04 Februari 2025

Ayam Sisit Bali dan Pemeriksaan Jentik


Ayam Sisit Bali

Musim hujan, musim nyamuk, dan ada satu jenis nyamuk yang menjadi momok menakutkan jika tinggal di kawasan perumahan padat penduduk begini. Nyamuk demam berdarah. Setiap tahun ketika musim penghujan tiba, selalu ada warga di jalan seputar rumah saya yang terkena demam berdarah (DBD), entah orang dewasa atau anak-anak. Bulan lalu saya mendapatkan info di grup RT, ada dua rumah yang warganya terkena demam berdarah, tetangga saya persis yang rumahnya di sebelah dan dua rumah dari tempat saya tinggal. Nah tetangga yang tinggal persis di sebelah rumah saya ini selalu 'langganan' terkena DB. Sejak si  Bapak dan keluarganya tinggal di rumah tersebut sekitar lima tahun yang lalu, maka seingat saya, tak ada tahun dimana keluarganya tidak ada yang tidak terkena DB. Selalu ada! Saya tahu karena setiap kali ada warga yang terkena DB maka ketua RT akan mengirimkan pengumuman di grup, kemudian protokol kesehatan dari kelurahan dijalankan. 

Hanya saya benar-benar tidak mengerti, mengapa setiap tahun selalu ada keluarganya yang terkena DB? Entah mendapatkannya di rumah tersebut, atau di luar, hanya Tuhan yang tahu. Tapi rumah yang beliau tempati bersama istri dan anak-anaknya ini adalah rumah yang baru dibangun ketika si Bapak membeli rumah tua yang kemudian beliau hancurkan dan bangun ulang. Rumah model minimalis dua lantai yang cantik dan mewah. Halamannya luas, lega tanpa taman sama sekali, hanya sebidang tanah berumput dan dua batang pohon bougainvillea. Bandingkan dengan halaman rumah saya yang penuh sesak dengan tanaman! Jika ada laporan warga yang terkena DBD seperti ini, maka protokol kesehatan pun biasanya dijalankan, mulai dari laporan ke RT yang kemudian diteruskan ke kelurahan, hingga pemeriksaan jentik-jentik nyamuk oleh Petugas Jumantik, sampai kemudian dilakukan pengasapan atau fogging

Ayam Sisit Bali


Nah karena anggota keluarga si Bapak tetangga ini selalu terkena DB setiap tahun, maka  rumah sisi kiri, kanan, depan  dan belakang rumah  wajib dilakukan pemeriksaan, termasuk rumah yang saya tempati. Apalagi halaman rumah saya penuh dengan tanaman, orang akan berpendapat, banyak tanaman berarti banyak nyamuk.  Saya termasuk warga yang malas membukakan pintu kalau ada petugas datang, yep itu tindakan yang sama sekali tidak benar, petugas toh hanya menjalankan apa yang menjadi prosedur. Tapi membiarkan orang asing masuk dan memeriksa rumah dalam jumlah banyak (biasanya lebih dari lima orang) membuat saya enggan membukakan pintu. Apalagi jika petugas datang di atas jam sembilan, sudah pasti saya tak pernah ada di rumah karena telah berangkat ke kantor. Tapi tahun ini, petugas tampaknya lebih sigap dan tanggap atas laporan DBD. Setelah tim Jumantik yang jumlahnya sampai 7-8 orang datang ke setiap rumah melakukan pemeriksaan, pengasapan dilakukan hingga dua kali dalam kurun waktu dua minggu, dan hari ini mendadak diumumkan jika akan dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk atau disebut 'gerebek jentik'. 

Ayam Sisit Bali

Halaman rumah saya sarat dengan tanaman anggrek dan beberapa tanaman hias lainnya, di situ juga saya letakkan ember untuk mencampur pupuk dan obat-obatan untuk anggrek, dua buah ember besar berisi air untuk anak-anak bulu saya. Ember berisi air ini tentu saja selalu diganti setiap hari, dan ember berisi campuran pupuk selalu ditutup rapat karena berbahaya untuk hewan peliharaan. Di dalam rumah, bak mandi tidak pernah terisi air, karena semua menggunakan shower. Di taman, saya juga tidak memiliki pot yang memerlukan tatakan air, biasanya tatakan penampung air yang menggenang ini suka lupa untuk dibersihkan dan jentik akan muncul di sana. Saya tidak khawatir jika petugas akan menemukan jentik-jentik nyamuk di rumah atau halaman, tapi saya khawatir dengan tanaman yang banyak jumlahnya dan berjubelan di mana-mana ini. Bisa dimaklumi jika mereka berpikiran nyamuk suka bersarang di tempat-tempat yang sejuk, gelap, dan lembab. Walau anggrek-anggrek ini umumnya ditempel di papan pakis atau kayu dan digantung, tapi memang kondisi sekitarnya selalu lembab.

