Di seputar kompleks rumah saya yang berdekatan dengan pasar, banyak warung makan bertebaran. Salah satunya warung ayam goreng dan pecel lele yang dimiliki seorang ibu paruh baya. Dulu, saat berangkat ke kantor saya sering singgah dulu ke warungnya yang telah buka sejak pagi. Saya membeli bihun goreng dan ayam goreng untuk bekal di kantor. Bihun gorengnya sedap, kering, dan harganya murah, hanya dengan empat ribu rupiah saja segambreng bihun goreng kenyang mengganjal perut hingga jam 2 siang. Daripada harus memasak sendiri, ribet dan menghabiskan waktu. Ayam gorengnya memiliki potongan besar, saya biasanya memesan bagian dada. Ayamnya selalu ditemani dengan sambal bawang kehijauan yang super pedas, tapi sangat sedap rasanya. Saya selalu penasaran bagaimana membuat sambal bawang yang digoreng seperti ini. Selama ini sambal bawang yang biasa saya buat, resep turun temurun Ibu saya, hanyalah bawang putih, cabai, dan garam yang diulek kasar dan diguyur dengan minyak panas bekas menggoreng ikan asin.
Pages
▼
28 Februari 2020
27 Februari 2020
Resep Vietnamese Beef Salad
Sudah dua kali saya mengalami accident memecahkan wadah minuman di public transport. Pertama kali saya lakukan ketika membawa jus bit merah didalam gelas mason ukuran 600 ml. Gelas kaca yang sebenarnya tebal dan cukup tahan benturan ini pecah berkeping-keping didalam tas tentengan ketika keluar dari lift stasiun MRT. Waktu itu, mengejar lift yang hendak naik, saya terburu-buru masuk dan tas berisi jus membentur pintu yang terbuat dari bahan metal. Suara 'bletak' cukup keras terdengar, tapi saya lupa jika membawa botol kaca didalamnya. Untungnya tas tenteng tersebut cukup kedap menahan lajunya jus mengalir, dan baru menetes ketika saya berada didalam taksi. Cairan merah, semerah darah, mengalir di jok taksi, tak terbendung. Saya berteriak panik menurunkannya ke lantai mobil yang beralaskan karpet karet dan meminta lap pembersih ke pak supir sambil meminta-minta maaf.
26 Februari 2020
Resep Gurami Crispy Bawang Garam Nestum
Hujan, banjir, dan wabah demam berdarah. Problematika di Jakarta dan banyak daerah lain di Indonesia jika musim penghujan tiba. Di lingkungan rumah saya, sejak dua minggu lalu, banyak warga berteriak di WA grup RT, meminta dilakukan fogging karena anak-anak mereka terkena DBD. Pak Safrudin, ketua RT, cukup sigap jika ada keluhan warga seperti ini, atau keluhan warga seperti itu serta keluhan warga seperti lainnya. Percayalah, sejak saya dimasukkan kedalam WA grup RT, maka handphone setiap hari selalu mengirimkan pesan seputar kompleks. Banyak informasi yang dibagikan, misal keluhan warga ketika kontraktor fiber optic satu perusahaan meninggalkan jalan yang amburadul tak dibenahi, pengajian di rumah Ibu A hingga Z dan meminta izin mobil tamu bisa parkir didepan rumah warga, jalan ditutup karena car free day, hingga permintaan datang ke rumah Pak RT guna pengambilan tagihan PBB.
Saya, tak pernah bercuit sepotong pun di grup. Tapi saya selalu membaca informasi yang dikirimkan, termasuk juga ketika warga diminta bersiap membuka pintu gerbang selebar mungkin agar petugas fogging bisa menyemprot setiap senti rumah dengan racun. Saya... Kabur, tentu saja. Sejak pagi melarikan diri ke kantor, walau dari kejauhan telah mendengar suara mesin diesel alat fogging yang dinyalakan. Saya tak menginginkan sejengkal pun area didalam rumah ditempelin dengan zat kimia pembunuh nyamuk. Cukup lah sudah jika halaman - yang penuh dengan tanaman yang ditanam secara organik, akhirnya menjadi tidak organik lagi - terkena asap fogging. Setiap hari, hidup saya sudah bergelimang dengan racun. Mulai dari asap polusi jalan, baygon yang disemprotkan ke seantero rumah, hingga pestisida didalam sayuran dan buah yang saya konsumsi. Buah atau sayur organik tobat mahalnya, tak sanggup terbeli dengan gaji karyawan selevel saya.
