Hari ini saya akhirnya vaksin Covid yang pertama kalinya. Kebetulan Kanisius menyelenggarakan vaksin bersama di JHCC yang hanya 20 menit jaraknya dari rumah mulai dari tanggal 5 - 11 Juli 2021. Sebenarnya banyak sekali pendaftaran vaksin di Jakarta sejak beberapa bulan yang lalu, asal gerak cepat begitu info disebar di WA maka umumnya akan mendapat slot. Rekan kantor saya juga sudah banyak yang mendapatkan vaksin, hanya hati ini belum tergerak mencobanya. Saya agak ngeri-ngeri sedap disuntik vaksin, jadi saya tunda selama mungkin. Dalam pikiran saya, toh sendirian ini dan tidak bertemu siapa-siapa, ke kantor juga hanya seminggu sekali saja. Selama prokes ketat dijalankan maka cukup terlindungi. Saya selalu memakai masker dua rangkap, tak pernah melepasnya ketika di kantor. Urusan belanja ke pasar sudah saya serahkan ke online shop saja, jadi belanjaan apapun dikirimkan ke rumah. Saat menerima paket, saya usahakan seminimal mungkin bertemu kurir, biasanya barang diserahkan melalui bagian atas pagar, atau jika barangnya besar saya minta si mas kurir meletakkannya di depan pagar, tips lantas saya ulurkan dari balik pagar dengan masker selalu terpasang. So far so good. Hingga akhirnya varian Delta menghajar negara kita.
Karena varian inilah hati saya jadi lebih deg-degan, apalagi kakak saya, Mbak Wulan, sudah wanti-wanti di grup WA kami harus segera vaksin. Walau bukan berarti akan terhindar Covid tapi at least jika terkena efeknya tidak separah jika belum divaksin. Kakak saya dan suaminya karena tenaga medis sudah divaksin sejak gelombang pertama di awal-awal tahun. Ibu saya, beberapa bulan lalu, vaksin khusus lansia yang diadakan di kelurahan. Adik saya, Wiwin dan keluarganya sudah divaksin semua termasuk asisten rumah tangga mereka, Mbak Yati. Hanya anak bungsunya saja yang belum karena masih menunggu jatah vaksin untuk anak-anak. Jadi tinggal saya dan keluarga adik saya, Tedy, di Bogor yang belum divaksin. Mengetahui hal ini, saya yang tadinya cuek-cuek saja dan tak terlalu berburu pendaftaran vaksin seperti rekan kantor lainnya, akhirnya mulai bergerilya. Ternyata tak semudah bayangan saya, banyak sekali posko pendaftaran vaksin yang sudah full book, hingga akhirnya salah satu direksi saya, Pak Freddy, mengirimkan WA malam-malam. "Nih ada link pendaftaran vaksin dari Kanisius, baru buka, jadi pastinya masih banyak slot kosong." Saya langsung bergerak cepat dan hanya butuh 1 menit saja untuk mendapatkan pesan melalui WA bahwa no NIK saya telah terdaftar vaksin sesuai hari dan jam yang saya pilih. Alhamdulilah.
Hari ini pukul delapan pagi saya berangkat ke JHCC. Sebelumnya saya telah menyantap tiga butir telur mata sapi dan segelas susu coklat panas agar perut tidak kosong dan tetap fit. Sepanjang perjalanan di dalam taksi saya mengucap doa tak henti, berharap semua lancar jaya dan efek vaksin tidaklah terlalu berarti. Ada satu rekan kantor yang demam seminggu lamanya setelah vaksin, jauh lebih lama dibandingkan rekan lainnya yang hanya 2 harian saja. Berita-berita seperti ini yang bikin saya was-was sendiri.
Jadwal vaksin saya adalah pada pukul sembilan pagi, saya tiba di gedung jam setengah sembilan dan langsung masuk mengisi form pendaftaran. Panitia yang banyak ada di setiap sudut, begitu sigap dan ramah memberikan arahan bagi tamu yang datang. Saat itu karena masih pagi kursi-kursi banyak yang masih kosong, saya langsung duduk disalah satunya dan mengisi beberapa lembar form. Setelahnya semua smooth dan lancar, bahkan jarum suntik yang ditusukkan ke lengan sama sekali tidak terasa. Kesan saya selama pelaksanaan vaksin yang diselenggarakan oleh Kanisius ini sangat mantap, very organized dan profesional. Petugas ramah sekaligus tegas, mereka tak segan memberikan arahan atau teguran jika kami tidak sesuai prosedur, misal maju ke depan tidak sesuai urutan. Saya sungguh salut dibuatnya.
