Bekerja dari rumah alias work from home ada manis dan pahitnya. Dulu saya berpikir alangkah asyiknya apabila semua pekerjaan kantor ini bisa saya bawa pulang dan dikerjakan di rumah. Posisi saya di bagian project tidak menuntut pekerjaan day to day, tidak terikat pada sistem tertentu sehingga sebenarnya bisa fleksibel dikerjakan dimana saja. Minggu lalu, karena kondisi yang semakin kurang kondusif dan himbauan Gubernur DKI agar perusahaan lebih banyak memperkerjakan karyawan dari rumah, maka kantor tempat saya bekerja pun mulai menerapkan hal tersebut, sebagian besar karyawan 'dirumahkan', termasuk saya.
Bekerja dari rumah ada enaknya, misal tidak perlu bangun terburu-buru dipagi hari untuk mengejar jam masuk kantor. Tidak perlu mandi dipagi hari, berpakaian rapi, berdandan dan mengejar MRT. Alih-alih, bangun bisa agak sedikit siang, waktu bisa dimulai dengan jalan cepat di treadmill 20 menit, atau menyiapkan jus jeruk dan minuman hangat. Bisa juga diisi dengan mantengin tanaman di halaman, mencabut rumput, semprot-semprot pupuk, atau basmi hama. Banyak hal yang bisa dilakukan saat pagi hari dengan santai.
Tapi kenyataanya baru dua hari bekerja dari rumah, saya sudah merasa suntuk dan bosan. Badan terasa lebih capek karena harus non stop menatap layar laptop, berjaga-jaga sewaktu-waktu boss berteriak meminta sesuatu atau rekan kerja lainnya memerlukan data dan hal lainnya. Belum lagi kondisi di rumah tentu saja berbeda dengan kantor, internet di rumah tidak bisa dibandingkan kecepatannya dengan internet kantor yang mantap. Suasana kantor yang ber AC dan nyaman, jauh dengan rumah yang terasa gloomy dan sumpek. Pekerjaan saya yang menuntut konsentrasi dan lebih banyak kreatifitas menjadi lebih berat diselesaikan karena kepala seakan penuh, susah fokus dan kreatifitas lenyap.
Swear, saya lima kali lebih memilih kembali bekerja di kantor dibandingkan harus mendekam di rumah dalam kondisi bekerja. Mungkin akan berbeda rasanya jika dirumah dalam keadaan berlibur, dimana waktu bisa diisi dengan bersantai dan mengerjakan hal yang disukai. Apalagi dengan kondisi stay at home seperti ini dimana keluar rumah harus dibatasi maka saya seakan terpenjara didalam rumah sendiri yang biasanya saya anggap justru sangat menyenangkan. Agar tidak terasa suntuk terkadang ditengah jam kerja saya berjalan ke halaman, bersyukur masih memiliki halaman yang walau secuplik tapi at least memberikan ruang untuk bernafas, berjalan, dan berjemur. Bersyukur juga punya hobi berkebun sehingga halaman terisi dengan banyak tanaman yang bisa dilihat-lihat dan menjadi tempat untuk mencuci mata. Saya tidak berani mengisi waktu bekerja di rumah dengan memasak di dapur, tak lucu juga saat sedang ditengah asyiknya memasak tiba-tiba boss menjerit meminta sesuatu. Bisa tergopoh-gopoh saya mempersiapkannya dan memasak menjadi tidak enjoy lagi.
Seminggu mengurung diri, saya mulai merasa tak nyaman juga. Di Jumat pagi saya nekat ke pasar. Saya menutup muka dengan masker dan kaca mata dan berjalan ke tukang sayur langganan. Di pasar kondisinya normal, tak terlihat tanda-tanda pandemi virus berbahaya sedang melanda Jakarta. Tak ada yang menjalankan social distancing, justru saling berdempetan satu sama lain. Hanya satu atau dua orang yang mengenakan masker, sisanya tak peduli. Sungguh, pasar sepertinya menjadi ajang menebarkan virus yang paling sempurna. Ngeri dengan kondisi ini, saya berbelanja super cepat, membeli keperluan yang benar-benar saya butuhkan dan berusaha menjaga jarak sejauh mungkin dengan pembeli lain yang sepertinya tak peduli. Jeruk peras, aneka sayuran, tahu, tempe dan telur masuk kedalam tas belanja dalam hitungan menit. Si Ibu penjual sudah tahu dengan gaya saya yang tak banyak cing cong dan langsung melayani dengan gesit. Cukup 10 menit berbelanja saya meluncur pulang bersama bajaj. Di rumah, saya segera memasukkan semua pakaian yang dikenakan ke mesin cuci dan mandi untuk kedua kalinya dipagi itu. Pandemi ini benar-benar membuat parno dan merepotkan!
Menuju ke resep hari ini. Irish stew adalah masakan yang sudah lama ingin saya coba eksekusi di rumah. Sup daging ala Irlandia yang biasanya terbuat dari daging domba, potongan kentang dan wortel ini memiliki kuah yang kental kemerahan dan terlihat so yummy. Umumnya resep asli menggunakan bir atau wine didalam kuahnya tetapi banyak juga yang menggantikannya dengan kaldu daging biasa. Agar lebih spesial, saya tidak menceburkan kentang ke dalam sup, tetapi memasaknya menjadi mashed potato. Sebagai pengganti daging kambing saya menggunakan daging sapi biasa. Karena stew dimasak dalam waktu lama maka sayuran dan daging dipotong dalam ukuran yang agak besar.