25 Februari 2020
Resep Sup Ikan Tomat Pedas
COVID-19 alias Corona Virus Disease 2019 menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Saya pribadi mengikuti perkembangannya setiap hari melalui internet. Media internasional cukup aktif dan gencar memberitakannya dan melakukan update setiap hari. Virus ini menyebar melalui air ludah penderita yang loncat ke udara kala batuk atau bersin dan dikatakan mampu bertahan beberapa hari tetap hidup jika menempel di benda mati seperti metal atau plastik. Artinya, benda-benda yang bersentuhan dengan penderita harus disterilkan.
Walau masker dikatakan tidak diperlukan jika kita dalam kondisi sehat, karena tubuh sebenarnya memiliki mekanisme sendiri dalam menangkal penyakit, tapi karena setiap hari saya naik kendaraan umum dimana penumpangnya cukup berjubelan, maka terpaksa saya menempelkan selembar kain ini dimuka dan menggunakan kaca mata. Tindakan berjaga-jaga jikalau ternyata ada penumpang yang sakit, batuk dan bersin yang justru tidak menggunakan masker. Contohnya kala minggu lalu naik MRT, disebelah saya adalah warga negara asing yang bersin seenaknya tanpa menutup mulutnya sama sekali, beberapa penumpang didepannya melotot dan langsung balik badan sambil memasang masker. Saya ngakak melihatnya.
Walau masker dikatakan tidak diperlukan jika kita dalam kondisi sehat, karena tubuh sebenarnya memiliki mekanisme sendiri dalam menangkal penyakit, tapi karena setiap hari saya naik kendaraan umum dimana penumpangnya cukup berjubelan, maka terpaksa saya menempelkan selembar kain ini dimuka dan menggunakan kaca mata. Tindakan berjaga-jaga jikalau ternyata ada penumpang yang sakit, batuk dan bersin yang justru tidak menggunakan masker. Contohnya kala minggu lalu naik MRT, disebelah saya adalah warga negara asing yang bersin seenaknya tanpa menutup mulutnya sama sekali, beberapa penumpang didepannya melotot dan langsung balik badan sambil memasang masker. Saya ngakak melihatnya.
21 Februari 2020
Resep Ikan Mas Tombur
"Woi Mbak Endang, tuh Bu Dewi bawa ikan mas tombur!" Teriakan Mbak Ani di kantor beberapa minggu lalu membuat kaki saya langsung terbang ke ruangan sales di sebelah. Masakan Batak ini sudah lama sekali saya incar resepnya untuk dicoba dirumah, dan sekarang saya bisa langsung mencicipi rasa masakan aslinya yang dibuat oleh orang Batak. Rekan kantor saya, Dewi, yang bersuku Batak, terkadang membawa masakan khas keluarganya ke kantor, untungnya berkantor dengan rekan sekerja yang berasal dari berbagai daerah adalah, saya tak perlu jauh-jauh mencicipi kuliner berbagai daerah.
Deretan meja dibagian depan ruangan sales permukaannya telah dipenuhi dengan aneka masakan yang dibawa anak-anak kantor. Rupanya hari itu mereka berjanji bertukar masakan rumahan. Mungkin seperti pot luck party, hanya dalam skala kecil. Ada nasi uduk, urap sayur Betawi, puding coklat, tumis ikan asin petai cabai rawit, dan ikan mas Tombur. Dewi menggunakan ikan mas yang digoreng garing dan ditemani dengan semangkuk sambal tombur alias sambal kecombrang. Tanpa ragu saya meraih sepotong ikan dan beberapa sendok sambal. Aroma harum kecombrang yang menguar membuat air liur saya meleleh dan perut mengerang keras. Ketika saya cicipi, rasa asam pedas mendominasi seakan pecah didalam mulut. Sambal ini top markotop!
