Tiga bulan lalu, saya dan rekan kantor masih duduk manis di meja masing-masing, membaca berita penyebaran virus corona di Wuhan. Saat itu kami saling berkomentar, bahkan mengirimkan melalui media sosial, gambar-gambar masyarakat Wuhan yang mengenakan aneka perlengkapan perlindungan diri mulai dari masker, kaca mata goggle, jas hujan, sarung tangan, hingga aneka penutup kepala yang terbuat dari galon air mineral. Beberapa gambar memang menakjubkan dan lucu, sehingga kami tertawa. Tidak bermaksud mentertawakan karena kondisi di Wuhan saat itu sangat mencekam. Kami saling berdiskusi mengenai kota yang sedang lock down, sepi bagaikan ghost town. Saat itu, walaupun banyak negara mulai sibuk berperang dengan COVID-19 seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang, satu kasus pun belum masuk ke Indonesia. Kami semua merasa aman, walau dalam hati saya merasa sangsi. Sungguh, tak pernah terbayangkan jika tiga bulan kemudian kondisi tersebut mulai memperlihatkan tanda-tandanya akan terjadi di Indonesia.
25 Maret 2020
24 Maret 2020
Resep Ayam Goreng Korea & Social Distancing
Setelah maju mundur mengenai pelaksanaan bekerja dari rumah alias work from home yang tak kunjung diterapkan, akhirnya satu minggu terakhir kantor saya mulai melaksanakannya. Beberapa karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan sistem mulai bisa dipekerjakan di rumah. Melihat situasi dan kondisi saat ini di Indonesia, serta kondisi secara global, memang social distancing dan mengurung diri di dalam rumah masing-masing adalah solusi paling tepat selama vaksin COVID-19 belum ditemukan. Dari baca sana dan sini, beberapa negara seperti China, Jerman, US, telah melakukan uji coba vaksin ke manusia, tetapi menunggu vaksin tersebut benar-benar layak diterapkan secara masal masih memerlukan waktu yang lama. At least, menurut WHO, vaksin mungkin baru bisa siap tahun depan. Tahun ini baru berjalan bulan ketiga, virus telah menyebar sacara luar biasa, entah bagaimana jadinya jika harus menunggu hingga tahun depan, saat vaksin tersebut baru ada. Kembali lagi, kita masing-masing harus menjaga diri untuk mencegah virus menyebar lebih luas. Menjaga jarak satu sama lain sekitar 2 meter dan diam dirumah adalah pilihan yang bisa dilakukan saat ini.
Label:
Ayam,
Masakan Korea,
Saus
17 Maret 2020
Resep Tteokbokki dengan Homemade Garaetteok
Kemarin, berangkat dan pulang kantor benar-benar penuh perjuangan. Peraturan baru pembatasan waktu operasional MRT dan pengurangan rute TransJakarta demi mengurangi penyebaran virus corona, benar-benar membuat karyawan kantoran seperti saya kelimpungan. Walau pemerintah pusat menganjurkan work from home dan stay at home agar dijalankan, namun aturannya tetap dikembalikan ke perusahaan masing-masing. Kantor saya yang bergerak dibidang transaksi jual beli efek dan mengikuti jam kerja Bursa Efek tidak bisa begitu saja langsung 'merumahkan' karyawan dan meminta kita bekerja dari rumah. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan seperti sistem dan koneksi ke bursa untuk keperluan trading, belum lagi proses settlement di akhir hari setelah jam perdagangan berakhir. Tim di back office harus melakukan koneksi dengan otoritas lain seperti kustodian dan bank untuk proses payment dan transer dana.
Terlepas dari permasalahan yang terjadi dikantor tempat dimana saya bekerja, saya yakin masih banyak perusahaan-perusahaan lainnya yang belum menerapkan work from home secara total. Terbukti ketika aturan mengenai pemangkasan waktu MRT dan pengurangan rute Transjakarta dilakukan, penumpang berjubelan distasiun dan terminal. Tobat!
Terlepas dari permasalahan yang terjadi dikantor tempat dimana saya bekerja, saya yakin masih banyak perusahaan-perusahaan lainnya yang belum menerapkan work from home secara total. Terbukti ketika aturan mengenai pemangkasan waktu MRT dan pengurangan rute Transjakarta dilakukan, penumpang berjubelan distasiun dan terminal. Tobat!
