Di jaman serba online dan digital seperti sekarang ini sebenarnya ada banyak cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan, yang diperlukan hanyalah tekad kuat, niat, dan konsiten. Saya punya tekad kuat dan niat, tapi hanya setengah hati. Artinya, ide banyak dan bertebaran di kepala tetapi pelaksanaannya nanti, nanti dulu. Tapi pada tulisan kali ini saya coba merinci beberapa cara menambah penghasilan yang berkecamuk di dalam kepala saya, jika anda punya ide lainnya mungkin bisa dituliskan di bagian kolom komentar di bawah ya.
Cara pertama yang saat ini sudah saya rasakan adalah berinvestasi di saham. Mungkin karena kebetulan saya bekerja di satu perusahaan sekuritas, sehingga investasi saham bukanlah hal yang asing. Saham adalah produk investasi Pasar Modal yang berisiko tinggi, ini dikarenakan harga saham naik dan turun dengan cepat ketika ditransaksikan di Bursa Efek setiap harinya. Misalnya jika sesi satu perdagangan di Bursa harga saham A sebesar Rp. 1000 per lembar, maka di sesi dua bisa jadi harganya menjadi Rp. 700 per lembar, atau justru naik menjadi Rp. 1100 per lembarnya. Bandingkan dengan naik dan turunnya harga satu gram emas murni yang jauh lebih lambat, karena itu emas dianggap sebagai produk investasi yang aman atau berisiko rendah.
Bagi yang masih sangat awam mengenai investasi saham maka harga yang naik dan turun dengan sangat cepat ini dirasa menakutkan. Bayangkan dari modal awal yang misalnya sebesar Rp. 1 juta, tiba-tiba saat penutupan pasar di sore hari menjadi Rp. 700 ribu. Tapi bagi yang sudah mengenal investasi ini maka naik dan turun harga per lembar saham yang sangat cepat adalah peluang untuk mendapatkan keuntungan, jika kita jeli maka mendapatkan seratus hingga satu juta rupiah dari satu jenis saham adalah hal yang sangat mudah. Saran saya jika anda berminat hendak berinvestasi disini adalah pelajari terlebih dahulu pergerakan harga saham selama beberapa waktu sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. Pilih beberapa jenis saham saja, jangan terlalu banyak sehingga mudah kita pantau pergerakannya, misal 2 hingga 4 jenis saham dari beberapa sektor yang memiliki fundamental bagus, artinya emiten atau perusahaan pemilik saham tersebut memiliki background cukup kuat, memiliki laporan keuangan yang baik dan bisnis yang menjanjikan, selain itu sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa dengan kapitalisasi alias saham beredar yang cukup tinggi.
Jangan pilih saham dengan harga terlalu rendah (minimal harga per lembar saham adalah Rp. 50,-) karena selain sangat berisiko saham tersebut delisting (dikeluarkan dari Bursa), juga mudah digoreng (dinaikkan dan diturunkan harganya dengan cepat) karena harganya yang murah. Hal lainnya adalah sebaiknya dana yang digunakan memang khusus diperuntukkan untuk investasi ini, bukan uang yang ingin segera ditarik untuk keperluan sehari-hari. Walau harga saham naik dan turun dengan cepat tapi seringkali memerlukan waktu. Bayangkan jika saham tersebut kondisinya masih dibawah harga beli tetapi karena dananya diperlukan untuk kebutuhan mendesak misal membayar cicilan maka terpaksa dijual dalam kondisi rugi. Hal seperti inilah yang seringkali membuat investor merasa investasi saham dirasa merugikan. Padahal jika saham tersebut memiliki fundamental bagus maka walaupun harganya turun drastis, satu saat akan naik kembali. Ingat, jika fundamentalnya bagus ya.
