Beberapa hari ini saya sudah mulai rutin masuk ke kantor, dan Senin depan rencananya semua karyawan sudah diwajibkan hadir setiap hari. Karena masih ragu hendak menggunakan MRT, saya terpaksa pakai taksi setiap hari. Satu minggu berlalu terasa boncos juga. Pergi pulang kantor ongkos seratus ribu melayang. Dulu masa PSBB selama 3 bulan, biaya taksi dicover kantor, lumayan juga setiap hari dibekali voucher Blue Bird dua lembar. Tapi kini karena kondisi sudah mulai normal voucher taksi dihentikan. Perusahaan sepertinya berat harus membayar transportasi taksi karyawan, apalagi yang rumahnya di Bogor, sekali jalan biayanya mencapai dua ratus ribu rupiah.
Tapi saya masih bersyukur, kantor tempat saya bekerja masih manusiawi memperlakukan karyawan dimasa suram ini. Demi menghindari risiko karyawan yang masih bekerja terkena COVID, kami diperkenankan menggunakan taksi. Banyak perusahaan lainnya boro-boro di cover ongkos taksi, contohnya seperti kantor kedua adik saya, bahkan banyak yang justru melakukan pemotongan gaji hingga PHK. Untungnya kantor saya adalah perusahaan sekuritas kecil, total jumlah karyawan hanya sekitar 40 orang saja dan itu sudah termasuk team sales. Selain itu bisnis jasa keuangan seperti sekuritas yang mengandalkan transaksi beli dan jual saham masih tetap berjalan selama Bursa Efek dibuka.
Tapi saya masih bersyukur, kantor tempat saya bekerja masih manusiawi memperlakukan karyawan dimasa suram ini. Demi menghindari risiko karyawan yang masih bekerja terkena COVID, kami diperkenankan menggunakan taksi. Banyak perusahaan lainnya boro-boro di cover ongkos taksi, contohnya seperti kantor kedua adik saya, bahkan banyak yang justru melakukan pemotongan gaji hingga PHK. Untungnya kantor saya adalah perusahaan sekuritas kecil, total jumlah karyawan hanya sekitar 40 orang saja dan itu sudah termasuk team sales. Selain itu bisnis jasa keuangan seperti sekuritas yang mengandalkan transaksi beli dan jual saham masih tetap berjalan selama Bursa Efek dibuka.