20 Februari 2020
Resep Copycat Ayam Panggang Saus Peri-Peri ala Nando's
Pagi hari ini dimulai dengan hujan deras mengguyur Jakarta Selatan. Saat hujan seperti ini, seperti biasa, bajaj tak tampak moncongnya sama sekali. Jika pun ada yang lewat, telah diisi oleh penumpang. Padahal ketika hari tidak hujan, ketika saya memilih berjalan kaki ke stasiun MRT yang jaraknya tak jauh dari rumah, maka bajaj kosong seakan berlalu-lalang tanpa henti. Kini, saya harus menunggu hampir lima belas menit didepan pagar, dengan curahan hujan yang semakin menderas, dan kanopi garasi yang bocor disana-sini. Baju yang saya kenakan bahkan mulai terasa lembab. Jam telah menunjukkan pukul 8, dan yeah saya terlambat lagi tiba di kantor. Ajaib juga saya belum dipecat hingga detik ini.
Satu bajaj yang baru saja mengantarkan penumpang di ujung jalan akhirnya memutar haluan dan saya langsung mencegatnya. Jarak rumah dan stasiun MRT hanya 10 menit berjalan kaki, tapi ada saat-saat urgent seperti ini dimana bajaj membuat hidup lebih mudah. Lima belas ribu rupiah masuk ke kantung Pak Bajaj, sebenarnya untuk jarak sedekat itu sepuluh atau dua belas ribu sudah cukup, tapi saya biasanya selalu memberi lebih. Prinsip saya, hidup akan lebih nyaman jika mendapat senyuman dan ucapan terima kasih tulus dibandingkan bibir cemberut dan muka bete akibat memberi tarif terlalu pelit.
19 Februari 2020
Resep Homemade Saus Peri-Peri
Sudah hampir sebulan saya tidak membuka blog, walau resep selalu update di Instagram. Saya tetap memasak, tetap trial resep, tetap berjibaku dengan wajan dan panci, tetapi, hanya ada satu tetapi, saya malas menulisnya di blog. Saya akui, blog memerlukan effort lebih besar untuk di post dibandingkan versi ringkas Instagram. Saya tahu apa yang harus ditulis, tapi jika mood sedang tidak oke, maka kata dan kalimat terasa susah mengalir. Akhir-akhir ini saya sedang berusaha menulis novel. Saya tak yakin ada penerbit yang bersedia mencetaknya, tak yakin juga setelah buku dicetak ada yang ingin membeli atau membacanya, tapi saya tetap nekat merangkai kata. Sudah lama, mungkin sejak jaman high school, saya bermimpi menuangkan semua fantasi crazy didalam kepala menjadi sebuah cerita.
Ribuan novel berbagai genre telah saya lahap, entah berbentuk buku fisik, ebook, atau buku online gratisan versi web yang banyak bertebaran. Saya tidak terlalu pilih-pilih tema bacaan, tapi kebanyakan buku pengarang asing dan berbahasa Inggris. Apapun temanya, mulai dari science fiction, horror, pembunuhan, percintaan, roman picisan, paranormal, anything. Setiap sebuah buku selesai, alur ceritanya memuaskan bagi mood saya saat itu, gaya menulisnya fast and sharp, maka selalu ada rasa yakin saya bisa menulis cerita semenarik itu juga. Saya bahkan telah berpuluh kali membaca buku Stephen King on Writing, buku wajib bagi penulis pemula yang diharapkan mampu menuntun saya menulis cerita semenarik Stephen King (ngayal tingkat tinggi!). Tapi dalam kenyataannya, saya tidak memiliki semangat atau ketekunan atau kejeniusan selayaknya King.