ayam Panggang ala Padang
Ayam Panggang dengan Sambal Andaliman
Bumbu dihaluskan:
Masak dengan api kecil hingga ayam matang disatu sisi baru balikkan dan masak sisi lainnya. Masak hingga tidak air bersisa dan ayam matang. Cicipi rasanya selama ayam direbus, sesuaikan gula dan garamnya. Cek dengan menusuk bagian ayam yang paling tebal dengan pisau, jika terlihat masih kemerahan tambahkan sedikit air dan masak kembali hingga benar-benar matang dan kuah habis.Angkat.
Halo mba Endang,
BalasHapusAyam taliwangnya merah menggoda...
Jadi pengen nyobain resepnya.
Btw, kalo menghaluskan bumbu dengan chopper itu bisa sampai halus banget ga sih? Mau beli chopper masih maju mundur, takutnya kurang halus...
Ada rekomendasi merk chopper yang bagus, bumbunya bs sampai halus kah mba?
Thank you..
Wulan
chopper gak bs halus mba, namanya juga mencacah, jadi kalau bahan kasar kek bumbu ya hasilnya cincangan halus. Kalau daging baru bs sampai lumat, Saya pakai beberapa merk chopper hasil sama, cacahan halus. Kalau mau halus pakai blender mba
HapusMakasih infonya, mb..
HapusGa jd deh beli chopper. Hehehe...
Sy beli blender Phi*l*ps Trita*, karena blender Phi*l*ps lama rusak. Ternyata ga sebagus pendahulunya.
Dry mill yg sy jadikan andalan bwt menghaluskan bumbu selalu bocor... Bikin kzl...
Efek males ngulek.
Maaf, jd curcol ya mb Endang...
beh sama, saya jg beli blender yang itu, zonk banget. saya beli gara2 naksir sama mata pisaunya yang lbh banyak, gak tahunya gampang bocor padahal masih baru baik gelas besar atau gelas kecilnya, keduanya bocor. Nyesel banget, masih bagusan seri lamanya
HapusSupaya tidak bocor bisa diakalin ditambahin karet gelang sebelum karet yang hitam (untuk yg drymill)
HapusMbak Endang, biar cabai nggak pahit kalau dihaluskan pakai blender atau chopper gimana ya? Cabai yang saya haluskan selalu jadi pahit.
BalasHapusYeayuu akihirnuaa ada resep ini
BalasHapusApa bs pake happy call ya manggangnya?
BalasHapusbisa
Hapus