Gilingan padi, ternyata hampir 2 tahun saya tidak ngeblog! Waktu berlalu begitu cepat, merasakannya berjalan setiap hari memang terasa lama, tapi ketika sudah terlewati dan menengok ke belakang, saya hampir tak ingat apa yang telah terjadi selama kurun waktu hampir 2 tahun ini. Padahal ada banyak hal yang terjadi dalam hidup saya, mulai dari kucing yang tadinya 1 ekor kini menjadi 2 ekor. Perusahaan tempat saya bekerja yang diakuisi oleh perusahaan lain, semua karyawan di PHK walau kemudian di rehire kembali entah untuk berapa lama. Tentu saja plus hal remeh-temeh sehari-hari lainnya yang jika diceritakan akan menghabiskan ribuan page blog. Semoga saya memiliki semangat untuk menulis cerita flashback-nya.
Anyway, apa kabar semua yang masih setia membuka dan membaca blog Just Try & Taste? Saya salut sekaligus terharu blog yang tak konsisten ini masih tetap dibaca. But I am happy jika konten-konten lamanya masih berharga dan berguna. Bagi saya, sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa memberikan kebaikan dan manfaat bagi sesama dan alam, bukan useless belaka.
Alhamdulilah hingga detik ini kondisi saya baik-baik saja. Masih menjadi kuli kantoran yang berangkat pagi dan pulang sore. Masih mengisi waktu dengan berkebun, tapi aktifitas memasak mulai ditinggalkan. Masih tinggal di rumah tua yaitu rumah Pete (dibaca pete, temannya jengkol ya), bersama Chichi, kucing saya yang super ganteng. Hanya saja kini bertambah satu ekor kucing lagi, saya adopsi dari jalan di depan rumah sekitar 3 bulan lalu, seekor betina usia 7 bulanan bernama IPring. So far, tidak ada perubahan yang signifikan but life is not boring at all. Jika anda hidup bersama seekor kucing jantan yang super tricky dan cerdik seperti Chichi, maka setiap hari penuh dengan kejadian entah itu lucu, sedih, atau bikin tensi darah membumbung tinggi. Saya belajar banyak hal, tapi ada satu yang semakin bisa saya kendalikan yaitu kesabaran.
Memasak yang tadinya menjadi hobi utama dan seakan passion saya, saat ini tersingkirkan. Rasanya, energi ini telah terkuras habis setelah seharian di kantor, mengurus rumah dan 2 ekor kucing. Kuliner tetap menjadi minat saya, tapi hanya sebatas menonton video di Utube. Tiap pagi, Chichi membangunkan saya di pukul setengah 5 atau ketika adzan subuh berkumandang di keheningan pagi. Start di waktu itu saya terus bergerak dan beraktifitas hingga tubuh ini rebah di ranjang pada pukul 12 malam. Swear, saya tak pernah mengalami insomnia lagi, tidur pulas tanpa mimpi setiap hari. Terkadang saya bertanya pada diri sendiri, "Apakah saya bahagia?" Sejujurnya, saya merasa lelah. Terkadang yang saya inginkan hanyalah mengepak koper, dan pergi. Pergi meninggalkan rumah, pekerjaan, dan semua ini ke lokasi yang membuat saya bisa tidur nyenyak selama mungkin tanpa beban. But, it's just impossible. 😔
Sekarang menuju ke resep ya, karena kalau urusan curhat saya jagonya. Jika ada satu atau dua tanaman yang layak direkomendasikan untuk ditanam di pekarangan maka bayam malabar saya sarankan. Tanaman ini menjalar bukan menggunakan sulur tapi batangnya yang lentur akan merangkak dan menopang pada rambatan. Jika dibiarkan tak terkendali maka bayam malabar bisa menginvasi ke seantero halaman/kebun, tapi bagi saya itu bukan masalah karena sayuran ini rasanya lezat dan sangat bernutrisi. Bayam malabar di kebun saya tumbuh di dalam pot besar diameter 50 cm, menjalar di para-para kawat. Tanaman ini suka sinar matahari dan suka air, jadi cari lah spot yang full sun di kebun dan siram rutin pagi dan sore terutama saat musim kemarau seperti ini. Jika semua itu terpenuhi maka si lezat ini akan tumbuh subur makmur dengan daun-daun hijau kaya klorofil seukuran telapak tangan orang dewasa.
