Dari sekian banyak tanaman yang suka saya tumbuhkan di halaman maka jenis rempah aromatik menduduki peringkat pertama, alias kudu wajib ada. Alasannya, daun rempah aromatik atau herbs umumnya tidak diperlukan dalam jumlah banyak di dalam masakan, jadi membelinya dalam partai besar, cenderung mubazir. Alasan lainnya, beberapa jenis daun rempah tidak umum ditemukan di pasaran, misal ruku-ruku untuk masakan asam padeh ikan ini, jadi menanamnya sendiri adalah cara mudah agar daun tersedia ketika diperlukan. Selain itu, mengkoleksi daun rempah menurut saya mengasyikkan, aromanya bermacam-macam dan menjadi tantangan sendiri saat menceburkannya ke dalam masakan.
Ada banyak tanaman rempah yang saya tanam dalam pot di kebun secuplik di pekarangan rumah, umumnya yang sering digunakan di dalam aneka masakan mulai dari daun bawang, seledri, kemangi, kunyit, thai basil, italian basil, hingga daun rempah yang belum pernah saya gunakan di dalam masakan tapi mati-matian saya tanam, misal rice paddy herbs atau ngo om (Limnophila aromatica). Saya suka menonton vlog gardening dan cooking dari Thailand, Vietnam dan Kamboja, mereka sering memasukkan aneka rempah daun aromatik di dalam hidangan terutama sup.
|
Daun Ruku-Ruku |
Tanaman daun rempah aromatik yang biasa dikonsumsi di negara-negara Asia Tenggara umumnya tidak jauh berbeda, biasanya digunakan di dalam hidangan berkuah yang menggunakan protein hewani seperti ayam, seafood, dan daging. Tujuannya untuk mengurangi aroma amis dan menyegarkan masakan. Di Indonesia sendiri kita umum menggunakan daun kemangi, daun kunyit, daun kencur, pandan, selain tentu saja daun bawang dan seledri untuk sehari-hari. Tapi beberapa daerah menggunakan rempah yang berbeda seperti daun ruku-ruku ini terutama di dalam gulai dan pepes. Ruku-ruku atau holy basil masih satu keluarga dengan kemangi dan jenis basil lainnya, tapi memiliki aroma berbeda. Daunnya agak sedikit berbulu dan bergerigi di tepiannya, aromanya bagi yang kurang suka akan mengatakan langu, tapi yang maniak akan berkata wangi.
Demi aneka masakan ini lah saya tanam rempah di pekarangan dan semua di dalam pot, so far beberapa bisa tumbuh dengan baik. Tanaman rempah umumnya tidak terlalu suka sinar matahari full (6-8 jam/hari) jadi cocok untuk halaman rumah yang hanya terkena sinar matahari 4-5 jam saja. Walau ruku-ruku banyak ditemukan tumbuh liar di tepian jalan atau pekarangan kosong, tapi saya belum pernah menemukannya di sekitar rumah, jadi saya beli benihnya di online shop. Dari sekian banyak biji hanya beberapa saja yang bisa tumbuh dewasa dan daunnya bisa dipanen. Sebagaimana kemangi dan basil, semakin sering pucuk tunasnya dipetik maka cabangnya akan semakin banyak, artinya daun lebih berlimpah dan mencegah tanaman lekas berbunga, jadi memang sebaiknya sering dipakai di dalam aneka masakan.
Ini adalah kali pertama saya memasak asam padeh ikan menggunakan ruku-ruku, tapi masakan asam padeh khas Minang umumnya selalu menambahkan daun ini. Rasanya memang lebih sedap dan aromanya lebih unik, tapi tanpa daun ruku-ruku pun tetap mantap.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Asam Padeh Ikan
Resep modifikasi sendiri
Untuk 4 porsi
Bahan:
- 2 ekor ikan baronang, berat sekitar 1000 gram, siangi, cuci bersih dan masing2 potong menjadi 2 bagian.
- 2 buah tomat merah, iris tipis
- 600 ml air
Bumbu, dihaluskan:
- 4 siung bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 2 cm jahe
- 20 buah cabai merah kering, rendam air panas hingga lunak
- 2 cm kunyit
- 3 sendok makan minyak untuk menumis
Bumbu lainnya:
- 2 batang serai, memarkan
- 4 lembar daun jeruk
- 2 sendok teh garam
- 2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 4 keping asam gelugur/kandis
- 2 lembar daun kunyit, ikat
- 1 genggam daun ruku-ruku, rajang kasar
Cara membuat:
Panaskan minyak di wajan, masukkan bumbu halus, tumis hingga bumbu berubah warna dan harum baunya. Masukkan serai dan daun jeruk, tumis 1 menit.
Tuangkan air ke dalam bumbu.
Masak hingga air mendidih. Tambahkan kaldu bubuk, gula, garam, dan tomat, aduk rata dan masak hingga kuah mendidih. Masukkan ikan. Masak hingga ikan setengah matang.
Aduk dan masak hingga semua bahan matang. Masukkan irisan daun kunyit dan ruku-ruku, aduk rata. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa gula, garam dan asam. Angkat dan hidangkan dengan nasi putih. Yummy!
Pake kemiri gak mba? kalo pake kemiri mempengaruhi rasa gak? Kok kelihatannya kuahnya kental..
BalasHapusMbak Endang, itu menghaluskan bumbu pakai blender atau chopper? Kalau chopper merek apa bisa halus begitu?
BalasHapusdaun ruku2.. hanya orang padang yg tau hehe. keren Mba Endang
BalasHapus