Saat Lebaran Haji 2 minggu yang lalu, saya datang berkunjung ke rumah adik saya, Wiwin, di Mampang. Keluarga Tedy, Ibu saya dan Dimas, adik bungsu saya, juga berada disana, jadi kami sekalian memasak hidangan istimewa hari itu. Saya lantas membuat nasi kebuli menggunakan bumbu instan merk Sahla. Beberapa kali mencoba aneka masakan dengan merk ini, termasuk nasi biryani dan sup dagingnya, saya sangat puas dengan rasanya. Proses memasak nasi dengan bumbu ini pun sangat mudah, karena bahan-bahannya sudah disediakan bahkan hingga minyak samin untuk menumisnya pun ada. Semua bumbu cukup diceburkan ke rice cooker, ditambahkan beras basmati, dan dalam sekejap nasi kebuli yang tak kalah lezat dengan restoran Arab telah tersedia.
Saya hanya memiliki 1 bungkus bumbu instan yang bisa dipakai untuk 1 kg beras. Tapi karena Wiwin punya beras 2 kg, dia meminta saya menggunakan semua beras tersebut. Saya sudah khawatir rasa nasi tidak akan selezat jika kita menggunakan takaran yang benar, jadi akhirnya kami tambahkan bumbu racikan sendiri. Keraguan saya terbukti benar, nasi kebuli kali ini tak selezat yang saya buat sebelumnya, walau sebenarnya masih cukup enak jika lidah ini tak terlanjur merasakan versi takaran yang sebenarnya.😂
Saya sering mengalami kejadian gagal atau tak memuaskan seperti ini jika berhubungan dengan cooking atau baking hanya gara-gara merasa sayang pada satu bahan sehingga akhirnya dimasukkan semua ke dalam masakan atau adonan dan menyalahi resep awal. Jika masakan mungkin masih bisa dipermak sana dan sini, tapi baking biasanya akan berakhir fatal. Dulu awal belajar baking, saya masih ingat percobaan pertama membuat chiffon talas. Saya belum pernah membuat chiffon sebelumnya, dan ketika membuatnya pertama kali memilih menggunakan tambahan talas. Resep meminta memasukkan 100 gram talas kukus yang telah dilumatkan, tapi karena saya memiliki 200 gram talas, semuanya dicemplungkan ke dalam adonan. Chiffon sukses mengembang tinggi didalam oven, membuat saya meloncat girang dan mengira betapa mudahnya membuat chiffon. Tapi betapa terperanjatnya saya ketika cake dikeluarkan, langsung amblas seketika. Teksturnya masih lembut, tapi basah di dalam, dan tentu saja berpinggang. Bukan hanya satu pinggang tapi tiga lekukan lingkaran. Setelah kejadian itu, saya lantas introspeksi diri, dan mulai belajar membuat chiffon versi yang paling simple, yaitu tanpa bahan tambahan apapun.
Jadi jika ada pembaca yang bertanya, "Mbak, apakah tapenya bisa saya pakai lebih banyak supaya terasa?" Saya terkadang tak tahu harus menjawab apa, karena resep baking tentunya tak bisa ditebak-tebak, tapi harus dicoba terlebih dahulu, baru tahu sukses tidaknya. Jika saya katakan ya, dan ternyata bantat, saya enggan juga disalahkan. Atau jika saya katakan tidak, ternyata setelah dicoba sukses, saya ogah juga dikatakan menghambat modifikasi resep. Jadi sebaiknya dicoba-coba sendiri saja jika hendak merubah satu resep yang saya posting.
Menuju ke resep. Nasi liwet ini lumayan booming tahun lalu sebelum Covid menerjang. Warung nasi liwet bermunculan dimana-mana dan banyak yang share foto-foto 'liwetan', yang artinya menyantap nasi liwet beramai-ramai entah di resto atau acara keluarga di rumah. Biasanya nasi liwet disajikan di selembar daun pisang lebar, ditengahnya ditata aneka lauk mulai dari ayam goreng, empal, tempe dan tahu goreng, sayur seperti tumis labu siam, sambal dan pelengkap lainnya. Nasi kemudian disantap beramai-ramai dalam selembar daun pisang yang sama. Memang paling asyik menyantap nasi berbarengan menggunakan jemari tangan sambil mengobrol sana dan sini. Serunya tak terkira. Tapi sejak Covid meraja tentunya sudah tak mungkin lagi menyantap makanan dengan cara seperti ini dan entah kapan kita akan merasakan momen seperti itu lagi, mengingat banyak ahli mengatakan virus ini tak akan lenyap dari muka bumi dengan cepat.