Bayam malabar yang bernama latin Basella alba ini mudah ditanam, daunnya seakan tak mengenal kata tua karena daun terbawah dan tertua pun memiliki tekstur lembut. Sayuran ini kaya akan nutrisi dan vitamin terutama vitamin A, C, dan B. Ketika dimasak, daun dan batangnya memiliki tekstur agak berlendir (slimy) seperti kangkung. Mudah lemas dan lunak jadi ceburkan sekejap saja dalam tumisan atau sup. Saya paling suka menumisnya bersama cincangan bawang putih segambreng dan ebi. Disantap bersama nasi panas, mantap rasanya!
Selain ditumis, bayam malabar umum disup bersama wortel dan labu, atau diceburkan ke bubur udang seperti resep kali ini juga enak banget. Tekstur yang agak slimy dari si bayam membuat bubur menjadi lebih creamy. Karena bayam malabar mudah sekali lunak ketika terkena panas dan sebaiknya dimakan saat masih fresh, maka masukkan bayam jangan sekaligus banyak ke dalam bubur tapi panaskan terpisah bersama porsi bubur yang akan disantap agar sisa bubur di panci tidak bercampur dengan bayam semua. Bubur ini super mudah dibuat, saya selalu mengandalkan slow cooker untuk membuat bubur entah itu bubur dari beras atau kacang hijau karena panci ini anti gosong walau ditinggal tidur sekalipun. Selain itu slow cooker membuat tekstur bubur menjadi lebih creamy dan lembut.
Cuss ke resepnya ya. Happy cooking!
Bubur Udang
Resep modifikasi sendiri
Untuk 8 porsi
Bahan:
- 500 gram udang
- 750 ml air
Bahan bubur:
- 250 gram beras cuci bersih dan tiriskan
- 750 ml air rebusan udang
- 1000 - 1250 ml air
- 1 mangkuk bayam malabar atau bayam biasa, rajang kasar
- 1 ikat kecil kangkung, siangi dan rajang kasar
- 2 batang daun bawang rajang kasar
Bumbu:
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
- 5 siung bawang putih cincang halus
- 3 cm jahe cincang halus
- 2 batang serai memarkan
- 1 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 1/2 sendok makan garam
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 2 sendok makan kecap ikan (optional) atau 1 sendok makan ebi cincang
Pelengkap:
- kecap asin
- rajangan daun seledri
- rajangan cabai rawit
Cara membuat:
Kupas udang, sisihkan dagingnya. Masukkan dan kulit udang ke panci, tambahkan 750 ml air. Rebus hingga mendidih, tambahkan waktu 5 menit sejak mendidih. Angkat, saring air kaldunya, buang ampasnya. Sisihkan.
Tumis udang dengan 1 sendok makan minyak hingga matang, angkat sisihkan.
Panaskan 1 sendok makan minyak di wajan. Tumis bawang putih dan jahe hingga harum dan bawang agak sedikit keemasan. Masukkan serai dan merica bubuk, jika pakai ebi masukkan pada tahap ini. Tumis 1 menit sambil diaduk-aduk. Angkat.
Masukkan beras yang sudah dicuci ke panci slow cooker (bisa pakai rice cooker atau panci biasa di kompor). Tuangkan air kaldu udang, tumisan bumbu, dan 1 liter air. Aduk rata. Tutup panci slow cooker, set di posisi high dan masak selama kurang lebih 3 jam atau hingga beras berubah menjadi bubur.
Aduk sesekali, jika bubur terlalu kental tambahkan porsi air menggunakan air panas hingga kekentalan bubur sesuai selera.
Masukkan sisa bumbu, udang tumis, bayam, kangkung, daun bawang, masak selama 5 menit hingga mendidih. Cicipi rasanya, sesuaikan asinnya. Matikan panci dan sajikan dengan kecap asin, taburan seledri dan cabai rawit.
