So little time, so much to do. So many plan, so lazy to do anything. Sungguh, saya merasa begitu banyak hal yang ingin dilakukan, tetapi merasa sedikit sekali waktu tersedia. Namun ketika begitu banyak waktu luang, contohnya kala libur dua hari weekend, maka yang saya lakukan hanyalah bermalas-malasan. Saya punya ratusan ide resep yang bagi saya semua terasa menarik untuk dieksekusi, bahan-bahan pun sudah disiapkan dan tersimpan di kulkas, tetapi saat tiba waktunya untuk dipraktekkan betapa malasnya menyeret kaki ke dapur. Dua hari dihabiskan hanya dengan berleha-leha di kasur membaca aneka artikel bagaimana menghilangkan rasa malas, atau menonton video You Tube tentang bagaimana memotivasi diri meraih mimpi. Mimpi saya begitu banyak, sebanding dengan rasa malas saya yang berkarung-karung beratnya. Mengapa susah banget sih menghilangkan sifat buruk ini? Tobat!
Saya berencana tahun ini adalah tahun tepat untuk memulai belajar dengan serius membuat video. Tahun pandemi dimana waktu di rumah lebih banyak, waktu berkeliaran dan nongkrong di luaran dihapus dari jadwal. Seharusnya saya memulainya beberapa bulan lalu, kala work from home gencar dilaksanakan dan kantor saya menerapkannya. Saat itu, disela-sela bekerja di rumah saya bisa mengisi waktu dengan me-shoot video memasak. Tapi karena laptop dirumah begitu parahnya, terkadang mati sendiri ketika dipakai menonton You Tube, maka saya berencana membeli komputer baru, kali ini PC rakitan dengan spec yang bisa mengakomodir software design yang diperlukan untuk editing. Saya mulai gencar menabung, menyisihkan fee endorse, dan karena bekerja di perusahaan sekuritas maka fee ini saya investasikan ke saham. Sedikit demi sedikit tabungan mulai meningkat, dan beberapa bertambah dari keuntungan melakukan transaksi jual beli saham dan dari mendapatkan dividen. Jumlahnya sudah lebih dari cukup untuk membeli sebuah PC dengan kapasitas lumayan canggih.
Tapi selalu ketika detik-detik terakhir hendak dieksekusi, rencana teralihkan. Karena kamera Canon 5D Mark ii yang saya pakai sekarang untuk memotret makanan tidak dilengkapi dengan layar yang bisa dilipat (flip screen) maka sedikit susah untuk melihat tampilan gambar terutama jika harus merekam posisi dari atas, padahal untuk kualitas hasil rekaman video kamera ini menghasilkan film lumayan bagus. Akhirnya saya membeli kamera Canon lainnya yang memiliki flip screen, hanya body-nya saja, lensanya saya beli jenis terpisah yang memang cocok dipakai untuk shooting video. Pembelian ini lumayan menguras tabungan di saham, hingga akhirnya komputer harus ditunda pembeliannya. Saya mulai menabung kembali sedikit demi sedikit hingga jumlahnya mencapai harga komputer tapi kondisi pasar saham waktu itu sedang mendukung untuk tetap dilakukan transaksi trading.
Dunia yang dinaungi ketakutan akan virus yang semakin tak terkendali, dan bayangan akan resesi ekonomi membuat saham-saham papan atas bertumbangan, saat-saat seperti ini waktunya untuk menambah dana kala harga saham didiskon besar-besaran. Seperti biasa, tak berapa lama kondisi pasar modal pulih kembali dan harga saham merangkak naik dan kembali ke harga semula ketika sebelum corona melanda. Aktif bertransaksi saham membuat saya keasyikan sendiri, jual beli gencar dilakukan. Jika kondisi market mendukung maka mencari ratusan ribu bahkan juta dalam sehari di pasar saham, untuk pemodal pas-pasan seperti saya sebenarnya tidak susah, asalkan tahu kondisi pasar, berita, dan rumor. Saya membatasi diri hanya berinvestasi pada saham-saham blue-chip dengan perusahaan yang memiliki fundamental bagus.