Label:
Masakan Korea,
Sayuran
12 Maret 2020
Resep Spaghetti Seafood Saus Tomat Basil
Salah satu dilema karyawan kantoran adalah setiap makan siang bingung hendak menyantap apa. Walaupun kantor saya diapit dengan banyak tempat makan dan beberapa diantaranya menjadi incaran karyawan kantoran yang lokasi gedungnya cukup jauh, tetap saja saat jam menunjukkan pukul 12 siang, rekan-rekan kantor mulai bertanya satu dengan yang lain, "Makan apa ya?" Itu terjadi setiap hari, hingga tak ada lagi yang bisa memberikan jawaban. Ketika berulangkali dicoba akhirnya tidak ada lagi tempat makan yang makanannya menarik untuk dicicipi. Semua terasa membosankan.
Bagi mereka yang membawa bekal makan siang, karena sudah dibuatkan orang rumah, maka dilema ini tak pernah muncul. Apapun yang dibungkus oleh ibu, istri atau asisten di rumah, tentu saja terpaksa disikat juga. Saya sendiri biasanya membawa bekal makan sendiri, tapi ada kalanya bekal itu tak tersentuh karena bosan dengan masakan yang dimasak sendiri. Mungkin jika yang memasaknya orang lain maka rasa bosan itu bisa digebah, atau justru membuka kotak bekal terasa super excited karena harus menebak-nebak isinya terlebih dahulu.
Label:
Masakan Italia,
Pasta,
Rempah dan Bumbu,
Saus,
Seafood,
Udang
11 Maret 2020
Resep Sup Ayam ala Kamboja
Ketika membaca artikel di CNN berjudul '30 Cambodian foods every visitor needs to try', saya langsung ngiler berat melihat salah satu menunya yaitu Sngor ngam nov sach moan atau sup ayam dengan acar jeruk nipis. Hidangan berkuah selalu menjadi favorit saya, terutama hidangan berkuah yang terasa asam pedas. Mau apapun bentuknya pasti berhasil membuat air liur menetes. Begitu melihat salah satu bahannya adalah acar jeruk nipis (yang saya miliki setoples di kulkas berbulan nan lampau), weekend-nya saya langsung menggebah diri mengeksekusinya didapur. Saya pakai ayam kampung yang lebih gurih rasanya. Resepnya dimodifikasi dari berbagai website masakan Kamboja, dan saya kutik-kutik sendiri agar sesuai dengan selera.
Acar jeruk yang saya buat beberapa bulan lalu, resep dan prosesnya bisa diklik pada link disini, ketika saya keluarkan dari kulkas, kuah rendamannya berubah kental dan pekat mungkin karena pectin yang terkandung didalam jeruk membuatnya seperti itu. Kulit jeruk berubah lunak, dan aromanya harum, sedap. Ketika saya cicipi, rasa asam tetap dominan dan asin tentu saja. Saya membuat acar ini untuk dicampur bersama sambal, tetapi setiap kali sambal terasi dieksekusi selalu lupa menambahkan acar jeruk kedalam bahannya. Ternyata tidak salah juga menjadi campuran bumbu sup ayam, rasanya tobat maknyusnya!
Acar jeruk yang saya buat beberapa bulan lalu, resep dan prosesnya bisa diklik pada link disini, ketika saya keluarkan dari kulkas, kuah rendamannya berubah kental dan pekat mungkin karena pectin yang terkandung didalam jeruk membuatnya seperti itu. Kulit jeruk berubah lunak, dan aromanya harum, sedap. Ketika saya cicipi, rasa asam tetap dominan dan asin tentu saja. Saya membuat acar ini untuk dicampur bersama sambal, tetapi setiap kali sambal terasi dieksekusi selalu lupa menambahkan acar jeruk kedalam bahannya. Ternyata tidak salah juga menjadi campuran bumbu sup ayam, rasanya tobat maknyusnya!