Alhamdulillah.... Akhirnya Mba Endang ngeblog lagi, terimakasih Mba semoga sehat dan bahagia selalu.
BalasHapusBerkali2 saya buka blog JTT dan sediih rasanya ketika tidak ada postingan apa2, kangen dengan cerita Mba Endang yg seru dan resepnya yg super yummy...
Untuk mengobati kangen pagi tadi saya baru eksekusi lagi resep lama Muffin Kukus Ketan Hitam & Keju, muffin kesukaan saya yg super sedap.
Tks Mba Endang resep Bubur Udang nya, InsyaAllah nanti dieksekusi.
Semangat selalu, ditunggu cerita & resep2 selanjutnya di blog ini.
Alhamdulillah akhirnya blog JTT diupdate lagi setelah 2 tahun.
BalasHapusSaya suka ngecek kesini selama itu lho mbak Endang.
Nunggu tulisan2 mbak Endang ttg kehidupan sehari2.
Makasih ya mbak udah update lagi :)
Welcome back Mba Endang 😀. Senang sekali buka blog JTT akhirnya update lagi.
BalasHapusHalo mbak Endang nan cantikjelita.. kangen nih.selalu kepo ada resep baru tidak. setahun lebih gak post.
BalasHapusintip di ig jg jarang post juga.
makasih sudah kembali lagi mbak
Welkom mba, saya juga udah lama ga baca2 blog mba Endang. kangen dengan cerita2 sebelum mulai resep. Sesama kuli kantoran, semangaaattt mba
BalasHapusAku masih setia baca blognya mbk endang..tapi baru sekarang comment..kadang nyari2 yg update di ig..tentang chichi ...salam kenal
BalasHapusterharu baca ceritanya, krn ya sebelas dua belas sm sy mba. merasa lelah, cape pengen pergi... hahaha. semangat kembali mba... di tunggu postingannya lagi
BalasHapusmba en... kangen nya.. lama nian tidak memposting sesuatu disini, alhamdulillah mba sehat2 ya.. ditunggu curhat flashback nya ya....
BalasHapusHai mbak....senang membaca update cerita dan resepnya.
BalasHapusAlhamdulillah, ternyata mbak Endang sehat dan hepi. Istirahat dan nafsu memasak sedang off. Gapapa mbak yang penting bahagia. Seneng bacanya setelah berkali-kali melihat ig tak ada upload baru.
BalasHapusAku jadi sedih baca curhatan mbak endang...
BalasHapusyeay... ada postingan baru. semoga tetap rajin buat tulisan yah, sangat menghibur sekali membaca tulisannya mbak.
BalasHapusSenang membaca update blog dari Mbak Endang...semoga kebun sayurnya makin subur ya mbak.
BalasHapusAssalamualaikum mba endang.. saya termasuk pembaca yg masih sering mampir ke blog mba endang lho.. walaupun di YouTube banyak sekali channel masak tp saya selalu google dulu "resep..... jtt" Krn dr mulai 2014 sy masih gadis dan skrg udh punya 2 buntut banyak resep yg selalu sy contek dr blog jtt ini.. makasih mba endang. sehat selalu sukses berkah hidup nya 🤗🤗
BalasHapusAslm.wrwb mbak endang..blog mbak endang bermanfaat banget..ampe skrg saya masih suka cari2 resep di blog JTT ini,meski sudah ada IG JTT ya mbak ^_^..makasih ya mbak endang atas segala upaya dan kerja keras dalam blog ini...
BalasHapusBarusan IG Mba Endang muncul di feed saya. Lalu ingat, rasanya sudah lama tidak baca blog JTT. Ternyata memang sudah lama juga tidak di-update. Saya berkunjung ke sini justru mau tau kabar Mba Endang, rumah Pete, Fatih keponakan Mba Endang dll. 😁 Menurut saya yang membedakan blog Mba Endang dengan blog masak lain karena Mba Endang tidak melulu menceritakan masakan tapi juga menceritakan keseharian Mba Endang. Ini membuat saya merasa sudah kenal lama dengan Mba Endang. 😊
BalasHapusmba....ya ampun...untung aku cek blog jtt lagi, ternyata ada postingan baru...mba aku menunggu cerita kehidupan sehari2nya mba lhooo..kangen banget..cerita2 lagi ya mba..2 tahun lama bangett mba..pas jaman covid kemana aja mba?sehat sehat ya mba...
