Saya mengenal hidangan bernama pho sudah cukup lama, hanya tahu dari net tapi mencicipinya langsung belum pernah. Begitu penasarannya saya dengan rasanya, hingga akhirnya dengan knowledge minim nekat mengeksekusi resepnya dan post di blog pada tahun 2011. Kalau saya napak tilas ke postingan pertama pho tersebut, saya jadi malu hati sendiri. Tampilan foto yang sama sekali tidak menarik dan tidak menunjukkan kelezatan asli cita rasa si pho, resep yang saya tak tahu itu mendapatkan ilham dari mana, proses yang entah benar entah ‘ngaco’ (mau membacanya ulang hati ini tak sanggup). Tapi saya masih ingat, betapa saat itu semua bahan yang saya gunakan premium. Tulang sapi yang fresh, satu kilogram daging sapi has dalam dari pasar Blok A, dedaunan rempah segar yang lengkap. Saya juga masih ingat betapa saat itu terkantuk-kantuk menunggu kuah pho direbus di kompor hingga jam 2 pagi. Yep, jam 2 pagi saudara-saudara! Waktu itu belum memiliki slow cooker, dan semangat memasak plus ngeblog memang masih super strong. Ketika akhirnya si pho berhasil dibuat pun, bagi saya taste-nya tidak lah spektakuler. Sejak itu, pho menurut saya bukanlah makanan istimewa.
Pertama kali menyantap pho itu
terjadi di sebuah resto franchise di seputar Pondok Indah, sekitar 10 tahun
yang lalu. Saya sering melihat resto ini di berbagai mall tapi belum pernah
memberanikan diri masuk dan mencoba, hingga
satu hari seorang teman mengajak saya ke sana. Harga pho di Jakarta dibandrol
cukup tinggi untuk gaji karyawan seperti saya, kalau bukan karena ajakan teman
tersebut, saya sendiri ogah merogoh kocek untuk membeli semangkuk sup yang
terdiri dari beberapa lembar daging, rice noodle, tauge, dan rempah segar. Ketika
pertama kali kuah diseruput saya terkesima dengan gurihnya kaldu berempah yang
terasa rich sekaligus mild di lidah. Bingung kan? Saya tak tahu lagi bagaimana mendeskripisikan rasanya, yang jelas segar! Irisan tipis daging sapi short-plate
yang lembut, tauge yang crunchy, daun ketumbar dengan rasa unik, kucuran jeruk
nipis dan tentu saja sesendok besar irisan cabai rawit hijau. Argh, so this is
Pho? So delicious! Sejak mencicipi hidangan itu, saya menjadi keranjingan dengan
sup ala Vietnam ini. Berkuah kaldu bening, gurih dengan taste rempah yang unik,
plus segambreng dedaunan rempah segar, terasa the best bagi lidah saya. Dibandingkan dengan tom yum yang dominan asam,
maka saya lebih memilih pho yang mild taste-nya. Sejak itu, pho menjadi salah
satu makanan favorit hingga sekarang.
Saya belum pernah mendapatkan
kesempatan traveling ke Vietnam, walau rasanya ingin sekali. Semata-mata ingin
mencicipi autentik pho agar suatu hari bisa membuatnya sendiri dengan rasa yang
pas dengan aslinya. Kekuatan semangkuk pho, sebagaimana hidangan berkuah bening
seperti ini adalah pada kaldunya, dan pho dibuat dari bahan-bahan kaldu
yang direbus sangat lama hingga sari patinya keluar dan membuat kuah menjadi so
rich. Restoran di Vietnam umumnya
menggunakan kaki babi dicampur dengan tulang sapi, sebagaimana kaldu kuah ramen di
Jepang atau Korea yang banyak menggunakan bahan ini. Tulang dan daging direbus
berjam-jam lamanya menggunakan api yang kecil sehingga kuah hanya mendidih
lembut, bukan menggelegak dahsyat. Proses perebusan yang very slowly ini lah
yang akan membuat kaldu terasa super gurih dan warnanya menjadi seperti susu
encer.
Berton-ton video saya tonton
demi mencari proses membuat kaldu pho yang otentik, sebagaimana saya menonton
berjibun video resto ramen dan karaage di Jepang. Tapi tak kunjung menemukan
seperti yang saya inginkan, hingga akhirnya saya terdampar di vlog berkebun
dari Vietnam. Ada banyak video berkebun dari Vietnam di You Tube, dan semua
berbahasa Vietnam, terkadang disela-sela kegiatan berkebun, mereka berbagi
satu-dua resep keluarga, dan pho termasuk salah satunya. Dari situ saya belajar
membuat pho dengan resep simple tapi rasa maksimal. Tak mengerti bahasa Vietnam tak masalah. Toh
ada Google translate. Jadi setiap kali mereka menyebutkan satu bumbu yang tak
diketahui, saya googling dan cari informasinya di net. Dari semua itu, saya
mendapatkan sebuah benang merah, basic resep pho, yang saya pakai hingga saat
ini dan saya bagikan buat semua. Siapapun bisa membuat pho seenak restoran
terkenal!
