Wah puasa Ramadhan akhirnya tiba lagi, walau terasa agak sedih dihati karena tiba saat kondisi pandemi seperti ini. Masing-masing individu harus social distancing, work from home, dan mendekam di rumah. Saya bahkan sudah 1 bulan ini tidak mengunjungi Ibu yang tinggal bersama adik di Mampang. Kami hanya bertukar pesan dan info melalui grup WA. Biasanya jika bulan puasa seperti ini, di hari weekend saya akan berkunjung ke rumah adik dan berbuka puasa bersama. Asisten adik saya yang super baik, Mbak Yati, jago membuat aneka gorengan seperti bakwan sayur, tahu isi, dan tempe goreng tepung. Gorengan buatannya crispy, garing tetapi tidak keras dan dibagian dalamnya tetap lembut. Swear, saya maniak banget dengan olahan 'tidak sehatnya' ini, bahkan bulan lalu ketika masih bisa berkunjung ke sana saya menghabiskan sepiring tahu isi sayur. Ada sekitar 5 buah tahu isi gendut, jumbo yang baru saja habis digoreng. Licin tandas bersama semangkuk cabai rawit. Tobat!
Ah sebelum lupa, saya ucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, semoga tetap diberikan ketabahan, kekhusyukan ditengah cobaan pandemi ini. Dan semoga ibadah kita diridhoi oleh Allah SWT. Amin, YRA.
Bulan puasa di kantor sebenarnya lebih seru. Setiap sore anak-anak kantor akan turun dan jalan ke belakang gedung, disana banyak sekali tukang jualan takjil 'dadakan' yang menjajakan dagangannya didepan warteg dan warung makan lainnya. Jumlahnya luar biasa banyak, setiap empat meter sekali pasti akan kita temui lapak gorengan yang digelar disebuah meja kecil. Jalan-jalan sore seputar tukang jualan makanan ini lumayan menarik juga, cuci mata sambil mengira-ngira makanan apa yang hendak disantap kala berbuka tiba nanti. Kini semua itu hanya tertinggal di dalam bayangan saja, hampir 90% karyawan di kantor saya telah bekerja dari rumah masing-masing. Apalagi kemarin mendengar ada satu karyawan bank di gedung yang sama tempat kantor saya berada, ternyata positif COVID, karuan saja kami semakin ketakutan hendak masuk ke kantor. Direksi mewanti-wanti, jika tidak sangat penting sekali maka karyawan dihimbau tidak masuk. Jika datang ke kantor pun maka masing-masing wajib mengenakan masker selama bekerja dan jarak tempat duduk diatur minimal 2 meter satu dengan lainnya. Semoga kondisi ini segera berlalu dan hidup kita semua kembali normal.
Bicara mengenai takjil saat berbuka puasa, anda termasuk tipe yang mana, berbuka dengan yang manis atau dengan makanan yang asin? Saya tipe yang kedua. Makanan gurih terutama gorengan hangat yang crispy selalu lebih menggoda dibandingkan versi lainnya, tapi untuk minuman memang tak ada yang lebih segar selain segelas es teh manis atau air kelapa muda segar. Bakwan sayur simple ini salah satu yang saya suka selain tahu isi sayuran. Dulu ketika jaman saya masih kecil, Ibu saya sering membuat bakwan sayur, mungkin hampir setiap minggu. Bakwan hangat yang dicocol dengan kuah asam pedas, kami menyebutnya pempek sayur walau tentu saja sebenarnya hanyalah bakwan sayur sederhana. Tepung terigu kiloan dalam karung yang perlu disaring karena sering berkutu cukup terjangkau harganya, sedangkan kol, wortel dan daun bawang sangat murah di Paron. Makanan ini mudah disiapkan dalam sekejap, begitu keluar dari penggorengan langsung diserbu sehingga kadang tidak ada satu bakwan pun yang sempat terhidang diatas piring. Memang bakwan goreng paling sedap disantap kala baru saja keluar dari penggorengan, kala masih terasa panas dan permukannya lebih crispy.
Saus cocolannya tidak ribet, Ibu saya biasanya hanya menghaluskan cabai rawit, bawang putih, gula dan garam. Saus lantas diencerkan dengan air hangat dan ditambahkan cuka. Komposisi cuka, gula dan garam harus pas, dan karena taste asam yang dominan maka gula harus banyak digunakan. Mirip-mirip dengan saus cuka untuk pempek Palembang hanya saus ini menggunakan gula pasir sehingga warnanya merah bukan hitam coklat, konsistensinya pun lebih encer. Untuk resep ini saya menambahkan jahe, saus kemudian dimasak dan dikentalkan dengan sedikit tepung maizena. Menurut saya rasanya lebih sedap dan unik, sentuhan jahe membuatnya berbeda.