Hanya kondisi market saham tidak selalu mendukung, banyak sekali faktor mempengaruhi entah apakah itu regional maupun nasional. Selain itu terkadang pilihan saham belum tentu tepat alias tidak langsung mengalami kenaikan sejak dibeli. Tiga saham didalam portofolio yang saya miliki mengalami penurunan yang jika direalisasikan alias dijual maka saya akan mengalami kerugian. Sudah sebulan ini saham-saham tersebut belum menuju ke posisi yang menguntungkan, saya tidak akan melepasnya jika profit belum sesuai dengan ekspektasi, artinya dana untuk membeli komputer masih tersangkut disana. Disaat masih hanya bisa sebatas mimpi sementara realisasi tak kunjung dilaksanakan, tak disangka-sangka, adik saya, Tedy, yang tinggal di Cilebut justru sudah membuat channel You Tube sendiri. Saya mengetahuinya dari WA keluarga ketika kedua putrinya, Kirana dan Aruna, mengucapkan selamat ulang tahun ke Ellan (keponakan saya lainnya), dalam sebuah video. Kirana terlihat begitu natural didalam video, santai dan rileks, sementara adiknya meloncat-loncat tak keruan. "Kira, bagus tuh gayanya, natural. Bisa bikin video You Tube," komentar saya langsung dibalas Tedy, "Sudah ada channelnya, tapi viewnya sedikit banget." Saya kontan melongo, langsung menuju ke channel KiraUna dan subscribe.
Saya memang terlalu banyak berpikir, mempertimbangkan ini dan itu, ujung-ujungnya rencana hanya sebatas wacana, tak kunjung direalisasikan. Sementara adik saya langsung menceburkan diri dan walau hasilnya belum maksimal tapi sama sekali tidak bad untuk pemula. Toh lambat laun, jika konsisten, skill akan semakin terasah dan view akan meningkat dengan sendirinya. Teorinya seperti itu, dan akhir-akhir ini saya benar-benar serius memikirkannya. Tapi, kembali lagi ke tapi, rencana harus tertunda karena modal untuk membeli komputer masih nyangkut. Argh!
Okeh menuju ke resep chiffon pisang kali ini. Dua buah pisang nganggur yang super matang di meja dapur, hampir berakhir ke tempat sampah. Tidak busuk, hanya kulitnya mulai berbintik coklat, lembek dan tidak nyaman dimakan segar. Awalnya saya berencana membuat barongko, kue tradisional khas Makassar dari pisang yang dihaluskan bersama susu dan telur. Tapi kue ini dibungkus dengan daun pisang, dan di Jakarta, daun pisang kudu dibeli di pasar, berbeda ketika tinggal di pedesaan dimana tanaman pisang dimana-mana, tengah malam buta pun kalau memang berniat hendak uji nyali, daun pisang bisa dengan mudah diambil di kebun.
Akhirnya si pisang saya permak menjadi chiffon, cake yang walau agak ruwet dibuat tapi sebenarnya cukup mudah jika telah terbiasa. Dulu saya pernah membuat chiffon pisang, tapi karena terlalu banyak menggunakan pisang didalamnya, adonan menjadi berat dan cake susah mengembang tinggi. Hasilnya adalah chiffon yang padat. Kini saya menahan diri hanya menggunakan 1 buah pisang, tidak menceburkan dua sekaligus. (seperti yang biasa saya lakukan jika ada bahan berlebih!). Adonan sebagian saya berikan pasta coklat agar chiffon bermotif, tidak polos begitu saja. Kali ini tekstur cake lebih lembut dari chiffon yang biasa saya buat, hanya memang sepotong lebih kenyang dibandingkan chiffon biasa, pisang walau bagaimanapun membuat cake lebih berat.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Banana Marble Chiffon Cake
Resep diadaptasikan dari web Joy of Baking
Bahan I (adonan dasar):
- 200 gram tepung terigu protein rendah/serba guna
- 2 sendok teh (8 gram) baking powder double acting
- 1 buah pisang ambon (berat 150 gram), hancurkan hingga lumat dengan garpu
- 1/2 sendok teh garam
- 7 butir kuning telur
- 150 gram Ricoman Light Brown Sugar atau gula pasir biasa
- 120 ml minyak sayur
- 180 ml susu cair full cream
- 2 sendok teh vanilla extract
- 2 - 3 sendok teh pasta coklat black forest
Bahan II (meringue):
- 7 butir putih telur, suhu ruang
- 150 gram gula pasir
- 1 sdt jus jeruk lemon/jeruk nipis
Cara membuat:
Siapkan oven, set di suhu 180’C. Siapkan loyang chiffon bongkar pasang diameter 23 cm. Biarkan dalam kondisi bersih, jangan dioles apapun dan jangan dialasi dengan kertas baking. Pastikan loyang bukan jenis anti lengket. Sisihkan.
Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu dan baking powder, aduk rata. Sisihkan.
Siapkan mangkuk besar, masukkan pisang lumat, garam, kuning telur, Ricoman Light Brown Sugar, aduk rata dengan spatula balon. Tambahkan minyak sayur, susu cair dan vanilla extract. Aduk rata. Tambahkan tepung terigu dengan cara diayak langsung diatas adonan. Aduk hingga adonan tercampur baik. Sisihkan.
Siapkan mangkuk lainnya (pastikan bersih, bebas minyak/lemak). Masukkan bahan II, kocok dengan mixer speed rendah hingga berbusa besar. Naikkan kecepatan mixer dan kocok dengan speed tinggi hingga adonan tercapai soft peak. Ketika alat pengocok diangkat, kocokan telur cukup kaku hanya bagian puncaknya terkulai disatu sisi bukan lancip kaku. Hentikan mengocok.
Ambil 1 sendok besar adonan, masukkan ke adonan I, aduk cepat dengan spatula agar adonan dasar sedikit encer.
Masukkan adonan II ke adonan I dalam 3-4 tahapan, aduk balik dalam setiap tahapannya hingga adonan tercampur rata. Hentikan mengaduk.
Bagi adonan menjadi 2 bagian yang sama banyaknya. Masukkan pasta coklat black forest ke salah satu bagian adonan, aduk rata. Tuangkan adonan putih ke dasar loyang, tuangkan adonan coklat diatasnya, lakukan berselang-seling hingga semua adonan habis.
Celupkan spatula ke dalam adonan di loyang, gerakkan memutar sebanyak 2 kali mengelilingi loyang. Hentakkan loyang dipermukaan meja perlahan sebanyak 3 kali untuk menghilangkan air bubble (gelembung udara yang besar) di dalam adonan.
Masukkan loyang berisi adonan ke dalam oven dan panggang selama + 60 menit atau hingga permukaan cake kecoklatan dan ketika lidi ditusukkan ke tengan cake tidak ada adonan yang menempel. Keluarkan cake dari loyang, segera balikkan cake dengan menopangkan bagian tengah loyang ke sebuah botol. Jangan telungkupkan loyang dipermukaan meja, karena uap panas akan terperangkap membuat cake basah dan akan mengempis. Beri jarak antara permukaan meja dengan permukaan cake sehingga uap panas mengalir mudah.
Biarkan hingga cake benar-benar dingin sebelum loyang dibalikkan kembali. Jika telah dingin, balikkan loyang, kikis sisi cake dan bagian tengah cake yang bersentuhan dengan loyang menggunakan pisau tipis nan tajam hingga sisi cake terlepas dari loyang. Lepaskan cake dari loyang dengan menarik bagian tengah loyang. Lepaskan dasar cake dengan mengikis cake dari bagian dasar loyang. Lepaskan cake dari bagian tengah loyang dan letakkan di piring saji. Cake siap dipotong dan disajikan.
bersegera mbak bikin chanel youtubenya, auto subscribe deh pastinya, btw chanel youtube KiraUna koq aku gak nemu yah mbak? #kepo nih pengen liat ponakannya mbak endang hehee..
BalasHapushiiks, iyaaa, saya juga pengennya gitu
HapusMba endang mau tanya, mba pake vanilli ekstrak merk apa ya?
BalasHapusHehehe
gak ada merknya Mbak, beli di toko Titan baking, eceran 100 ml
Hapus