Walau kantor masih menerapkan work from home hingga akhir minggu ini, tapi sudah beberapa hari ini saya rutin masuk. Tidak banyak karyawan yang hadir, tapi kondisi hening dan tenang ini justru lebih menyenangkan untuk bekerja. Apalagi kecepatan internet kantor untuk browsing dan bekerja jauh lebih tokcer daripada Indihome di rumah yang akhir-akhir ini tobat lemotnya. Produk internet Telkom ini masih oke untuk menonton You Tube tapi ketika harus melakukan download atau upload file, bisa kejang-kejang menunggunya. Hanya file berukuran kecil, kadang butuh waktu setengah jam untuk mengunduh. Padahal download dan upload file termasuk kegiatan yang erat hubungannya dengan pekerjaan kantor. Tapi jika setiap kali perlu waktu setengah jam hanya untuk satu file berukuran 1000 kilobyte, bisa dibayangkan betapa kencangnya boss akan berteriak.
Jalanan menuju ke kantor mulai ramai, macet dan kembali normal seperti sebelum PSBB diberlakukan padahal masa transisi DKI Jakarta hingga akhir Juni 2020. Artinya masyarakat sudah tidak peduli apakah itu transisi atau normal, keduanya sama saja. Gedung kantor tempat saya bekerja sudah mulai banyak karyawan yang masuk, walau tentu saja belum mencapai hingga 50%. Antrian lift belum mengular, tapi sudah menunjukkan tanda-tanda akan menjadi kasus yang membuat kepala pusing lainnya. Bayangkan saja, agar social distancing tetap bisa diterapkan didalam lift maka kapasitas maksimalnya hanya 5 orang per sekali jalan. Jumlah lift gedung ini hanya ada 8 buah, jika ribuan karyawan mulai masuk semua, tak bisa terbayangkan betapa panjang antrian yang akan terjadi hanya untuk masuk kedalam lift. Jika kantor saya berada di lantai 3, saya akan nekat naik melalui tangga darurat, tapi lantai 21? No way lah ya!
Dua buah mal disebelah kantor sudah menunjukkan tanda-tanda menggeliat. Kuningan City Mall di sebelah kiri mulai terlihat ramai walau belum semua resto dan toko yang buka. Di lantai basement beberapa bakery dan outlet makanan mulai kembali menjajakan dagangannya, sementara beberapa restoran sudah bisa makan ditempat. Sayangnya food court di lantai paling atas baru dua buah restoran yang berjualan. Mal Ambassador yang terletak disisi kanan kantor sejak Senin telah membuka pintunya. Pengunjung mulai ramai mengisi gedung, dan pedagang di food court lantai atas banyak yang berjualan. Tidak ada pembatasan pengunjung atau pemeriksaan ketat di kedua mal ini sebagaimana beberapa mal lainnya di Jakarta.
So far ekonomi tampak kembali normal, yang membedakan mungkin hanya para penjual rata-rata mengenakan face shield, masker dan sarung tangan, serta pengunjung ketika masuk ke dalam gedung harus dicek suhunya. Satu hal, ekonomi yang mulai kembali seperti normal dan pulih tentulah hal yang harus disyukuri, tapi di satu sisi COVID-19 belumlah hilang dari bumi Indonesia. Kasusnya setiap hari justru mengalami peningkatan yang semakin tinggi, kurvanya tidak menunjukkan tanda-tanda flat apalagi turun. Artinya dengan PSBB yang berakhir, maka orang akan mulai kembali tumpah ruah di jalan, memenuhi pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran, bertemu dan berinteraksi satu sama lain. Jenis-jenis kegiatan yang sangat disukai oleh virus yang tak punya kaki untuk menyebar sendiri. Semoga kita semua tetap dilindungi oleh Yang Maha Kuasa.
Menuju ke resep hari ini. Sejak menemukan penjual fillet ayam negeri di online shop yang mantap, saya selalu stok fillet paha dan dada ayam di freezer. Di pasar, harga sekilo fillet dada ayam mencapai 50 hingga 55 ribu rupiah, di supermarket hingga 65 ribu rupiah, di toko online ini maksimal hanya 40 ribu rupiah saja. Terkadang turun di 35 sampai 38 ribu rupiah. Memang pembelian masing-masing jenis harus 2 kilo, tapi saya tak masalah menyimpan dua kilo dada atau paha ayam yang super fleksibel diolah menjadi aneka makanan. Dengan fillet dada ayam, kita bisa membuat bakso, nugget, siomay, batagor, sempolan, sate, atau aneka masakan yang umum menggunakan ayam. Sedangkan paha ayam, umumnya saya membuat sate ayam, aneka masakan Chinese food yang cepat dimasak dan simple bumbunya, serta tentu saja steak ayam goreng yang satu ini. Bagian paha yang termasuk kategori berdaging merah memang lebih juicy, empuk, lembut karena mengandung banyak lemak dibandingkan dada. Biasanya jika membuat steak ayam saya hanya marinade fillet dengan beberapa bumbu dan saus, kemudian di pan fried hingga matang. Steak tinggal diguyur dengan saus pilihan. Untuk kali ini saya lumuri fillet dengan tepung bumbu, goreng hingga crispy dan santap bersama saus jamur yang lezat. Mantap!