Hanya satu yang menurut saya yang sedikit mengganggu, karena acara ini didanai oleh banyak sponsor maka banyak sales promotion girl yang menawarkan aneka produk sponsor dengan berjalan mendekati tamu-tamu yang sedang duduk mengantri panggilan. Ini agak annoying karena mereka mendekat dengan jarak kurang dari satu meter untuk menjelaskan produk yang dijajakan. Walau kami semua menggunakan masker dan kebanyakan double masker, tapi jarak kurang dari satu meter tentu saja tetap berbahaya. Saya mengerti bahwa pihak sponsor pastilah diberikan kesempatan ini dan memang agak susah menjelaskan produk jika jarak berjauhan karena ruangan besar dan tertutup suara mic panggilan yang kencang, hanya saja kita ini sedang dalam kondisi pandemi dengan pembatasan jarak satu sama lain sebagai salah satu protokol kesehatan yang harus dipatuhi, jadi kurang tepat jika sales menawarkan dengan cara seperti ini. Anyway, saya ucapkan terima kasih untuk Panitia Vaksin Kanisius atas penyelenggaraan vaksin di JHCC yang mantap. Andai hal seperti ini bisa dilakukan di berbagai kota dan propinsi secara simultan, maka dengan cepat kita semua akan tervaksin. Semoga!
Menuju ke resep. Jika anda follow Instagram saya @justtryantaste, maka akhir-akhir ini saya mulai memposting resep diiringi dengan video pada slide kedua feed. Video feed IG hanya 60 detik dan reels hanya 30 detik jadi sangat singkat dan super cepat. Nah resep ini salah satu yang juga saya post disana diiringi dengan video prosesnya. Video yang saya buat kelas amatiran, bukan video sophisticated ala-ala seleb IG food lainnya. Saya shoot dengan handphone OPPO dan edit dengan aplikasi dari PlayStore sambil tiduran di kasur. Target saya tidak muluk-muluk, belum mampu hendak menampilkan video kualitas cinematic, yang penting adalah bisa menunjang resep dan step by step gambar proses yang menjadi ciri khas JTT. Jadi jika anda penasaran hendak melihatnya maka bisa bukan JTT di IG ya.
Hot and sour soup adalah masakan China kondang yang sepertinya ada di setiap resto Chinese food. Entah versi vegetarian atau dengan protein hewani umumnya ayam. Prosesnya sangat mudah, bahan-bahannya simple, yang paling utama adalah jamur dan tahu. Umumnya jamur kuping dan jamur shiitake kering, untuk tahunya biasanya menggunakan tahu sutera atau tahu china yang lembut, di resep saya ganti dengan egg tofu. Ciri khas lainnya adalah tekstur kuah yang agak kental dan adanya serabut tipis telur di dalam kuahnya.
Kekuatan sup ini sebagaimana sup-sup lainnya adalah pada cita rasa kuahnya, rasanya gurih, asam dan pedas. Soup base-nya saya pakai kaldu ayam yang dimasak lama di slow cooker. Untuk membuat kaldu ayam maknyus saya biasanya merebus tulang belulang ayam, bisa menggunakan tulang karkas/kerongkongan ayam, kepala dan cakar, atau tulang ayam panggang yang dipreteli dari dagingnya setelah matang dipanggang. Saya suka kumpulkan semua bahan-bahan ini di freezer, sedikit demi sedikit, ketika telah banyak maka saatnya membuat kaldu. Semua tulang ini dimasukkan ke slow cooker, tambahkan 1 buah bawang bombay utuh dan beberapa siung bawang putih dimemarkan, bisa ditambahkan pula 2 atau 3 batang daun bawang dan sedikit jahe.
Saya set slow cooker pada posisi 'low' selama semalaman, keesokan paginya saya sudah memiliki sepanci kaldu ayam yang maknyus. Warnanya golden brown, bening dan tidak amis. Kaldu kemudian disaring, buang semua ampasnya, dan siap digunakan atau dibungkus dalam porsi-porsi sekali masak dan bekukan. Untuk membuat kaldu sapi pun sama, saya pakai tulang belulang sapi, dan beberapa tulang leher yang masih ada dagingnya sedikit. Untuk kaldu sapi ini, saya bahkan masak berkali-kali, artinya ketika batch pertama selesai dan disaring, saya ceburkan kembali tulang dan tambahkan air kemudian masak kembali. Kadang sampai 3-4 kali saya lakukan hal ini hingga kuah kaldu menjadi kekuningan, tidak coklat keemasan lagi, baru tulang dibuang. Rasanya mantap!