Adonan tepungnya saya gunakan campuran terigu, tapioka dan maizena, sedangkan sayurannya hanya kol dan wortel, dua jenis sayuran yang saya simpan banyak di kulkas karena tahan lama terutama dalam kondisi seperti saat ini dimana berbelanja secara reguler sedang dihindari. Hasilnya bakwan terasa crispy dan garing diluar namun lembut dibagian dalamnya, jika ingin lebih crispy maka goreng adonan lebih tipis. Berikut resep dan prosesnya yang mudah ya.
Bakwan Sayur Saus Asam Pedas
Resep modifikasi sendiri
- 1/4 buah kol, rajang tipis
- 1 batang wortel, iris korek api
- 2 batang daun bawang, rajang kasar
- 300 gram tepung terigu
- 50 gram tepung tapioka
- 100 gram tepung maizena
- 4 siung bawang putih dihaluskan
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 1/2 sendok makan garam
- 350 - 400 ml air
Bahan saus dihaluskan:
- 5 buah cabai rawit merah
- 3 buah cabai merah keriting
- 3 siung bawang putih
Bahan saus lainnya:
- 2 cm jahe, memarkan dan cincang kasar
- 2 sendok makan kecap asin
- 4 sendok makan gula pasir
- 300 - 400 ml air
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 3 buah jeruk nipis peras airnya atau 3 sendok makan cuka
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok makan tepung maizena, larutkan dengan 50 ml air
Cara membuat:
Masukkan semua bahan saus kecuali tepung maizena ke dalam panci, rebus hingga mendidih. Masukkan larutan maizena, aduk dan masak hingga kental. Sesuaikan asin, manis dan asamnya sesuai selera. Angkat, sisihkan.
Siapkan mangkuk, masukkan semua bahan bakwan kedalam mangkuk, aduk rata. Cicipi rasanya dengan menggoreng secuil adonan, sesuaikan asinnya.
Panaskan wajan berisi minyak agak banyak. Masukkan 2 sendok makan adonan bakwan hingga memenuhi wajan. Goreng hingga kuning kecoklatan dan matang, angkat bakwan dan tiriskan. Sajikan bakwan dengan sausnya.
Saya sering bikin nih mbak, cuma sering cari praktis pakai tepung siap pakai dari tukang sayur
BalasHapusTambah telur dan tepung terigue
Sedang eksperimen sayurannya kemarin pakai Mentimun, minggu sebelumnya pakai daun binahong 😁😁😁
Maaf mba numpang tanya, daun binahong bisa buat sayut y mba? Enak g? Dirumah ada binahong merah
Hapusini mah makanan kebangsaan
BalasHapusbener banget!
Hapuswuah mba baru kemarin saya buat ini.. pakai sambal kacang tapi.. maknyus yahh.. hehehe
BalasHapusresep sedikit berbeda karna klo ibu saya pakai ketumbar juga, dan tepung beras supaya garing... malah klo yutuber sy lihat pakai baking powder atau baking soda juga supaya kriukkk...
tp resep mba jg layak saya coba nih... makasih ya mba sharingnya.
selamat berpuasa... ^^
yep biasanya saya pakai BP tapi ini nggak, karena sering dikomplain hehehhe. selamat berpuasa juga Mbak.
HapusMba emang klo pake BP kenapa? Ada efek buruk kah? Krn slm ini sy suka pake bp.. makasih
Hapusnggak juga sih, hanya banyak yang gak mau pakai bahan kimia dalam makanan
HapusMba endang, kalo jeruk nipisnya diganti jeruk lemon bisa ga? Kalo bisa, banyaknya berapa mba?
BalasHapusbisa, 1/2 buah, asam tidak sih selera yaaa
HapusMba, saya bikin bakwan ini, kok warnanya ga kuning kaya di foto ya, tp pucat kayak adonan tepungnya 😁
BalasHapuskuning mungkin karena saya pakai royco, biasanya kan memang ada kunyitnya dikit di royco
HapusMbak endang mau nanya, apakah beda hasilnya jika adonan tepungnya dicairkan dulu dengan air lalu baru di masukkan sayuran ? Soalnya saya lihat yg di foto mbak endang bubuk tepungnya langsung di campur di sayurannya
BalasHapussama saja Mbak, saya hanya menghindar tepung terlalu lama terkena air saja, karena suka lbh keras teksturnya
Hapus