Tapi menggunakan dada ayam juga sedap, iris fillet agak tipis kemudian pukul-pukul perlahan agar seratnya tidak kaku. Lumuri dengan tepung bumbu dan goreng hingga matang. Jadi mirip-mirip chicken katsu hanya disantap dengan saus jamur dan rebusan sayuran. Saus lain yang tak kalah sedap adalah gravy dan black pepper.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Chicken Fried Steak
Resep hasil modifikasi sendiri
Bahan ayam:
- 3 potong fillet paha ayam (300 gram), bisa pakai fillet dada
- 2 siung bawang puih dhaluskan
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok teh cabai bubuk, optional
- 1 bungkus tepung ayam goreng instan
Bahan saus:
- 3 siung bawang putih, cincang halus
- 1/2buah bawang bombay, rajang halus
- 1 sendok makan kecap Inggris
- 1 sendok makan kecap asin
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok teh gula pasir
- 1/2 sendok teh kaldu bubuk
- 10 buah jamur champignon, iris tipis, optional
- 1/4 sendok teh garam
- 300 ml susu cair
- 1 sendok teh tepung maizena, larutkan dengan 2 sendok makan air
Bahan lain:
- 6 buah kentang, kupas, potong ukuran besar
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh daun peterseli/parsley kering cincang halus
- buncis, jagung, wortel rebus, optional
Cara membuat:
Siapkan ayam, jika menggunakan fillet dada iris agak tipis dan pukul-pukul perlahan hingga sedikit pipih dan serat tidak kaku. Lumuri fillet dengan bawang putih dihaluskan, cabai bubuk, garam dan merica hingga merata. Diamkan di chiller kulkas minimal 2 jam.
Membuat saus:
Siapkan wajan, panaskan 1 sendok makan minyak. Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum dan layu. Masukkan kecap Inggris, kecap asin, gula,garam, merica dan kaldu bubuk,tumis beberapa detik. Masukkan jamur, tumis hingga jamur layu.
Tuangkan susu cair dan larutan tepung maizena, aduk dan masak dengan api kecil hingga mengental dan mendidih. Cicipi rasanya, sesuaikan asinnya, angkat. Sisihkan.
Rebus kentang dengan 1/2 sendok makan garam hingga lunak, tiriskan. Tuangkan ke mangkuk, tambahkan garam, merica dan daun peterseli kering. Aduk rata, sisihkan.
Keluarkan ayam dari kulkas, tambahkan tepung bumbu instan, beri 1-2 sendok makan air agar tepung sedikit lumer. Lumuri permukaan ayam dengan adonan tepung hingga merata. Siapkan wajan, panaskan minyak agak banyak. Goreng ayam dengan api jangan terlalu besar hingga satu sisi matang kecoklatan, balikkan dan goreng sisi lainnya hingga matang. Angkat, tiriskan.
Sajikan steak ayam goreng dengan saus,kentang rebus dan sayuran rebus.
Sudah sekian tahun kalau saya mau masak sesuatu mesti liat internet. Dan setiap resep apapun saya selalu browse dengan kata kunci "nama resep spasi jtt" terlebih dahulu :D Terima kasih untuk setia menulis dan ga pelit berbagi ilmu ya mbak
BalasHapussip, sama2 ya, thanks sudah menyukai resep2 JTT. dan kata kunci itu mmg cara termudah mencari resep jtt, saya bahkan mencari resep saya dengan cara itu hehehhee
HapusMba Endang, tulisannya selalu menginspirasi. Ak suka baca prolognya... Resepnya dipraktekkan kalo pas ada waktu.. Yang penting baca dl.. Hehehe
BalasHapusMaaf OOT... Boleh sharing link penjual fillet yg oke punya itu?
Makasih mb..
thanks ya, senang resep dan ceritanya disuka. Langganan ayam saya di tokopedia nama tokonya 'berkah broiler' Mbak
HapusSalam kenal mba endang sy ita dari bekasi sy penggemar masakan mba loh Beberapa sdh sy alhamdulilaah sukses semua hihi. Mba resep saus ini klo nda mau pake kecap Inggris bisakah? Misal kita tambah saus pada hitam bolehkah?terimakasih mba endang
BalasHapussalam kenal Mbak, skip saja kecap inggrisnya Mbak. pakai saus lada hitam bisa
Hapus