BalasHapusWaaahh. Akhir mba endang mulai ngeblog lagiii. Sehat2 terus yaa mba
BalasHapusSeneng banget akhirnya Mbak Endang update lg di blog ini ;) udh lama ditunggu2 nih.. walau selalu jadi acuan masak di rumah, sejak Mbak Endang gak posting2 lg, aku carinya lgs google nama resep dan tambahin "jtt". Pas lg iseng buka dari awal, pas nemu update-an baru. Makasih ya, Mbak, buat resep2nya yg tokcer. Semoga semangat masak dan rajin ngeblognya tumbuh subur lagi :)
BalasHapusHallo mbak... Selamat pagi... Saya juga lupa sdh berapa tahun "berlangganan" menjenguk blog njenengan jika butuh resep yg otentik... Kadang salah kamar-karena ada yg mirip2 gaya bahasanya, tapi bobotnya jauh berbeda... Ayuh syemangat lagi nulisnya... Salam dari Cilacap
BalasHapusTerima kasih Mbak Endang untuk resepnya. Selalu menginspirasi. Banyak resep yg sudah saya coba. Resep andalan saya buat keluarga tercinta adalah nuget ayam, lezat karena pakai mayonaise.
BalasHapusSehat -sehat dan bahagia selalu yaa Mbak Endang 🙏🥰
saya juga sudah 2 tahun belum baca jtt. banyak hal yang terjadi juga di 2 tahun ini dalam hidup saya mbak. menikah, hamil, melahirkan, dan jadi ibu muda. di tengah teams meeting di kantor, saya tiba2 keinget jtt dan begitu baca lagi, saya sadar kalo saya kangen bgt baca cerita2nya mbak :)
BalasHapusHai mba!
BalasHapusSeneng banget pas buka jtt ternyata ada postingan baru😁. Ditunggu cerita flasbacknya ya mba.
Saya silent reader blog nya mbak endang selama ini. Ini pertama kalinya saya komen🤭
Oh ya mba, saya juga mau berterimakasih sama mba endang karena resep ayam ungkep bumbu kuning nya mba sudah menyelamatkan ekonomi keluarga kami dimasa pandemi kemarin. Saya dan suami jualan ayam goreng selama 2 tahun dan pelanggan pada bilang enak. Semoga jd amal jariyah buat mba ya.
Sukses terus ya mba.
hi mba Endang, selamat tahun baru ... akhirnya ada update lagi mba, kangen..semoga akan ada menu menu baru lainnya..salam sehat dan bahagia mba
BalasHapushalo saya masih setia nih cek cek blog mba senang membaca mba endang bercerita..... dan tentunya resep resep disini masih sangat bergunaa...semangat selalu mba...
BalasHapusAssalamualaikum mba...semoga saat ini Mba Endang sehat dan bahagia. Walau ga tau kapan mba akan baca komen ini saya juga ingin menyapa krn saya juga baru balik ke blog ini setelah sekian tahun (4-5th-an mungkin) tersibukkan oleh ini itu, dr anak2 masih SD kecil sampe sekarang udah pada SMP.. Sudah sekian tahun saya tdk aktif di medsos lagi spt FB n IG sehingga saya ga pernah lagi ngikutin perkembangan disini. Dulu bahkan udah sempat beli buku 2 buku resep mba, skrg Untuk mencari resep lebih sering di Cookpad aja. Tapi sampe sekarang di Cookpad pun banyak resep2 Mba Endang yg di recook, membuat sy tiba2 kangen baca blog ini dgn story telling yg saya suka, dan disinilah saya sore ini.Semoga Mba Endang selalu dlm lindungan Allah seriring doa semoga Ibu, kakak dan adik Mba Endang juga selalu dlm keadaan sehat.
