Ketika masuk ke kantor minggu lalu, saya membawa dua buah external hard disk tersebut. Satu buah adalah hard disk lama yang datanya terhapus, dan satu lainnya adalah hard disk baru untuk memindahkan data terhapus tersebut. Iseng saya cek hard disk baru dengan rasa takut-takut. Saya hampir meloncat kegirangan kala menemukan semua file yang terhapus ada semua didalamnya. Ternyata sistem failed tersebut hanya tampilan di layar saja, sedangkan file sebenarnya sudah dipindahkan. Itu perkiraan saya semula. Rasa girang itu hanya berlangsung 2 menit, menit berikutnya panik melanda. Ketika setiap gambar diklik tak ada satupun yang bisa terbuka, bahkan pop up peringatan muncul mengatakan format gambar error. Keringat dingin mulai bermunculan di leher, dan rasa cemas merayapi hati. Saya coba berkali-kali membuka gambar dengan aneka jenis software picture yang terinstal di laptop, tetapi hasilnya sama. Didalam external hard disk, semua file yang ditransfer itu masuk kedalam folder bernama lost partition, saya lantas mencari artikel yang menjelaskan mengenai hal ini di Google. Hasilnya benar-benar membuat semangat saya terbang. Lost partition adalah folder berisikan data yang berhasil di recovery, namun jika tidak berhasil dibuka maka proses transfer data sebenarnya belum selesai dan ujung-ujungnya data menjadi error.
Akhirnya, saya tidak melanjutkan proses transfer, sisa file yang belum berhasil dikembalikan saya biarkan. Toh bagian terpenting, semua gambar yang dibutuhkan telah berhasil disimpan. Kesimpulan saya setelah mengalami pengalaman pahit ini adalah, file data yang hilang di external hard disk entah karena terformat atau kasus lainnya bisa dikembalikan dengan menggunakan software tertentu. Bahkan beberapa video di You Tube yang membahas mengenai hal ini memberikan crack code jika ingin versi gratisannya, dan jika anda mahir urusan seperti ini bisa menggunakan jalur ini. Tapi karena saya gaptek, terpaksa menggunakan jalur mahal, membeli kode license-nya. Tentu saja jangan sampai ini hal ini terjadi, karena apapun itu ceritanya, kejadian seperti ini akan membuat stres, sport jantung dan menghabiskan waktu.
Menuju ke resep sate taichan kali ini. Beberapa waktu yang lampau - seakan sudah sekian abad saja rasanya, karena sejak corona mengganggu aktifitas normal, waktu seakan terlupakan - sate taichan sempat booming dimana-mana. Di daerah seputaran Senayan, bahkan penjual sate taichan tak terhitung banyaknya. Gerobak berjejer dan bersaing satu sama lain dengan papan berlampu yang gemerlap. Saya terus terang tidak begitu penasaran hendak mencicipinya, melihat warna sate yang pucat dan seakan tanpa bumbu mampu menghilangkan nafsu makan. Tapi satu hari, kala bersama Mbak Fina pulang kantor melewati area ini, saya akhirnya memberanikan diri mencoba. Saya membeli satu porsi berisikan 10 tusuk sate yang kurus, bertekstur kering, putih pucat, ditata diatas beberapa iris lontong dan bersanding dengan sambal cabai rawit yang terlihat gahar. Tusukan pertama, saya kontan mendelik, begitu juga Mbak Fina yang hanya memesan setengah porsi. Rasa dominan asin, hanya asin, tanpa ada cita rasa bumbu lainnya, serta jejak amis ayam masih terasa. Teksturnya kering seperti tampilannya yang sama sekali tak menggugah selera, kesat seperti sandal jepit. Sambalnya super pedas, dan hanya asin rasanya. Kami berdua kapok dan kecewa berat dengan pengalaman ini, dan setiap kali melewati kawasan Senayan tertawa ngakak jika mengingat pengalaman yang tak berkesan tersebut.