Pilihan terbaik tentu saja membuatnya sendiri dirumah. Ada perbedaan antara nasi liwet ala Solo dengan versi Sunda seperti yang saya share kali ini. Versi nasi liwet Solo menggunakan santan ketika memasak nasi jadi mirip dengan nasi uduk. Biasanya nasi liwet Solo disajikan dengan ayam yang dimasak opor dan sayur labu siam berkuah santan, permukaan nasi diguyur dengan areh yaitu santan kental yang gurih. Ah, saya suka banget dengan nasi liwet Solo, hanya saja membuatnya agak ribet karena pelengkapnya yang banyak. Nah nasi liwet versi Sunda lebih simple. Nasi dimasak bersama tumisan bumbu plus ikan teri, terasa lebih light tetapi tetap gurih. Kala disajikan cukup bersama ikan asin goreng, ayam goreng, empal dan sambal.
Biasanya nasi dimasak dalam panci liwet yang khas berbentuk seperti periuk dari besi. Nasi dimasak diatas tungku tanah liat dengan bara diatasnya. Aroma smoky pada nasi yang diliwet atau dimasak dengan cara ini memang membuat air liur menetes. Tapi di rumah agak susah juga mengeksekusi nasi dengan cara ini. Mau menghidupkan bara diatas tungku, takut asapnya terbang ke tetangga dan bisa habis dikomplain di WA Grup RT. Jadi kita masak saja di rice cooker ya.
Membuat nasi liwet ala Sunda di rice cooker super duper mudah. Semua bumbu tumisan dimasak sebentar di kompor, dituangkan ke dalam panci rice cooker dan dimasak bersama beras yang sudah dicuci bersih dan ditiriskan. Sekejap saja nasi liwet lezat pun matang dan siap disajikan bersama aneka protein goreng. Paling enak ditemani dengan ikan asin atau peda goreng, tapi dengan empal atau daging ungkep a la Ibu saya yang resepnya bisa dilihat pada link disini juga amboi lezatnya.
Berikut resep dan prosesnya ya
Nasi Liwet
Resep modifikasi sendiri
Untuk 10 porsi
Tertarik dengan resep olahan nasi lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan:
- 1 kg beras
- 1 liter air
Bumbu:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 5 buah cabai merah besar, iris tipis
- 5 buah cabai hijau kerting, iris tipis
- 5 buah cabai rawit, iris tipis (optional)
- 10 siung bawang merah, iris tipis
- 5 siung bawang putih, cincang halus
- 2 batang serai, dimemarkan
- 6 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk purut
- 5 cm lengkuas, belah dua dan memarkan
- 1/2 sendok teh garam
Bahan lain:
- 1 sendok makan gula jawa/ gula palem bubuk
- 1 1/2 sdt kaldu bubuk
- 1 sendok makan garam
- 150 gram teri ukuran kecil, goreng matang
Pelengkap:
- tempe tahu goreng
- empal daging
- ayam goreng
- petai goreng
- lalapan dan sambal terasi
Cara membuat:
Siapkan bumbu, sisihkan.
Siapkan beras, cuci bersih dan tiriskan. Sisihkan. Goreng teri hingga matang dan tiriskan. Sisihkan.
Panaskan 2 sendok makan minyak diwajan, tumis cabai, bawang merah, bawang putih, serai, daun salam, daun jeruk, lengkuas hingga harum, layu dan matang. Masukkan 1/2 sendok teh garam, aduk rata.
Masukkan beras ke panci rice cooker, masukkan bumbu tumisan, sisakan sekitar 2 sendok makan bumbu untuk taburan ketika nasi disajikan. Masukkan teri goreng, sisihkan 2 sendok makan untuk taburan ketika nasi disajikan.
Aduk nasi bersama bumbu dan teri, masukkan gula jawa, kaldu bubuk dan garam ke beras, aduk rata. Tuangkan 1 liter air. Masak nasi hingga matang.
Jika telah matang, buka panci rice cooker, aduk nasi hingga rata. Sajikan dengan taburan bumbu tumisan dan teri yang tadi disisihkan di permukaannya. Sajikan nasi dengan pelengkapnya. Hua, mantap!
Mba KL nasi liwet itu sebenernya pake santan GK sih?trs KL MW pake cabe rawit utuh di tumis dl gak cabe nya....
BalasHapusnasi liwet solo pakai, tapi kalau versi sunda nggak, kalau mau pakai cabai rawit utuh, ditumis bersama bumbu juga
Hapus