Sup ini super mudah dibuat, untuk mengentalkan kuah digunakan tepung terigu yang ditumis bersama bumbu dan daging. Agar warna kuah berwarna merah biasanya digunakan tomato paste atau puree dalam jumlah yang banyak, saya menambahkan beberapa butir tomat merah kedalamnya agar kuah lebih kental dan merona warnanya. Untuk rempahnya biasanya Irish stew tidak terlalu banyak menggunakan banyak bumbu, dari hasil googling sana-sini umumnya menggunakan thyme, tapi sepertinya Italian herbs juga bisa menggantikan.
Untuk mashed potato-nya, saya menggunakan cara simple, kocok kentang dengan mikser. So far, cara ini memberikan tekstur mashed potato yang lembut dan fluffy. Agar rasanya creamy dan meleleh di mulut, saya menggunakan cooking cream dan mentega (butter), kedua bahan ini cukup krusial untuk memberikan rasa milky dan gurih. Cooking cream bisa digantikan dengan susu cair biasa dan bisa ditambahkan susu bubuk agar lebih mantap. Untuk mentega sebaiknya tidak digantikan dengan margarin karena rasanya cukup jauh berbeda. Saya memasak masakan ini dimalam hari dan membuat mashed potato keesokan paginya. Ketika telah matang, sebagian saya kirimkan ke Sintya yang tinggal di rumah kos dan sedang bekerja di rumah juga. Sayangnya dagingnya agak sedikit alot, tapi selebihnya mantap.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Beef Stew dengan Mashed Potato
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 4 porsi
Tertarik dengan resep sup lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan stew:
- 1 sendok makan mentega/margarine
- 600 gram daging sapi, potong ukuran besar
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok makan tepung terigu
- 3 batang wortel, kupas, potong ukuran besar
Bumbu stew:
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
- 1 buah bawang bombay, cincang kasar
- 3 siung bawang putih, cincang halus
- 1 sdm tepung terigu
- 800 ml air atau kaldu ayam/sapi
- 1 sendok teh daun thyme kering
- 4 buah tomat merah, rebus sebentar dan kupas kulitnya, cincang kasar
- 3 - 4 sendok makan pasta tomat/tomato puree
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh kaldu bubuk
Bahan dan bumbu mashed potato:
- 4 - 5 buah kentang besar, kupas kulitnya, potong dadu
- 2 sendok makan mentega
- 100 ml krim kental/cooking cream atau susu cair
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok teh garam
Cara membuat:
Masukkan daging ke mangkuk, tambahkan merica bubuk, garam, aduk rata. Masukkan 1 sendok makan tepung terigu, aduk rata hingga tepung menempel di permukaan daging. Sisihkan.
Panaskan mentega di pan/wajan, masukkan potongan daging. Tumis hingga permukaannya kecoklatan, angkat, sisihkan.
Tambahkan 1 sendok makan minyak di wajan bekas menggoreng daging. Masukkan bawang bombay dan bawang putih, tumis hingga karamel dan matang. Masukkan daging, aduk rata.
Taburkan 1 sendok makan tepung terigu di permukaan tumisan. Aduk hingga tepung melumuri daging dan bawang. Tuangkan air, daun thyme, cincangan tomat, pasta tomat, merica, garam dan kaldu bubuk. Masak dengan api sedang hingga daging lunak. Jika kuah mulai habis sementara daging belum lunak tambahkan air panas mendidih.
Tambahkan wortel dan masak hingga wortel matang. Masak hingga stew mengental dan kuah agak berkurang. Cicipi rasanya, sesuaikan asinnya, angkat.
Membuat mashed potato:
Masukkan kentang ke panci, isi air hingga kentang tenggelam, tambahkan 1/2 sendok makan garam. Rebus hingga kentang benar-benar lunak dan lembut. Tiriskan, buang air rebusannya. Selagi kentang masih panas, tuangkan ke mangkuk dan hancurkan dengan garpu. Masukkan mentega dan susu cair, aduk rata.
Masukkan garam dan merica. Kocok kentang dengan mikser speed tinggi hingga lembut dan fluffy.
Cicipi rasanya, sesuaikan asinnya. Sajikan beef stew dengan mashed potato.
Hihihi kirain wfh bakalan mengasyikkan, ternyata malah nyebelin ya mbak?
BalasHapusEniwei baswey pasar di Bandung juga sama mbak, malah di pelosok pengajian jalan terus
Otot kuat balung wesi 😁😁😁
Jadi pingin bikin resep ini, tapi kok udah siap siap bikin pastel tutup
Saya penggemar kentang mbak
#nggaknanya 😁😁😁
sama Mbak Maria, saya kalau sama kentang susah nolak, apalagi kentang dalam rendang, beeeeh
HapusLooking yummy and healty, Mbak Endang. Hahaha, wfh ini repotnya masakan rumah tersedia dalam kondisi terbaiknya, baru matang panas-panas. Alhasil sering khilaf nyomotin tahu/ tempe goreng.
BalasHapuswakakkak bener banget Mbak, tempe dan tahu paling sip kalau habis digoreng yaaa
HapusMba tolong tanya dagingnya pakai has dalam bisa?
BalasHapusbisa pakai jenis daging apapun Mbak, has dalam tentu ok ya
Hapus