Di seputar kompleks rumah saya yang berdekatan dengan pasar, banyak warung makan bertebaran. Salah satunya warung ayam goreng dan pecel lele yang dimiliki seorang ibu paruh baya. Dulu, saat berangkat ke kantor saya sering singgah dulu ke warungnya yang telah buka sejak pagi. Saya membeli bihun goreng dan ayam goreng untuk bekal di kantor. Bihun gorengnya sedap, kering, dan harganya murah, hanya dengan empat ribu rupiah saja segambreng bihun goreng kenyang mengganjal perut hingga jam 2 siang. Daripada harus memasak sendiri, ribet dan menghabiskan waktu. Ayam gorengnya memiliki potongan besar, saya biasanya memesan bagian dada. Ayamnya selalu ditemani dengan sambal bawang kehijauan yang super pedas, tapi sangat sedap rasanya. Saya selalu penasaran bagaimana membuat sambal bawang yang digoreng seperti ini. Selama ini sambal bawang yang biasa saya buat, resep turun temurun Ibu saya, hanyalah bawang putih, cabai, dan garam yang diulek kasar dan diguyur dengan minyak panas bekas menggoreng ikan asin.
Hendak bertanya resepnya, rasanya tak enak hati. Bertanya resep pada warung makan sama saja berdiri ditengah rel kala kereta hendak lewat. Alias very deadly! Jadi saya tak pernah bertanya, hanya mengamati seksama serpihan bahan di sambal. Tentu saja bahan-bahan yang dilumat menjadi satu ini susah terdeteksi komponennya. Jadi saya tak pernah bisa menebaknya. Untungnya, satu hari ketika singgah diwarung agak pagi, saya menemukan si Ibu warung baru saja menggoreng bahan-bahan sambal dan meletakkannya di cobek besar. Belum dihaluskan, jadi bahan-bahannya bisa dilihat dengan mudah. Ternyata sama sekali tidak ribet, tapi juga tidak se-simple sambal bawang ala Ibu saya. Besoknya sambal bawang tersebut saya eksekusi, tentu saja dengan tambahan lain yaitu petai dan teri sehingga mirip dengan sambal bawang kemasan botol yang banyak dijual di medsos. Rasanya mantap!
Sambal ini tentu saja bisa dimodifikasi sesuai selera, bisa ditambahkan serpihan ikan roa asap yang aroma smoky-nya akan membuat sambal lebih lezat. Atau bisa juga ditambahkan suwiran ikan cue yang digoreng kering dan disuwir-suwir. Bisa juga ditambahkan ebi atau rebon goreng. Semuanya sedap, dan akan memberikan cita rasa berbeda pada sambal.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Sambal Bawang Teri Petai
Resep hasil modifikasi sendiri
Bahan dan bumbu:
- segenggam teri ukuran kecil
- 200 gram cabai rawit merah, potong kasar (bisa dicampur cabai rawit hijau)
- 3 buah cabai hijau besar, potong kasar
- 3 buah cabai hijau keriting, potong kasar
- 8 siung bawang merah, potong kasar
- 3 siung bawang putih, potong kasar
- 2 papan petai, kupas dan belah dua
- 1 1/2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh kaldu jamur/kaldu bubuk
- 1 sendok makan air jeruk nipis
- minyak yang banyak untuk menumis
Cara membuat:
Siapkan petai, kupas kulitnya dan belah 2 bijinya, sisihkan. Siapkan cabai, potong kasar agar cabai tidak meledak kala digoreng. Sisihkan. Goreng teri hingga matang, angkat, tiriskan dan sisihkan.
Panaskan 4 sendok makan minyak di wajan. Tumis cabai, bawang merah dan bawang putih hingga matang. Aduk-aduk selama ditumis agar matangnya merata. Angkat, tiriskan dari kelebihan minyak. Biarkan hingga mendingin, masukkan bumbu ke blender dan proses hingga halus atau haluskan dicobek seperti biasa. Sisihkan.
Masukkan sambal ke wajan kembali, tambahkan 4 sendok makan minyak, petai, garam, gula, air jeruk nipis dan kaldu jamur, aduk dan masak dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga sambal berubah warna lebih gelap. Tambahkan teri, dan minyak jika sambal kurang moist. Aduk rata. Cicipi rasanya sesuaikan asin, manisnya. Angkat.
Tuangkan ke botol atau wadah tertutup, jika sambal benar-benar tanah dan minyak menumis cukup maka akan tahan selama 1 minggu di suhu ruang dan 3 minggu di kulkas.
Mba.. aku tuh sampe google "Tire " itu jenis bahan/bumbu apa coba.... keluarnya ban mobil hahaha.. trus baru sadar itu typo nya teri.
BalasHapusini bahaya nih mba .. nasinya bisa sebakul ^^
Sama mbak..akuoun bingung ini bahan apa tire ..eh iya typo aja kali ya, krn judulnya teri 😁
Hapuswakakka, iya typo yaaa. sudah dibetulkan
Hapusliat ini pas jam makan siang, ngillleerrr...
BalasHapusmau banget eksekusi ini, mbak endang mohon sarannya donk itu terinya biar gak digoreng, dipanggang di ovenkah? kolesterol nih hehe...
thati, Kendari
bisa dipanggang Mbak Tati, yang penting teri bs garing ya
HapusWah bisa buat simpenan sambel selama ramadhan nih. Makasih mb endang. Sukaaaa bgt resep2 nya😍
BalasHapusyep, awet di kulkas Mbak
HapusHai mbak endang,salam kenal.. mau nanya donk,Itu masukkan ke botolnya saat panas atau sdh dingin ya? Klo kelamaan ngaduk setelah matang apa gak bikin cpt basi ya mbak? Dlu saya sempat buat sambal sejenis ini jd basi soalnya...hiks sediih....
BalasHapusSetelah dingin dan simpan dikulkas, sambal tanpa pengawet selalu saya simpan dikulkas mbak
Hapus