Label:
Ayam,
Hidangan Berkuah,
Selai dan Manisan,
Sup
Resep Acar Jeruk Nipis
Saya hampir lupa jika punya acar jeruk nipis ini didalam kulkas, dibuat berbulan-bulan nan lampau kala jeruk nipis sedang murah dan banyak di pasar. Sejak sering membaca resep-resep dari negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Thailand dan Kamboja yang banyak menggunakan awetan jeruk nipis, saya jadi penasaran dengan rasanya. Di beberapa negara, awetan jeruk nipis entah dikeringkan atau diasinkan biasanya digunakan didalam bumbu atau campuran masakan. Di Malaysia, acar jeruk nipis biasa dipakai sebagai campuran sambal terasi dan sambal ikan. Di Thailand dan Kamboja, irisan acar jeruk nipis dimasak sebagai campuran sup ikan atau ayam.
Masyarakat Iran mengenal awetan jeruk nipis kering bernama limoo amani sebagai bumbu wajib pada masakan bernama ghormeh sabzi. Kuliner India mengenal jeruk nipis yang diolah dalam bumbu acar berwarna merah kekuningan disebut nimbu ka achaar. Masakan China ada juga yang menggunakan acar jeruk nipis untuk rebusan bebek bersama sawi asin. Di Indonesia sendiri, jeruk nipis segar umum dipakai didalam masakan atau minuman sehari-hari tapi jarang diawetkan, mungkin karena jeruk nipis selalu tersedia setiap saat tak mengenal musim, maka awetan sama sekali tidak diperlukan.
Masyarakat Iran mengenal awetan jeruk nipis kering bernama limoo amani sebagai bumbu wajib pada masakan bernama ghormeh sabzi. Kuliner India mengenal jeruk nipis yang diolah dalam bumbu acar berwarna merah kekuningan disebut nimbu ka achaar. Masakan China ada juga yang menggunakan acar jeruk nipis untuk rebusan bebek bersama sawi asin. Di Indonesia sendiri, jeruk nipis segar umum dipakai didalam masakan atau minuman sehari-hari tapi jarang diawetkan, mungkin karena jeruk nipis selalu tersedia setiap saat tak mengenal musim, maka awetan sama sekali tidak diperlukan.
Label:
Buah,
Homemade,
Selai dan Manisan
10 Maret 2020
Resep Sponge Fresh Fruit Cake
Sebenarnya, saya sedang dilanda rasa malas untuk trial resep-resep baking. Pernak-pernik peralatan perangnya terlalu banyak dan membersihkannya ribet. Tapi berhubung mendapat project membuat resep menggunakan gula Ricoman, terpaksa peralatan baking meluncur keluar. Sebenarnya brown sugar Ricoman bisa diolah didalam masakan selayaknya gula biasa, tapi memang umumnya dipakai untuk membuat produk baking. Saking malasnya mengeluarkan peralatan baking, saya menggunakan mikser tangan merk Philips yang sudah dimiliki sekitar 10 tahun. Bukan promo, tapi mikser ini saya beli sejak pertama kali ngeblog di tahun 2010 dan hingga kini masih nyaman dipakai. Dudukannya sih sudah lama rusak dan saya buang, bowl-nya bahkan sudah dipakai untuk wadah lainnya, tapi mesinnya masih ok. Berhubung sudah jarang membuat resep dengan porsi besar, maka menggunakan hand mixer lebih praktis dibandingkan menggunakan versi heavy duty-nya yang rempong.
Label:
Brown Sugar,
Buah,
Cake,
Frosting
09 Maret 2020
Resep Udang Saus Jahe Wijen
Pagi tadi, masuk ke stasiun MRT, mulai ada pemeriksaan suhu menggunakan termometer digital. Jika sebelumnya hanya periksa-periksa tas, maka sekarang antrian lebih lama karena satu persatu calon penumpang dicek suhu tubuhnya. Untungnya stasiun MRT di Blok A tidak terlalu ramai, jadi antrian tidaklah panjang. Tapi stasiun-stasiun favorit seperti Bendungan Hilir, Bundaran HI atau Lebak Bulus, pastilah tambahan pemeriksaan seperti ini akan membuat antrian semakin lama. Bagi saya hal itu bukanlah masalah, selama petugas sigap dan calon penumpang juga kooperatif. Pengalaman saya selama ini, pemeriksaan tas saja kadang memakan waktu terutama bagi mereka yang membawa tas punggung.