Bagian terpenting dalam pho
adalah broth atau kuah kaldu, bisa terbuat dari tulang sapi, tulang ayam atau
mix keduanya. Jenis tulang yang dipakai tidaklah terlalu penting, bisa menggunakan
tulang paha sapi, neck bone (tulang leher), iga, atau bagian lainnya. Untuk
tulang ayam, saya biasanya pakai tulang kerongkong ayam, ini merupakan tulang bagian
tengah dari leher hingga tunggir yang sudah dihilangkan paha, sayap, dan dada.
Tulang kerongkong ini cukup terjangkau harganya di online shop. Kaldu pertama
kali dibuat dengan merebus semua bahan, tulang dan daging dalam potongan besar
hingga mendidih dan mengapung kotorannya. Proses awal ini sama sekali belum
membentuk kaldu, tapi diperlukan untuk membersihkan ‘kotoran’ agar kuah pho
bersih. Proses ini juga umum digunakan untuk semua hidangan berkuah ala
Chinese, Jepang, atau Korea. Selain membuat kuah menjadi terlihat bersih, rasa
masakan juga menjadi lezat dan tidak amis. Buang air rebusan pertama ini dan
cuci bersih setiap potongan tulang atau daging yang digunakan, termasuk panci
yang digunakan harus dicuci bersih. Tulang dan daging lantas direbus kembali
kali ini dengan air bersih yang nantinya akan menjadi final kuah kaldu pho.
Bumbu untuk merebus tulang pada
tahap awal tidaklah terlalu ribet, cukup bawang bombay, bawang putih, jahe, dan
daun bawang. Semua dalam kondisi utuh agar tidak hancur saat proses perebusan
kuah kaldu yang lama. Ingat, kuah pho sebaiknya sebersih mungkin, tidak keruh
atau ‘buthek’. Bawang bombay dan jahe
dalam ukuran besar perlu dibakar dulu hingga permukaannya gosong terbakar,
fungsinya agar aromanya lebih muncul dan memasukkan rasa smoky di dalam kuah.
Bersihkan bagian yang gosong dan ceburkan bumbu ini bersama tulang, daging,
bawang putih dan daun bawang. Sekarang adalah proses perebusan yang lama. Untuk
menghemat gas, semua bahan ini bisa direbus di slow cooker dalam mode low
selama semalaman. Keesokan pagi, kuah kaldu siap dibumbui selanjutnya dan
daging pun lunak. Tapi merebusnya di atas kompor pun bukan masalah, membutuhkan
sekitar 5 jam proses perebusan perlahan dengan api kecil agar kaldu
benar-benar terbentuk. Di tengah-tengah proses, ketika daging telah lunak bisa segera
ditiriskan, dan lanjutkan kembali merebus kaldu, tambahkan air selama proses
karena pasti akan menyusut selama perebusan.
Menuju ke rempah-rempah yang
menjadi kekuatan pho dan membuat taste-nya berbeda dengan sup daging lainnya.
Awalnya saya menggunakan kapulaga jawa atau kapulaga putih karena hanya jenis
kapulaga ini yang saya ketahui, tapi sejak tahu jika ada satu jenis kapulaga
lainnya yaitu black cardamom atau kapulaga hitam yang biasa dipakai di dalam
kuliner Chinese dan pho umumnya menggunakan kapulaga jenis ini, maka saya pun pindah
haluan. Kapulaga ini agak berbeda dengan jenis kapulaga putih atau hijau yang
biasa kita pakai di dalam masakan lokal. Aromanya sedikit berbeda tapi masih memiliki
kemiripan, jadi tetap bisa saling menggantikan. Agak sulit menemukannya di
pasaran umum, tapi di jaman sekarang apa sih yang tidak bisa kita temukan di toko
online? Semua ada, bahkan bumbu yang tak pernah kita dengar sekalipun. Jadi
dengan hanya search sejenak di Shopee, saya menemukan black cardamom. Rempah
lain seperti ketumbar, jintan, adas manis, kayu manis, cengkeh, adalah hal yang
umum dipakai.
Rempah-rempah ini perlu disangrai
sejenak agar aromanya ‘ngebul’, dimasukkan ke dalam kantung rempah dan diceburkan
ke dalam kuah sup saat ketika daging telah empuk dan kuah kaldu setengah jadi.
