Tapi saya masih bersyukur, kantor tempat saya bekerja masih manusiawi memperlakukan karyawan dimasa suram ini. Demi menghindari risiko karyawan yang masih bekerja terkena COVID, kami diperkenankan menggunakan taksi. Banyak perusahaan lainnya boro-boro di cover ongkos taksi, contohnya seperti kantor kedua adik saya, bahkan banyak yang justru melakukan pemotongan gaji hingga PHK. Untungnya kantor saya adalah perusahaan sekuritas kecil, total jumlah karyawan hanya sekitar 40 orang saja dan itu sudah termasuk team sales. Selain itu bisnis jasa keuangan seperti sekuritas yang mengandalkan transaksi beli dan jual saham masih tetap berjalan selama Bursa Efek dibuka.
Mungkin hari Senin depan saya akan mencoba datang ke stasiun MRT. Saat PSBB kemarin stasiun didekat rumah dan stasiun di dekat kantor tidak beroperasi. Memang untuk mengurangi jumlah penumpang maka beberapa stasiun MRT ditutup, sialnya dua stasiun yang saya perlukan termasuk yang terkena aturan penutupan ini. Sebelumnya, menjelang PSBB diberlakukan semua stasiun masih dibuka tapi kereta hanya lewat setiap 30 menit sekali, itupun jumlah penumpang dibatasi masuknya. Alhasil antrian penumpang panjang mengular dan kita harus berdiri berjam-jam menunggu giliran masuk. Dengan muka ditutup masker, suhu stasiun yang panas, alhasil keringat sebesar biji jagung mengalir di jidat dan leher. Sungguh sangat menyiksa sekali. Kondisi seperti ini yang membuat saya menjadi ragu hendak menaiki MRT. Tapi hari ini ketika saya cek mengenai aturan baru jadwal MRT selama masa new normal di internet, ternyata kereta lewat setiap lima menit sekali, artinya penumpang tidak akan terlalu mengular panjang. Jadi mari kita lihat saja esok Senin, seperti apa kondisinya.
Menuju ke resep, sejak mencicipi makanan ini di restoran Palembang, mi celor menjadi makanan favorit yang tak pernah absen saya pesan. Kuahnya yang kental, gurih dan medok memang mantap bersanding dengan mi, potongan udang dan segambreng cabai rawit nan pedas. Rasanya, dua piring pun bisa lincin tandas saya sikat sendiri. Padahal full karbo dengan kuah santan, kalorinya tak terhingga. Mi celor adalah makanan khas 'wong kito galo' yang terbuat dari mi kuning dengan ukuran yang besar, seperti mi lidi untuk mi Aceh atau mi gomak dari Medan. Kuah mi celor kental, terbuat dari aneka bumbu, rempah dan santan yang digurihkan dengan kaldu udang. Selain udang, biasanya mi ini juga bisa menggunakan rajungan atau kepiting.
Bumbu mi celor cukup simple, saya memperoleh resepnya dari Cookpad, milik Nia Rozy. Cabai di resep bisa di skip karena fungsi utamanya sebenarnya bukan untuk membuat rasa masakan menjadi spicy, tapi lebih ke memberikan warna cerah didalam masakan. Cabai merah keriting bisa digantikan dengan cabai merah besar yang dibuang bijinya agar masakan tetap menarik warnanya tetapi rasanya tidak pedas.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Mi Celor Udang
Resep diadaptasikan dari Nia Rozy di Cookpad - Mie Celor
Tertarik dengan resep mi daerah Nusantara lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Mi Lendir
Mi Goreng Jawa
Mi Goreng Aceh
Mudah ternyata ya buatnya... rasanyapun enak seperti biasa...
BalasHapusgampang bangeet!
HapusHalo Mbak Endang, pa kabar? Mbak, waktu saya cari2 resep di postingan lama kok ada beberapa yang fotonya gak keluar & seperti terpotong ya content tulisannya. Atau browser saya yg bermasalah ya? Just recheck & giving info,Mbak :). Makasih banyak sudah berbagi resep & inspirasi memasak selama ini..
BalasHapusSinta-Surabaya
banyak foto lama memang hilang sendiri dr blogger, kadang kalau saya temukan saya upload baru lagi. Tapi konten sih gak kepotong.
HapusMksh mb endang sdh berbagi resepnya,, sangat bermanfaat dan yg paling penting enak dan detail langkah-langkahnya, jd saya yg pemula ini bs memasak bak profesional,, hahhaha
BalasHapussip, sama2 yaaa. senang resep2nya disuka
HapusAlhamdulillah.... Sukseeeeesss.. Recook miecelor ini... Semua yang ngincip bilang enaaakk.. Padahal belum pernah makan mi celor versi aslinya.. Terimakasih mbak Endang
BalasHapuswuih mantap! thanks yaaa, suksesss
Hapuskereeenn ih Mbak Endang. Thanks ya resepnya.. fav anak lanangku.. kl emak bapaknya kurang doyan... segera dieksekusi...Makasiiihh ya. Barakallah sudah bagi2 ilmunya..
BalasHapusthanks Mbak, ini enaak banget! APalagi kalau pakai cabai rawit rajang, huaaa jadi ngiler
Hapus