Ide menambah penghasilan berikutnya adalah berjualan secara online, ini ide paling umum dan basic, tapi di jaman digital seperti sekarang peluangnya semakin tinggi. Berjualan ini bisa apa saja entah itu hasil buatan sendiri, atau buatan orang lain. Bendanya bisa berupa makanan, buku, pakaian, alat dapur, hingga tanaman hias. Saat kondisi pandemi seperti ini bisnis jual beli online luar biasa meningkat tajam, yang tadinya enggan melakukan transaksi ini sekarang dipaksa untuk menggunakannya, dan pada akhirnya akan terbiasa dan ogah kembali ke bisnis jual beli tatap muka secara langsung. Kedepannya menurut saya, online shop akan tetap booming walaupun pandemi telah berlalu. Apalagi dengan makin banyaknya toko online yang menawarkan kemudahan kita untuk join membuka toko, atau platform media sosial yang bisa dijadikan sarana untuk berjualan. Teman saya di kantor bahkan kini aktif melakukan bisnis jual beli tanaman hias secara online di Instagram, apalagi sejak Covid, tanaman hias menjadi trend kembali dan harganya melambung tinggi. Berjualan online juga lebih mudah dikerjakan dan murah biayanya, kita tidak perlu menyewa toko atau tempat berjualan, toh ongkos kirim sudah dibebankan ke pembeli. Saya pernah melakukan jual beli online ini ketika peluncuran buku baru JTT, biasanya penerbit akan meminta saya membantu penjualan. Tidak ribet, hanya perlu ekstra waktu yang agak susah dicari disela-sela pekerjaan di kantor.
Ide lainnya adalah membuat video di YouTube dan apalagi kalau bukan mengharapkan tambahan pundi-pundi dari iklan yang ditampilkan. Untuk ide yang satu ini tentu saja diperlukan sedikit skill merekam gambar dan editing pada saat awal melakukannya, tapi setelahnya saya rasa bukan masalah lagi. Kelebihan memiliki video di platform ini adalah selama iklan terpasang dan view ada maka pundi-pundi akan masuk. Semakin banyak video maka semakin banyak peluang pemasukan yang datang dan itu akan terus-menerus selama video+iklan masih ada, artinya bisa menjadi pasif income. Menurut saya, semua orang bisa melakukan cara ini, selama ada akses internet, gadget dan niat. Jangan tanyakan mengapa saya belum melakukan ide yang ini ya, sudah ada di dalam otak hanya pelaksanaannya tidak jelas kapan alias niatnya zero. 😃
Cara lainnya adalah menulis online, jika anda sangat suka mengarang indah atau mengoceh panjang lebar seperti saya dalam bentuk tulisan. Nah sejujurnya saya agak-agak penasaran dengan cara yang ini. Di luar negeri banyak sekali website atau aplikasi yang menampung tulisan dalam bentuk cerita novel, penulis kemudian mendapatkan penghasilan berdasarkan jumlah view dari setiap novel yang dibaca pengunjung situs. Situs sendiri mendapatkan pemasukan dari iklan yang terpasang. Sejak pandemi ini, pengunjung situs-situs penyedia buku online seperti ini meningkat sangat tajam, mungkin karena orang berusaha membunuh waktu selama karantina dengan rajin membaca buku. Di Indonesia ada beberapa aplikasi menulis seperti Wattpad dan Storial, hanya saja sepertinya kita tidak mendapatkan penghasilan dari view (koreksi jika saya salah ya). Tetapi jika tulisan kita sangat menarik dan view-nya banyak maka berpeluang dilirik oleh penerbit untuk diterbitkan menjadi buku. Saya belum mencoba cara ini, tapi saya sangat berminat untuk menulis novel pada satu situs atau aplikasi jika dibayar berdasarkan view. 😀
Ide lain adalah jasa titip alias jastip, jika kebetulan kita traveling ke satu tempat dimana tersedia toko yang menyediakan barang unik dan seru maka bisa menjadi ladang bisnis. Blast ke media sosial yang kita miliki beserta foto, harga barang dan berapa fee yang akan kita ambil per item, misal 10% fee. Mereka yang berminat beli wajib mentransfer biaya+fee jastip ini di depan, sebelum barang dibeli. Ada rekan saya yang sering melakukan model jastip ini, barang yang ditawarkan adalah kue nastar satu merk tertentu di Singapura. Lumayan juga, fee-nya bisa meng-cover tiket, akomodasi, dan masih banyak sisa keuntungan dari fee, plus ada benefit jalan-jalan ke luar negeri. Saya sendiri susah melakukan cara ini karena boro-boro membuka jastip, bagasi saya bahkan kurang untuk pernak-pernik belanjaan pribadi. Sayangnya sejak Covid, jastip plus traveling ini agak susah dilakukan.