Langsung ke resep ya.
Hot and Sour Soup
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 5 porsi
Tertarik dengan resep sup mantap lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Bahan kuah:
- 800 ml kaldu ayam
- 3 cm jahe iris korek api
- 2 sendok makan saus tomat/sambal
- 1/2 sendok makan minyak wijen
- 2 sendok makan soy sauce / kecap asin
Bahan isi sup:
- 10 buah jamur shiitake kering, rendam air hingga lunak, rajang tipis
- 250 gram jamur kuping basah, iris tipis
- 2 bungkus egg tofu / tahu telur jepang, potong kasar
- 2 batang daun bawang rajang halus
- 2 butir telur kocok lepas
- 2 sendok makan tepung maizena larutkan 50 ml air
Bumbu lainnya:
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan paprika bubuk/cabai bubuk
- 1/2 sendok makan garam
- 1 sendok teh kaldu jamur
- 1 sendok teh gula pasir
- 1 - 2 sendok makan air jeruk nipis/lemon
Cara membuat:
Siapkan semua bahan. Cuci jamur shiitake kering, masukkan ke mangkuk dan rendam air hangat hingga tenggelam. Tunggu hingga jamur lembut, peras kuat-kuat dan rajang kasar. Sisihkan.
Masukkan semua bahan kuah ke panci, rebus hingga mendidih dan harum. Masukkan jamur shiitake, jamur kuping, aduk dan masak 1 menit. Masukkan egg tofu dan 1/2 porsi daun bawang, aduk. Masak hingga mendidih.
Tambahkan merica bubuk, bubuk cabai, gula, garam dan kaldu bubuk, aduk rata.
Tambahkan maizena bertahap hingga kekentalan yang diinginkan. Aduk dan masak hingga mendidih dan kental. Masukkan air jeruk lemon/nipis. Aduk.
Tuangkan kocokan telur, posisikan mangkuk jangan terlalu dekat dengan permukaan sup agar telur menyebar baik dan tidak menggumpal. Aduk perlahan dengan spatula agar telur membentuk lembaran halus. Jangan aduk terlalu kuat agar tidak hancur.
Masak hingga mendidih, cicipi rasanya, sesuaikan asin, manis, asam, pedasnya. Masukkan 1/2 porsi daun bawang, aduk rata dan sajikan panas.
Selamat Pagi Mbak Endang. Saya salah satu fans blog Mbak Endang nih. Postingan resep-resep Mba (plus story nya) menyemangati saya untuk terus belajar (terutama sekarang sudah ada suami dan anak-anak).
BalasHapusSehat selalu ya Mbak :)
Waah mantap nih mbak, saya kebiasaan pakai bumbu instan punya LKK/AHG buat bikin sup kyk gini, ternyata simpel aja bahannya
BalasHapusNgomong2 saya juga sudah divaksin tahap 1, memang gejala setelah itu demam meriang, rekan2 saya cuma 1-2 hari + nyeri di bekas suntikan, saya hampir seminggu juga, yg penting tetap dibooster dengan makanan yg bergizi dan sedia parasetamol untuk jaga jaga dan tetap patuh prokes mbak.
AL-Sby
Keliatan enak banget ini! Terus alat-alat makannya bgus banget....
BalasHapusiya mba.. gelombang kedua covid 19 ini terasa sangat mengerikan, orang-orang jatuh sakit berjamaah, pengumuman kematian di mesjid hampir setiap hari bahkan dalam sehari bisa dua atau tiga kali, korban berjatuhan mulai dari tetangga, rekan kerja maupun keluarga dan yg paling menyedihkan adalah saat ulama-ulama panutan di daerah mulai satu-satu dipanggil ilahi, Allahu Akbar, cukuplah kematian menjadi peringatan dan nasehat terbaik bagi diri kita..
BalasHapusterima kasih resepnya mba, semoga jadi amal jariyah yg pahalanya terus mengalir buat mba..
enak banget ini dimakan pas lg ujan ^^
BalasHapus