Demi menghemat waktu dan mempercepat proses, saya biasanya sudah membuka retsleting tas sebelum tiba didepan petugas. Sudah mempersiapkan kartu juga ditangan untuk ditap ke mesin pembayaran. Petugas cukup melongok tas, atau memasukkan tongkat panjang jika ingin mengecek lebih detail. Tapi saya paling sebal jika mengantri dibelakang calon penumpang bertas punggung yang malas melepaskan tas apalagi membantu membuka retsleting tasnya masing-masing. Mereka hanya berbalik badan, menunjukkan tas yang menempel dipunggung didepan hidung petugas. Si petugas akan bersusah payah membuka tas tersebut, mengecek bagian dalamnya, kemudian bersusah-payah kembali menutup tas. Menutup tas yang menempel dipunggung seseorang tidaklah semudah kala benda itu diletakkan diatas meja.
Label:
Chinese Food,
Sayuran,
Seafood,
Tumisan,
Udang
06 Maret 2020
Resep Tumis Daging Cabai Rawit
Sejak usia makin uzur, makanan pedas sebenarnya mulai saya kurangi. Saya sebenarnya termasuk maniak dengan serba pedas, tapi saat ini sedikit saja terkena pedas maka perut akan melilit dan ujung-ujungnya diare. Penyakit mengesalkan, karena kita tidak bisa jauh-jauh dari toilet. Mengurangi selera pedas sebenarnya ada bagusnya juga, lidah yang tadinya mati rasa kini lebih responsif kala mencicipi masakan. Taste asli makanan lebih bisa dihargai tanpa tertutupi dengan rasa pedas yang menghalau rasa lainnya. Selain itu, ketika traveling ke negara dimana cabai adalah barang langka dan mahal, serta makanan yang dijual hanya dibumbui dengan garam dan merica, maka saya mudah beradaptasi dan tetap lahap menyantapnya.
Seperti ketika beberapa bulan lalu, saya dan keluarga pergi jalan-jalan ke Australia. Adik saya, Dimas, merasa semua makanan tanpa rasa. Bahkan masakan yang dimasak sendiri di apartemen berupa tumisan udang, daging atau ayam. Di supermarket Woolworths, kami menemukan cabai merah sejenis rawit hanya berkulit lebih tebal yang pedas rasanya. Tapi karena harganya lumayan mahal maka saya hanya menggunakan dalam porsi sekedarnya. Ujung-ujungnya lidah-lidah penggemar ayam geprek dan segambreng micin ini berteriak meminta agar cabai ditambah. Keluhan mereka, makanan hambar. Padahal bagi saya, makanan cukup gurih dan pedas. Sungguh, rasa pedas dan MSG ini mampu membunuh indra pengecap di lidah dengan sukses.
Seperti ketika beberapa bulan lalu, saya dan keluarga pergi jalan-jalan ke Australia. Adik saya, Dimas, merasa semua makanan tanpa rasa. Bahkan masakan yang dimasak sendiri di apartemen berupa tumisan udang, daging atau ayam. Di supermarket Woolworths, kami menemukan cabai merah sejenis rawit hanya berkulit lebih tebal yang pedas rasanya. Tapi karena harganya lumayan mahal maka saya hanya menggunakan dalam porsi sekedarnya. Ujung-ujungnya lidah-lidah penggemar ayam geprek dan segambreng micin ini berteriak meminta agar cabai ditambah. Keluhan mereka, makanan hambar. Padahal bagi saya, makanan cukup gurih dan pedas. Sungguh, rasa pedas dan MSG ini mampu membunuh indra pengecap di lidah dengan sukses.
Label:
Daging Sapi,
Tumisan
04 Maret 2020
Resep Bihun dengan Sup Ikan Tom Yum
Dari kemarin saya kepengennya makan makanan yang berkuah, berbumbu ringan dan pedas. Cocok banget dengan hujan yang mulai turun lagi dan kondisi badan yang sedang tidak fit. Swear, sejak Covid-19 mewabah, saya jadi parno sendiri. Ketika kepala mulai pening dan agak demam, perasaan mulai deg-degan, padahal tidak ada histori pernah mengunjungi negara berisiko atau bertemu dengan orang yang baru saja kembali dari sana. Tapi menjaga daya tahan tubuh sangat penting di musim hujan seperti ini, dan makanan berkuah segar selalu menjadi kudapan yang saya cari.