BalasHapusassalamualaikum mba.. udaaah lamaa bgt ga mampir ke sni.. akhir2 ini suka nyimak cerita mba hanya di IG.. kangeeen aja mampir ke blog ini.. salam rindu ya mba.. hihihi kt g kenal..kok aku rindu ya.. makasih yaa utk semua resep mba.. sukses selalu utk mba ..
BalasHapusjenis udang apa yang sebaiknya dipakai, udang laut atau udang sungai?
BalasHapusAssalamu'alaikum, Kak. sudah lama ya, rindu dengan tulisan dan resep resepnya. semoga sehat selalu dan berbahagia ya Kak
BalasHapusSaya termasuk yang setia menunggu tulisan di blog-mu mbak... Semangat selalu ya... 💪
BalasHapusNungguin cerita mb endang lebaran ini hihihi
BalasHapusMba endang semoga selalu sehat, lama skli tidk cek blognya mba endang, trnyta masih posting sesekali. Dlu masih bujang blum bisa masak sy sllu lihat blognya mba endang krna menurut sya lngkap bnyk tips2 yg dibagikn dr mba endang maupun tmn2 yg komen diblog mba, senang rasax bisa sllu baca blog mba dn komntarnya sslu sy bca satusatu, bnyk ilmu yg sya dapat dr bca blog ini, sy ucapkn terima kasih sblmnya mba bnyk berjasa..semoga mb endang mjin sukses
BalasHapusMbak End.. Nge blog lagi dong.. Sekarang menjamur video youtube dan tik tok di mana2 tapi tetap bosan ya.. Pengen cerita mb End lagi sekarang seperti apa dan ada pengalaman baru apa lagi
BalasHapusMbak endang kmn ajaaa... Kangen tulisan mba.. is everything ok??? Aku sll nunggu tulisan mbak lho
BalasHapuswew setelah skian lama, cek cek lagi resep mbak Endang..... aku salah satu penggemar mbak, dan keliatannya punya cerita hidup yang sama.... (aku yakin deh...... ;)...... makasih resep resepnya, tetep menulis yaaaaa
BalasHapusSetelah memantau resep Lasagna, iseng-iseng klik halaman beranda dan gak nyangka ternyata hampir tepat setahun yang lalu di Agustus 2023 si mbak sempat posting resep baru. Hampir terharu ni mbak. hahaha
BalasHapusPadahal sesekali aku selalu mampir di blog mbak Endang tapi hampir tidak pernah ke halaman beranda karena sudah ada tujuan resep apa yang dicari. Alhamdulillah Allah menggerakkan tangan saya untuk meng-klik halaman berandanya untuk melihat resep super simpel yang mungkin akan saya coba di akhir pekan ini untuk sarapan sambil kumpul keluarga. Terima kasih lo mbak. Betewe aku emang jarang main IG, dan lebih suka membaca blog jadi jarang sekali lihat postingan resep di IGnya mbak Endang tapi sangat suka sekali saat scroll dan kelewat postingan di IGnya apalagi cerita keseharian si Chichi dan rekannya
Long time no see, first time belajar masak dr blog jtt ini tahun 2013an. Thanks for your sharing. Hopefully Mbak Endang sehat selalu dan bahagia. Amiin
BalasHapusMba endang, dari saya gadis sampai sekarang punya anak masih buka dan baca blog mba loh. Kayak punya ikatan personal aja sama akun ini yang menemani perjalanan saya belajar memasak. Walaupun sekarang udah banyak juga platform lain yang sharing resep. Tapi menanti postingan resep dari mba khusus karena mau baca ceritanya hihihi. Sehat selalu yaa mba...
BalasHapusJangan salah mba.....setiap saya mau masak, pasti saya buka lagi blog ini. Tetap terus ngeblog ya mba...saya sdh follow resep mba Endang sejak 2014 an. 10 thn yl hahahahaha
BalasHapusAlhamdulillah, ini cerita pertama ya mbak stlh comeback. Sy kok jd pingin ikutan nanam bayam malabar utk di lantai 2 ya. Selama ini belum nemu yg pas tanaman yg cepet rimbun, tahan panas dan bisa dikonsumsi. Ok mbak, trimakasih utk idenya
BalasHapus