Sejak usia makin uzur, makanan pedas sebenarnya mulai saya kurangi. Saya sebenarnya termasuk maniak dengan serba pedas, tapi saat ini sedikit saja terkena pedas maka perut akan melilit dan ujung-ujungnya diare. Penyakit mengesalkan, karena kita tidak bisa jauh-jauh dari toilet. Mengurangi selera pedas sebenarnya ada bagusnya juga, lidah yang tadinya mati rasa kini lebih responsif kala mencicipi masakan. Taste asli makanan lebih bisa dihargai tanpa tertutupi dengan rasa pedas yang menghalau rasa lainnya. Selain itu, ketika traveling ke negara dimana cabai adalah barang langka dan mahal, serta makanan yang dijual hanya dibumbui dengan garam dan merica, maka saya mudah beradaptasi dan tetap lahap menyantapnya.
Seperti ketika beberapa bulan lalu, saya dan keluarga pergi jalan-jalan ke Australia. Adik saya, Dimas, merasa semua makanan tanpa rasa. Bahkan masakan yang dimasak sendiri di apartemen berupa tumisan udang, daging atau ayam. Di supermarket Woolworths, kami menemukan cabai merah sejenis rawit hanya berkulit lebih tebal yang pedas rasanya. Tapi karena harganya lumayan mahal maka saya hanya menggunakan dalam porsi sekedarnya. Ujung-ujungnya lidah-lidah penggemar ayam geprek dan segambreng micin ini berteriak meminta agar cabai ditambah. Keluhan mereka, makanan hambar. Padahal bagi saya, makanan cukup gurih dan pedas. Sungguh, rasa pedas dan MSG ini mampu membunuh indra pengecap di lidah dengan sukses.
Tetapi, selalu ada tetapi, ada kalanya saya ingin makanan pedas. Apalagi kalau badan mulai meriang, flu terasa menyerang, maka makanan pedas atau berkuah pedas selalu dicari. Stok cabai rawit sekilo yang aman membeku di freezer berbulan-bulan karena hanya dipakai maksimal 3-4 buah untuk masakan, kini terpaksa dikeluarkan dalam jumlah banyak. Contohnya tumis daging sapi dengan cabai rawit segambreng kali ini. Saya malas memasak dengan banyak bumbu, malas harus meluangkan banyak waktu didapur, dan malas harus mencuci perabotan kotor terlalu banyak. Resepnya dibuat seminimalis mungkin, dan semudah mungkin.
Bawang merah, bawang putih dan cabai rawit setan yang super pedas, saya masukkan ke dalam chopper. Bumbu diproses sebentar hingga menjadi cincangan kasar. Tambah sedikit garam dan air jeruk nipis dan aduk bersama protein yang sudah ditumis, jadi deh masakan sedap, simple yang membuat saya buru-buru mencuci beras dan memasak nasi. Tumisan ini paling sedap disantap kala masih panas bersama nasi panas. Huaa, hidung mampet menjadi bocor.
Untuk membuat tumis daging sapi yang hanya di pan fried sebentar seperti ini, maka kualitas daging perlu diperhatikan. Pilih daging yang mudah empuk ketika ditumis sebentar. Saya suka pakai steak sirloin atau tenderloin, atau pakai daging untuk sukiyaki yang diiris tipis. Has dalam jika benar-benar bagus akan mudah lunak ditumis sebentar, tapi beberapa kali saya 'zonk' membeli has dalam di tukang daging dipasar. Harganya jauh lebih mahal dari daging biasa, dan ternyata sama alotnya. Sejak itu saya tidak pernah lagi membelinya dipasar walau diembel-embeli dengan nama has dalam.
Jika ingin gambling dan menggunakan daging sapi bagian apapun, rendam dulu dengan nanas parut. Enzim bromelain didalam nanas akan membantu mengurai protein didalam daging membuatnya lebih terurai sehingga mudah lunak kala dimasak. Untuk 500 gram daging gunakan sekitar 4-5 sendok makan parutan nanas, aduk daging dan nanas hingga rata, masukkan potongan daging ke plastik dan simpan di kulkas minimal 2 jam atau lebih. Hati-hati dengan proses ini karena terlalu banyak nanas atau terlalu lama daging dimarinade dengan nanas akan membuat daging mudah hancur. Daging bisa langsung dimasak bersama rendaman nanasnya, karena nanas tidak akan merubah rasa masakan, atau bisa dicuci terlebih dahulu. Saya biasanya langsung memasaknya.
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Tumis Daging Sapi Cabai Rawit
Resep modifikasi sendiri
Untuk 4 porsi
Tertarik dengan resep simple sekejap lainnya? Klik link resep dibawah ini ya:
Bahan:
- 500 gram daging sapi, potong ukuran kecil (gunakan jenis daging yang mudah lunak seperti has dalam, atau daging steak sirloin/tenderloin)
- 1/2 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh merica bubuk
Bumbu:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 150 gram cabai rawit merah
- 5 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 1/2 buah jeruk nipis, peras airnya
- 1/2 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh kaldu bubuk
Cara membuat:
Siapkan chopper/food processor, masukkan cabai, bawang merah dan bawang putih, proses sebentar hingga menjadi serpihan kecil. Atau tumbuk kasar bumbu di cobek. Sisihkan.
Panaskan wajan, masukkan daging sapi, garam dan merica bubuk. Aduk dan tumis hingga tidak keluar airnya lagi.
Masukkan minyak, bumbu yang dihancurkan, air jeruk nipis, garam dan kaldu bubuk. Aduk rata. Tumis hingga bumbu matang dan harum. Cicipi rasanya, sesuaikan asinnya, angkat.
Sajikan dengan nasi hangat.
siang mbak endang,, saya telat sekali baru tahu tentang blog mbak di maret 2020 ini.. saya suka resep2 mbak dan berniat akan menocanya disaat senggang,, yg saya sukai adalah mbak bisa menuturkan cerita dg sangat menyenangkan sehingga saya tidak hanya mendapatkan resep tapi juga cerita2 seru di blog mbak. terima kasih banyak atas semua resep dan ceritanya ya mbak endang :)
BalasHapus