Hampir tiap hari saya menyantap sup, soto, bakso, hingga mie atau bihun kuah. Kebetulan sekali, kemarin saya menemukan satu warung bakso kuah dengan iga dan kwetiaw yang lekker dan murah harganya di lantai dasar mal Ambassador. Teman kantor yang pernah datang kesana yang merekomendasikannya. Penjualnya adalah seorang ibu yang masih muda, hanya sendiri melayani pembeli, namun bekerja dengan sangat cekatan dan cepat. Bahkan pesanan pembeli sekian banyak dengan aneka ragam permintaan bisa diladeni dengan tepat.
Hampir tiap hari saya menyantap sup, soto, bakso, hingga mie atau bihun kuah. Kebetulan sekali, kemarin saya menemukan satu warung bakso kuah dengan iga dan kwetiaw yang lekker dan murah harganya di lantai dasar mal Ambassador. Teman kantor yang pernah datang kesana yang merekomendasikannya. Penjualnya adalah seorang ibu yang masih muda, hanya sendiri melayani pembeli, namun bekerja dengan sangat cekatan dan cepat. Bahkan pesanan pembeli sekian banyak dengan aneka ragam permintaan bisa diladeni dengan tepat.
03 Maret 2020
Resep Roti Gambang Jadul
Saya berkenalan dengan roti gambang jadul ini ketika awal kerja di Jakarta, puluhan tahun nan lampau. Di kampung halaman di Paron, Ngawi, atau pun ketika kuliah di Jogya, atau didaerah lain di Indonesia yang pernah saya kunjungi saat itu, saya belum pernah melihat roti ini dijual. Di Jakarta Selatan, bakery jadul bernama Lauw, yang pabriknya berada di Cipete, jalan Fatmawati, menjualnya berkeliling didalam gerobak-gerobak tukang roti yang mereka miliki. Jika anda tinggal di kawasan ini, maka pasti tahu gerobak roti dengan tulisan Lauw yang sering nangkring ditepian jalan, terutama saat pagi hari, ketika banyak anak sekolah atau pegawai kantoran memerlukan makanan praktis untuk mengganjal perut dipagi hari.
Label:
Kue dan Cookies,
Kue Tradisional,
Obsesi Roti,
Roti
02 Maret 2020
Resep Tumis Cuciwis
Hari Sabtu, saya sudah berencana hendak membuat bacang ketan. Selama ini jika membeli bacang di tukang kue, selalu bacang nasi. Beberapa teman Chinese - yang setiap perayaan Imlek selalu menghadirkan bacang ketan di rumah mereka - menggebu-gebu mendengar rencana saya. Bahkan berkata betapa sedapnya bacang ketan isi daging dan telur asin dibandingkan bacang nasi. Tentu saja komen-komen itu membuat saya semakin panas. Hari itu saya lantas menonton aneka video di You Tube, cara membungkus bacang. Satu kendala membuat bacang sendiri adalah daun bambu khusus bacang. Daunnya kudu lebar dan ukurannya lebih besar dari daun bambu umumnya. Untungnya, Pak Kustandi, rekan kantor yang tinggal di daerah pasar Jatinegara punya langganan tukang bacang. Saya lantas memesan segepok daun bambu yang kira-kira cukup untuk membuat 20 buah bacang.
Daun bambu tersedia, talinya saya pakai benang kasur putih yang berukuran tebal. Nah hari Sabtunya saya berencana membeli ketan di pasar. Jika direndam sejak pagi maka malamnya bacang bisa dieksekusi. Tapi apa yang terjadi? Sejak pagi cuaca mendung, yang paling sedap dipakai tidur sampai siang. Disusul dengan hujan deras terus-menerus, yang paling sedap dipakai bermalas-malasan. Hingga hari Minggu, cuaca sangat tidak mendukung urusan perbacangan, dan akhirnya hingga hari ini daun bambu masih terbungkus kertas koran didalam kulkas. Saya kudu segera mengeksekusi si bacang, karena terlalu lama didalam kulkas akan membuat daun kering dan rapuh. Tapi apa daya, semangat membuat bacang telah lenyap. Tobat!
Label:
Sayuran,
Tahu dan Tempe,
Tumisan
Langganan:
Postingan (Atom)