COVID-19 alias Corona Virus Disease 2019 menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Saya pribadi mengikuti perkembangannya setiap hari melalui internet. Media internasional cukup aktif dan gencar memberitakannya dan melakukan update setiap hari. Virus ini menyebar melalui air ludah penderita yang loncat ke udara kala batuk atau bersin dan dikatakan mampu bertahan beberapa hari tetap hidup jika menempel di benda mati seperti metal atau plastik. Artinya, benda-benda yang bersentuhan dengan penderita harus disterilkan.
Walau masker dikatakan tidak diperlukan jika kita dalam kondisi sehat, karena tubuh sebenarnya memiliki mekanisme sendiri dalam menangkal penyakit, tapi karena setiap hari saya naik kendaraan umum dimana penumpangnya cukup berjubelan, maka terpaksa saya menempelkan selembar kain ini dimuka dan menggunakan kaca mata. Tindakan berjaga-jaga jikalau ternyata ada penumpang yang sakit, batuk dan bersin yang justru tidak menggunakan masker. Contohnya kala minggu lalu naik MRT, disebelah saya adalah warga negara asing yang bersin seenaknya tanpa menutup mulutnya sama sekali, beberapa penumpang didepannya melotot dan langsung balik badan sambil memasang masker. Saya ngakak melihatnya.
Waspada adalah cara terbaik dan tentu saja menjaga daya tahan tubuh. Musim hujan begini aneka penyakit berjangkitan seperti flu dan demam berdarah yang juga menjadi momok. Jika sedang sakit, masker seharusnya menjadi benda yang wajib digunakan jika berada diluar rumah. Hal yang saya lakukan lainnya adalah mencuci tangan berkali-kali dan berkali-kali dengan sabun, terutama setelah menyentuh benda-benda dari tempat umum, kalau perlu basuh pakai cairan disenfektan (saat ini disetiap kantor dan tempat umum mulai disediakan sebotol cairan disenfektan), tidak menyentuh wajah terutama mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan dengan baik. Menjaga asupan makanan yang bergizi seimbang, istirahat cukup, minum vitamin, tidak traveling kemana-mana termasuk juga mengurangi keluyuran di mal dan tempat umum. Sebenarnya saya lebih suka mendekam saja dirumah, tapi itu tidak mungkin jika dilakukan pada hari kerja.
Selebihnya adalah berhati-hati jika badan mulai terasa tidak enak, demam tinggi, batuk parah, pernafasan sesak, karena gejala-gejala awal penderita Covid-19 umumnya seperti itu. Kembali lagi, pemerintah memegang peranan penting mencegah penyebaran virus, tapi sebagai warga negara kita juga sebaiknya menjaga diri baik-baik.
Wokeh menuju ke resep kali ini. Sup ikan tomat pedas ini terinspirasi dari menu yang saya cicipi ketika berkunjung di resort di Cisaura ketika kantor mengadakan acara outing tahun lalu disana. Sepanci sup berkuah kemerahan, dengan potongan ikan kakap yang jumlahnya melimpah plus nanas terasa asam, pedas, segar. Awalnya tidak ada anak kantor yang mendekati panci sup ini, tapi saya justru mengincarnya sejak awal. Dua mangkuk masuk kedalam perut dengan sukses! Saya penasaran dengan rasa uniknya, agak berbeda dengan sup ikan umumnya yang pernah saya cicipi. Untungnya Bu Irene, Branch Manager dari cabang Pluit, menemukan potongan ikan sarden didalam kuahnya. Hm, sepertinya itu kunci rasa sup yang berbeda dan warna kuah merahnya. Beberapa waktu yang lalu, sup ikan tomat ini saya jajal di rumah. Rasanya mantap, tak jauh berbeda dengan yang disajikan di resort.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Sup Ikan Tomat Pedas
Resep modifikasi sendiri
Untuk 5 porsi
Tertarik dengan resep sup ikan lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan:
- 3 ekor ikan salem/ikan makerel/ ikan kembung, potong sesuai selera, bisa pakai jenis ikan apapun
- 1 kaleng sarden dalam saus tomat ukuran 155 gram
- 1/2 buah nanas, potong dadu
Bumbu:
- 2 sendok makan mimyak untuk menumis
- 5 siung bawang merah cincang halus
- 4 siung bawang putih, cincang halus
- 8 buah cabai rawit merah, cincang halus
- 10 butir cabai rawit merah utuh
- 2 batang serai, memarkan
- 2 cm jahe, memarkan
- 200 gram tomat cherry, belah 2 atau 3 buah tomat besar merah potong dadu
- 3 buah cabai merah besar, iris serong tipis
- 2 lembar daun jeruk purut
- 1200 ml air
- 1/2 jeruk lemon atau 2 butir jeruk nipis, peras airnya
- 1/2 sendok makan garam
- 1 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh kaldu bubuk
Cara membuat:
Siapkan semua bahan. Potong ikan sesuai selera, lumuri permukaannya dengan 1/2 sdm garam dan 1 butir jeruk nipis yang diperas airnya. Diamkan 20 menit, cuci bersih, tiriskan.
Keluarkan sarden dari kalengnya, cabik-cabik kasar daging ikan, jangan buang saus tomatnya, sisihkan.
Siapkan panci, isi air agak banyak. Rebus hingga mendidih, masukkan ikan, rebus hingga mendidih saja dan kotoran mengapung. Angkat, tiriskan, cuci ikan hingga bersih, sisihkan.
Note: Merebus ikan sebentar dan membuang air rebusan pertama agar kuah sup tidak amis dan bersih.
Siapkan wajan/panci, panaskan 2 sdm minyak. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum dan matang. Masukkan semua cabai, serai, jahe, tomat cherry dan daun jeruk purut. Aduk dan tumis hingga bumbu harum dan layu. Masukkan air, nanas, air jeruk lemon, garam, gula dan kaldu bubuk. Masak hingga tomat lunak.
Masukkan ikan dan sarden, aduk, dan rebus dengan api kecil hingga ikan matang. Cicipi rasanya, sesuaikan asinnya. Angkat dan sajikan.
Hai mbak, mau nanya dong... saos ikan sardennya dimasukan juga kah ke sup ini?
BalasHapus