Terakhir mungkin endorsement di platform medsos yang kita miliki. Cara yang ini tidak terlalu saya tekankan karena agak susah dilakukan dan kurang menjanjikan jika jumlah follower kurang banyak. Saya katakan agak susah dilakukan karena membutuhkan follower yang besar pada satu platform medsos untuk dilirik oleh pihak agency atau klien produk tertentu. Artinya, kita perlu waktu untuk membangun follower tersebut sebelum bisa mendapatkan project. Tapi jika anda memiliki minat atau hobi atau kegiatan menarik yang bisa ditampilkan di satu platform medsos pribadi dan mampu mendatangkan pengikut maka mungkin bisa dirintis dari sekarang. Tidak ada ruginya melakukan hobi yang kita suka yang ujungnya nanti ternyata bisa membuka peluang penghasilan tambahan. Nah untuk berapa fee yang akan dibebankan pada setiap post atau feed kembali ke diri sendiri. Jika dihitung-hitung fee tersebut bisa mencakup biaya produksi (saya biasanya harus menggunakan produk dalam resep), waktu, dan tenaga, maka besaran keuntungan yang hendak diperoleh dikembalikan kepada keikhlasan masing-masing.
Wokeh, jika anda punya ide lainnya mungkin bisa ditambahkan di komentar ya, sekarang menuju ke resep. Spider web brownies ini biasanya mulai ramai di post pada situs atau medsos resep masakan di luar jika mendekati hari Halloween yang dirayakan setiap tanggal 31 Oktober. Halloween identik dengan horor, jadi makanan yang disajikan umumnya memiliki tampilan agak menyeramkan misal laba-laba dan jaringnya, jemari tangan, warna merah darah dan sebagainya. Nah brownies ini harusnya tampil menyeramkan tapi kehilangan satu aktor penting yaitu si laba-laba, walau jujur laba-laba bukanlah binatang yang membuat saya ketakutan, beda dengan tikus, ular atau cicak. Berhubung karena saya tidak punya figurin laba-laba (yang sebenarnya bisa dibuat sebentar jika niat prakarya ada), akhirnya si brownies hanya menampilkan jaringnya saja. Anyway, brownies ini super mudah dibuat, teksturnya moist dan fudgy. Jika ingin membuat tanpa motif jaring cukup skip saja adonan cream cheese di resep ya. Nah adonan cream cheese ini bisa digantikan dengan keju spread, atau bisa juga menggunakan keju cheddar parut yang dimasak dengan sedikit susu cair hingga meleleh. Adonan keju kemudian dibiarkan hingga dingin baru dimasukkan bahan lain sesuai dengan adonan cream cheese dibawah.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Spider Web Brownies
Resep modifikasi sendiri
Untuk 1 loyang brownies diameter 18 cm
Tertarik dengan resep brownies lainnya? Silahkan cek link di bawah ini:
Bahan:
- 85 gram tepung terigu serba guna / protein sedang
- 1 sendok makan tepung maizena
- 2 sendok makan coklat bubuk
- 1/2 sendok teh baking powder
- 1/4 sendok teh garam
- 225 gram coklat compound (DCC), potong dadu
- 115 gram mentega/margarin
- 2 butir telur besar
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh vanilla extract
Adonan cream cheese:
- 120 gram cream cheese suhu ruang
- 2 sendok makan gula bubuk
- 1 buah kuning telur
- 1 1/2 sendok makan tepung terigu serba guna/protein sedang
Cara membuat:
Membuat brownies:
Siapkan oven, panaskan disuhu 175'C. Siapkan loyang bulat diameter 18 cm, alasi permukannya dengan kertas baking. Sisihkan.
Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu, tepung maizena, coklat bubuk, baking powder. Sisihkan.
Siapkan mangkuk tahan panas. Masukkan coklat compound, garam dan mentega, letakkan di atas panci berisi air. Jaga jangan sampai air menyentuh dasar mangkuk berisi coklat. Masak dengan api sedang sambil diaduk sesekali hingga coklat meleleh. Jika sekitar 70 persen coklat telah meleleh angkat dari kompor. Aduk-aduk coklat diluar kompor hingga semua bagian coklat mencair. Cara ini menghindari coklat dipanaskan terlalu lama yang akan menyebabkan coklat terpisah antara bahan padat dan minyaknya.
Siapkan mangkuk agak besar untuk mengocok dan mencampur adonan. Masukkan telur, gula dan vanilla extract. Kocok dengan mixer speed rendah hingga tercampur baik, naikkan kecepatan menjadi sedang dan kocok hingga adonan mengembang, kental dan berjejak (ribbon stage). Ketika alat pengocok diangkat maka adonan yang jatuh akan membentuk jejak selama beberapa detik di permukaan adonan, tidak langsung menghilang.
Masukkan coklat leleh, kocok dengan mixer speed paling rendah hingga tercampur baik. Matikan mixer, masukkan tepung dalam 2 tahapan. Aduk dengan spatula hingga tercampur (jangan over-mixing).
Tuangkan ke loyang, ratakan permukaannya. Sisihkan.
Adonan cream cheese:
Masukkan semua bahan ke mangkuk, kocok dengan mixer hingga lembut. Matikan mixer. Masukkan adonan ke plastik segitiga, ikat plastik.
Note: pastikan cream cheese dalam kondisi suhu ruang sehingga lunak dan mudah dimixer.
Gunting plastik segitiga berisi adonan cream cheese. Semprotkan adonan cream cheese ke permukaan adonan brownies di loyang secara melingkar. Buat beberapa lingkaran. Dengan ujung pisau buat pola jaring laba-laba di permukaan adonan. Masukkan ke oven, panggang di oven suhu 175'C selama 45 menit, atau cek dengan lidi. Sebaiknya masih ada remah lembab yang menempel di lidi bukan lidi keluar dalam kondisi bersih. Jangan over-baked karena brownies akan menjadi kering teksturnya (tidak moist).
Keluarkan dari oven, biarkan kue hingga benar-benar dingin. Lepaskan brownies, letakkan di piring saji, permukaan pola di sisi atas. Potong dan sajikan. Super yummy!
Alhamdulillah..Terima kasih ilmu Mba.
BalasHapusIni kaya saya mba, pengin coba ini inu tapi ngga ada eksekusinya.
BalasHapusLis
hi mba endang, salam kenal dr penunggu setia resep-resep mba endang terutama di blog karena lebih enak di baca di banding di sosmed 😅😅. saya juga penggemar buku-buku mba endang 😬. baca tulisan kali ini saya tergelitik untuk bertanya, mba endang dari sekuritas manakan? jangan2 kita pernah bertemua atau komunikasi. ga kebayang kalo benar, gimana happy nya saya 🥰🥰
BalasHapusMbak Endang, mau tanya untuk penggantian cream cheese dengan keju spread dan susu cair, berapa takarannya? terima kasih sblmnya
BalasHapus