Sejak itu saya tak pernah membeli sate taichan lagi, hingga mal disebelah kantor mengadakan festival makanan, salah satu booth-nya adalah sate taichan. Iseng saya membeli seporsi. Nah kali ini rasanya jauh berbeda dengan sate taichan sebelumnya. Rasanya lebih gurih, lebih berbumbu, juicy dan sambalnya pun lebih enak. Tidak seperti sate Madura yang seakan hampir standar rasanya disetiap penjual, sate taichan sepertinya berbeda-beda tergantung kreatifitas yang memasak. Ketika mencoba membuatnya sendiri bulan lalu, saya menggunakan fillet paha ayam yang lebih juicy, menambahkan beberapa rempah, hasilnya mantap. Hidangan ini so simple, tapi lezat jika dibuat sendiri. Sambalnya menggunakan sambal ayam pop Padang yang pernah dihadirkan pada postingan disini. Ayam saya marinade di chiller setengah harian, kemudian dipanggang di grill pan keramik merk Kris Chef yang dibeli di Ace Hardware bertahun nan lampau kala sedang sale. Kalau tidak salah harganya sekitar 70 ribu rupiah. Grill pan ini ukurannya kecil hanya 20 cm, tapi mantap buat memanggang sate atau steak dibandingkan wajan datar biasa.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep modifikasi sendiri
Tertarik dengan resep sate lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Sate Ayam Saus Selai Kacang
Sate Kambing Favorit Fatih
Sate Padang Favorit Abang
Rebus cabai dan bawang putih bersama 200 ml air hingga matang. Tiriskan, sisihkan sedikit air rebusannya untuk mengencerkan sambal. Blender cabai, bawang putih bersama 50 ml air rebusan hingga halus. Tuangkan ke mangkuk, masukkan sisa bumbu sambal ke mangkuk, aduk rata. Sesuaikan asinnya, sisihkan.
tetap semangat mbak En, semoga data nya dapat terecovery semaksimal mungkin,aamiin
BalasHapusso far gak semua berhasil Mbak, lemot banget prosesnya dan saya gak sabar. tapi data penting sih sudah kembali
HapusYes taichan.. kesukaan suami nih. Lebaran 2-3th yang lalu bikin opor buat mertua, pakai resep mba endang, ga nyangka beliau suka banget, padahal kalau soal ayam selalu pilih2 (mau makan ayam, tapi yg nggak bau ayam. Nah lo..😅). Kalo anak2 demen donatnya, gampang banget resepnya 👍🏻 Luv u mba endang😘. Aku lebih suka buka blognya mba endang, serasa baca dongeng😂. Mungkin aku salah satu yg demen baca ceritanya mba endang daripada resepnya 🤣🙏 Kadang suka ngakak ngebayangin kejadian2 konyolnya, kayak waktu mba endang bikin kue ultah yg penyok buat ponakan. Kalo di ig tulisannya ngirit. Ga puas bacanya. Pokoknya mba endang tuh selain bikin perut bahagia, bisa bikin hati gembira juga. Tetap Semangaaat ya mba!! Hilang satu dapat seribu ide baru. Btw ternyata beberapa temanku penggemarmu juga lho.
BalasHapusThanks ya Mbak, senang ceritanya disuka. Kebanyakan hanya langsung ke resep, makanya banyak yg lebih ke IG dibandingkan blog hehhehe. Senang resepnya disuka. sukses yaaa
HapusSaya bacanya ikut nyesek, Mbak Endang. Untung "hanya" 90% yang hilang. Btw lebaran kemaren saya ekseskusi resep sambal goreng krecek dan opornya, mbak Endang. Suami yang biasanya kalau lebaran agak "wegah" makan opor dan sambel goreng bisa makan sampai 3x sehari. Hasilnya, hari kedua lebaran saya harus bikin opor sambel goreng lagi, dong. Sehat dan sukses selalu, ya.
BalasHapusWah thanks sharingnya Mbak Heni, senang resepnya disuka. Yep, bersyukur filenya bs kembali hahahha
HapusSenangnya..pas baca file penting bisa kembali mbak..☺️. Bayangin stressnya kalau sampai hilang...
BalasHapusHahahhaah bener banget. Haduuuh lega banget ketika file2 penting bs dikembalikan lagi.
HapusThx resepny mba....biarpun sudah bnyk youtube+blog resep makanan, tetep blog mba endang aja yg aku intip tiap nyari resep yg mau dieksekusi...hehe...pokoknya resep2 mba endang tuh terbaaaikkk 🤗
BalasHapuswah senangnyaaa, thanks yaaa
HapusSelalu seneng baca blognua mba endang apalagi kalo ada ceritanya gini. Serasa bukan baca resep masakan hehehe ini yg bikin blog mba istimewa buat saya. Hari ini saya pake bikin taichan pake resep mba endang. Semoga trus semangat utk share cerita2 plus resepnya ya mba😍
BalasHapusMbak Endang, cuma mau bilang, satenya endul banget. Cuma ku modifikasi ya. Krn aku harus kurangi minyak, jadi minyak dicampur langsung di ayamnya, 1 sdm saja. Garam juga 1/4 sdt krn nggak suka asin. Tetep enak, alhamdulillah. Anak gadisku pas ditawari makan bilang, "Aku kenyang, Mi. Paling habis 4 tusuk doang." Eh... Ternyata... 8 tusuk juga masih kurang. 😅😅😅
BalasHapusPokoknya, kalau mau masak2 yang belum tau atau belum pede sama resepnya, langsung lari ke JTT dan tak pernah kecewa. Luv luv, mbak Endang. Sehat terus, terus berkreasi.