Di masa pandemi seperti ini ruang gerak terasa terkungkung, mau kemana-mana takut. Weekend dihabiskan mendekam di dalam rumah, saat ngantor di jam makan siang pun lebih banyak duduk manis saja di meja. Rasa bosan merayap tak keruan tapi mau bagaimana lagi, daripada kelayapan tak jelas dan terekspose virus terpaksa menahan-nahan diri untuk keluar rumah atau kantor. Terus terang saya sudah merasa super boring, ingin rasanya segera mengepak koper dan pergi berlibur atau pergi keluar kota ke daerah sejuk penuh pepohonan, minim manusia, berjalan lepas bebas tanpa masker. Betapa nikmat rasanya duduk didepan vila di Puncak bersama keluarga, mengobrol ditemani secangkir kopi susu panas dan sepiring tahu goreng. Arrgh! Saya sungguh mati gaya dengan kondisi ini, dan menyeramkannya kondisi ini diprediksi akan terus berlanjut hingga tahun depan. Tobat!
Video di You Tube yang jumlahnya berjibun sekarang tak mampu mengisi waktu, seakan tak ada lagi tema yang menarik disana. Novel gratisan di net yang biasanya menarik untuk dibaca, kini terasa membosankan. Berita online yang selalu saya uber setiap hari agar tetap ter-update dengan kondisi nasional dan dunia, kini hanya sekilas dibaca dan mulai bosan dengan isinya yang sama setiap hari. Hendak memasak, baking atau berkebun pun terasa tak ada semangat. Saya perlu pergi ke tukang kembang di Jalan TB. Simatupang membeli media tanam, sudah banyak bibit-bibit sayuran yang harus dipindahkan ke pot lebih besar, tapi rasa malas lebih meraja. Setiap Sabtu saya rencanakan diri untuk membelinya dan setiap Sabtu tidak saya kerjakan. Sungguh mubazir jika semua bibit sayuran tersebut tumbuh merana dalam pot yang terlalu kecil.
Dalam kondisi seperti ini, tiba-tiba gigi geraham di sisi kanan rahang mulai bermasalah. Sedikit terasa 'nyut' ketika dipakai mengunyah makanan, saya mulai khawatir. Saya menduga tambalan di sisi gigi terlepas ketika dipakai makan makanan yang keras, dan peyek yang saya gasak akhir-akhir ini dalam jumlah besar tampaknya menjadi biang keroknya.
Saya harus ke klinik gigi langganan tapi kondisi pandemi membuat ke klinik pun menjadi kegiatan yang kudu diwaspadai, terutama klinik gigi yang melibatkan aksi mengobok-obok mulut. Jadi saya berusaha menahan diri, dan menggunakan sisi kiri rahang untuk mengunyah. Masalahnya satu gigi di rahang kiri yang pernah dilakukan root canal treatment juga bermasalah. Gigi tersebut goyang, dan walau tidak terasa sakit karena sarafnya sudah dihilangkan, tetapi sering infeksi ketika sisa-sisa makanan selip ke dalam gusi yang terbuka. Saya pernah meminta dokter gigi - dulu ketika Covid belum merajalela - untuk mencabutnya, tapi karena kondisinya yang bengkak dan infeksi maka dokter gigi meminta saya menundanya. Ketika infeksi tersebut sembuh saya tidak segera kembali ke dokter, justru hanya menggunakan rahang kanan untuk memamah biak. Kini saya mendapatkan balasannya, akibat excessive eating di satu sisi rahang membuat gigi bekerja lebih berat dan kini dampaknya mulai dirasakan.
Saat ini saya stop menyantap makanan keras, dan berharap gigi yang bermasalah tidak semakin memberontak dan menimbulkan sakit berlebihan. So far jika tidak dipakai mengunyah makanan maka rasa sakitnya hilang. Jadi semoga gigi ini tidak berulah lebih menyebalkan hingga kondisi berubah kondusif dan bisa pergi ke dokter gigi dengan nyaman
Menuju ke resep. Sup daging ala Thai ini saya buat jauh sebelum gigi berulah, saat mengunyah masih nyaman dan makan masih menjadi kegiatan favorit mengisi waktu. Saya suka sup asam pedas berkuah light seperti ini yang diharumkan dengan dedaunan rempah, tak heran jika masakan Thailand dan Vietnam menjadi favorit. Taste nya mungkin jadi mirip-mirip tom yum digabungkan dengan pho. Membuatnya sangat mudah dan rasanya maknyus. Sedap menemani nasi putih atau aneka mi seperti kwetiaw, bihun, soun dan misoa.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Thai Spicy Sour Beef Soup
Resep modifikasi sendiri
- 500 gram daging sapi, iris tipis
- 1500 - 2000 ml air
- 200 gram tauge
- 200 gram jamur (shimeji, kancing, merang, champignon), potong sesuai selera
- 10 tomat cherry, belah dua (atau 2 buah tomat biasa iris tipis)
Bumbu:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 5 siung bawang merah, iris tipis
- 4 siung bawang putih, cincang halus
- 5 cabai hijau keriting, cincang kasar
- 10 cabai rawit, cincang kasar
- 2 batang serai, memarkan, sobek kasar
- 4 cm lengkuas, belah dua dan memarkan
- 4 lembar daun jeruk, sobek kasar
- 1 sendok makan cabai merah kering cincang kasar (optional)
- 1 sendok teh terasi dihaluskan
- 2 sendok makan kecap ikan (optional)
- 1/2 sendok makan + 1 sdt garam
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 2 sendok makan gula merah disisir atau gula palem bubuk
- 2 butir jeruk nipis peras airnya
Pelengkap:
- 1 ikat daun ketumbar atau daun seledri, rajang halus
- 2 batang daun bawang, rajang halus
- bawang putih goreng untuk taburan
- kwetiaw rebus, atau jenis mi lainnya
Cara membuat:
Siapkan panci, panaskan 2 sendok makan minyak, tumis bawang merah, bawang putih, cabai, serai, lengkuas dan daun jeruk hingga harum dan matang. Masukkan terasi dan kecap ikan, aduk dan tumis 1 menit. Masukkan daging, aduk dan tumis hingga tidak berwarna kemerahan lagi.
Tuangkan air, kaldu bubuk, garam, gula dan air jeruk, rebus dengan api sedang hingga daging lunak. Tambahkan air jika kuah berkurang.
Masukkan jamur dan tomat, aduk dan masak 1 menit. Cicipi rasanya, sesuaikan asam, asin dan gulanya. Taburi dengan 1/2 porsi daun ketumbar dan daun bawang, angkat.
Siapkan mangkuk, tata tauge, kwetiaw (jika pakai), siram dengan kuah panas dan dagingnya. Taburi permukaannya dengan rajangan daun ketumbar, dan bawang putih goreng. Sajikan panas.
Moga tooth issue nya segera got fixed ya mbak. Mmg it's scary going to the hospital even health clinic these days. I live in a small town here in Sumut. Disini situasi covid mmg cenderung lbh lambat, tp kasus positif sdh mulai bermunculan..
BalasHapusiya nih, kudu benar2 jaga kesehatan termasuk gigi, repot kalau ada apa2 gak bs ke rs atau klinik selama pandemi
HapusAlhamdulillah dapat resep simpel lagi... buat varian sup, yang biasanya itu lagi itu lagi... he hw
BalasHapussip, moga suka yaa
HapusKegiatan selama pandemi covid liat blog MB endang 😂😂 ceritanya selalu seru
BalasHapusthanks yaaa
Hapus