Saya bayangkan jika petugas merasa koleksi tanaman saya terlalu 'lebay' alias berlebihan dan juga menjadi sarang nyamuk, mau dipindahkan ke area mana lagi semua ini? Akhirnya weekend beberapa waktu yang lalu, saya angkut sebagian ke lantai atas agar halaman terlihat lebih lega. Di dekat toren penampungan air masih ada sedikit sisa area terbuka yang terkena sinar matahari full, disitulah saya jubelkan beberapa pot anggrek. Untungnya, ketika petugas datang memeriksa, yang diterima oleh Irma (telah bekerja di rumah sejak dua tahun lalu), karena saya telah berangkat ke kantor, mereka tidak berkomentar dengan banyaknya tanaman, tetapi hanya mengecek ember berisi air yang selalu diganti setiap hari, tempat minum kucing di halaman dan di dalam rumah, serta wadah air di dispenser.  Walau di pemeriksaan kali ini rumah saya lolos jentik, tapi saya sedang berpikir keras, semua tanaman ini pada akhirnya akan tumbuh semakin besar dan semakin banyak, jadi sepertinya saya harus mencari cara agar mereka bisa bermanfaat dan menghasilkan uang. Hm, mungkin menjualnya online? Yah, siapa tahu di usia pensiun nanti saya bisa banting setir menjadi petani anggrek. 

Ayam Sisit Bali

Anyway, mencegah memang lebih baik daripada mengobati, apalagi mengobati penyakit berbahaya seperti demam berdarah, banyak menelan biaya dan butuh waktu untuk sembuh sempurna. Jadi daripada terkena DB lebih baik melakukan ritual bersih-bersih di rumah, gak ada hubungannya dengan klenik ya, tapi semata-mata hanya mencegah nyamuk hidup dan berkembang biak. Memeriksa bak mandi dan mengganti airnya 2-3 hari sekali untuk memutus siklus rantai perkembangbiakan nyamuk, wadah-wadah yang bisa menampung air sebaiknya dikosongkan dan dibalik posisinya atau ditutup agar tidak menampung air hujan, tanaman yang terlalu rimbun sebaiknya dipangkas agar sinar matahari masuk dan menerangi lokasi halaman, tidak ada tumpukan sampah botol bekas atau wadah lainnya yang bisa membuat air tergenang, air penampungan di dispenser harus selalu dicek dan dibuang, penampungan air di belakang kulkas jika ada juga rutin dibersihkan, air wadah makanan kucing atau hewan peliharaan lainnya diganti setiap hari, harus cek juga disela-sela tanaman yang suka menampung air seperti pandan, bromelia, atau nanas-nanasan. Genangan air di halaman, atau tepian jalan, atau selokan sebaiknya sering ditabur dengan bubuk Abate. Semua ini wajib kita lakukan untuk melenyapkan nyamuk pembawa virus DB dari lingkungan rumah dan sekitar. 

Okeh menuju ke resep. Saya bahkan hampir lupa dengan resep ini, karena sudah terlalu lama tidak pernah dimasak, untungnya ada yang mengingatkan di komentar di Instagram. Ayam sisit ini padahal enak banget, cocok buat teman nasi panas, isi lontong, pastel basah, lumpia, isi roti juga enak. Aromanya super strong karena menggunakan bumbu lengkap yang di Bali disebut sebagai bumbu jangkep, ditambah terasi semakin dahsyat. Membuatnya sebenarnya juga sangat mudah dan bisa tahan 3-4 hari di dalam kulkas, di freezer bisa sampai 1 bulan lamanya. Pas banget untuk lauk sahur kala bulan Ramadhan nanti, tinggal tambah nasi anget saja. Sayurnya yang paling cocok menurut saya urap-urapan, betapa sedapnya ayam sisit, urap sayuran dan nasi jagung. Duh ngeces!

Cuss ke resep.

Ayam Sisit Bali

Resep Ayam Sisit Bali

Untuk 12 porsi

Bahan:
1 kg gram dada ayam rebus, suwir-suwir
2 bungkus santan segitiga, encerkan dengan 200 ml air
100 ml air

Bumbu halus:
1 sendok teh  merica butiran
12 siung bawang merah
6 siung bawang putih
2 batang serai ambil bagian putihnya saja
5 buah cabai merah keriting
6 buah cabai rawit merah
5 buah cabai hijau keriting
2 buah kencur (@ 1.5 cm)
3 cm kunyit dibakar
½ sendok makan terasi bakar

Bumbu lain:
3-4 sendok makan minyak untuk menumis
4 cm lengkuas dimemarkan
5 lembar daun salam
4 lembar daun jeruk purut sobek kasar
2 sendok makan gula jawa sisir
2 sendok makan air asam jawa
½ sendok makan garam
1 ½ sendok teh kaldu jamur
½ sendok makan gula pasir

Cara membuat:

Ayam Sisit Bali

Panaskan minyak di pan, tumis bumbu halus hingga harum. Tambahkan daun salam, daun jeruk dan lengkuas. Aduk dan tumis hingga bumbu matang. Masukkan santan, air, gula, garam, kaldu jamur, gula pasir. Aduk dan rebus hingga mendidih dan santan matang.

Ayam Sisit Bali

Tambahkan suwiran ayam, aduk rata. Kecilkan api, masak sambil diaduk hingga tumisan kering. Cicipi rasanya, sesuaikan tastenya. Angkat, sajikan dengan nasi hangat.



0 komentar:

Posting Komentar

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...