Mengapa tidak dimasukkan sejak awal perebusan? Walau rempah ini diperlukan tapi
rasanya di dalam kuah kaldu sebaiknya tidak super strong sehingga membuat rasa
gurih kaldunya sendiri tertutupi. Memasukkanya di step menuju akhir akan
membuat aromanya tidak terlalu kuat tapi tetap menyedapkan masakan. Ketika
kaldu telah jadi, buang semua ampas-ampas yang hancur, dan jika menggunakan
tulang kerongkong ayam maka pada saat itu kondisinya akan lunak dan hancur
sehingga cukup sulit dipisahkan dengan kaldu, cara terbaik adalah dengan
menyaring semuanya. Tapi jika kita menggunakan tulang sapi ukuran besar dan
memasaknya dalam porsi jumbo berliter-liter kaldu, maka proses menyaring
tentunya akan merepotkan sekali, jadi cukup buang daun bawang, bawang bombay,
dan bungkusan rempah saja, tanpa perlu menyaring kuahnya.
Pada step ini, prosesnya sudah hampir
tahap finishing, sekarang menuju ke seasonings. Bahan perasa pho sangat simple,
cukup garam, gula pasir, kaldu jamur (MSG), lada bubuk, dan kecap ikan atau
fish sauce. Kecap ikan ini penting untuk membuat rasa kuah pho menjadi unik dan
otentik, usahakan menggunakan kecap ikan premium, kalau bisa cari yang berasal
dari Vietnam atau Thailand karena mereka memang jago untuk urusan ini.
Selesailah sudah tahapan membuat kuah kaldu pho yang super nendang.
Bahan dan sayuran apa yang sedap untuk pho? Well, apapun sedap, apapun cocok selama kuah kaldunya benar. Saya tak terlalu memusingkan isi pho ini, apapun yang ready di freezer, pantry atau kulkas saja selama bukan keluarga seafood. Tapi biasanya menggunakan rice noodle atau mi beras khusus pho (bánh phở tươi) yang mirip dengan kwetiaw hanya tidak terlalu lebar, bakso sapi, irisan daging ayam rebus, irisan daging sapi short-plate, jeroan sapi yang sudah direbus empuk. Sayuran yang umum biasanya adalah tauge ekor panjang, irisan jamur shiitake, jamur shimeji, enoki, pakchoy. Sementara rempah dedaunan segar yang umum adalah daun ketumbar (cilantro), culantro (daun ki walang), daun bawang, thai basil, daun mint. Dedaunan rempah ini umum dipakai di dalam masakan Thailand, Vietnam dan Myanmar, jika tidak suka bisa di-skip saja dan gunakan yang taste-nya sesuai di lidah.
Apakah daging sapi bisa digantikan dengan daging ayam? Yup, pasti bisa. Bahkan pho ayam tak kalah sedapnya dengan versi sapi. Cukup gunakan tulang-belulang ayam, dan satu ekor ayam utuh yang diceburkan bersamaan. Ketika ayam telah lunak, segera angkat dan ambil dagingnya sebanyak mungkin kemudian kembalikan tulangnya ke panci, lanjutkan merebus hingga kaldu terbentuk. Kalau mau rasa yang lebih top markotop, pakai ayam kampung ukuran besar, jadi mirip-mirip dengan membuat soto ayam yang super maknyus.
Jadi begitulah kisah pho, cuss langsung ke resepnya ya.
Resep Beef
Pho
Untuk 4 porsi
Bahan:
1 kg
tulang kerongkong ayam
600 gram
daging sapi utuh
1 buah
bawang bombay besar belah 2
4 siung bawang putih dimemarkan
4 cm jahe utuh
2 buah
daun bawang utuh
2 liter
air
Bumbu
sangrai dan bungkus kain:
2 batang kayu
manis (@4 cm)
4 buah kembang
lawang/pekak
8 buah
cengkeh
1 sendok
makan biji ketumbar
1/2 sendok
teh jintan
1/2 sendok
teh adas manis
2 buah
black/Chinese cardamom (atau 4 buah kapulaga hijau/coklat)
Bahan+bumbu
lain:
2.5 liter
air
100 ml
kecap ikan/fish sauce
2 sendok
makan gula pasir
1/2 sendok
makan garam
1 1/2
sendok teh kaldu jamur
1 sendok teh
lada putih bubuk
Pelengkap:
Bihun
rebus, tauge
panjang, daun
ketumbar, daun
bawang rajang halus
Jeruk
nipis, cabai
rawit iris
Kecap asin
Angkat, buang semua ampasnya. Saring kaldunya, kembalikan ke panci, tambah gula, garam, kaldu jamur, kecap ikan dan lada bubuk, rebus dengan api kecil saja hanya agar selalu panas ketika akan dihidangkan.
0 komentar:
Posting Komentar
PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:
Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.
Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.
Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.
Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.
Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.
Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.
Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^