14 Februari 2025

Nasi Tutug Oncom dan Affiliate Shopee


Nasi Tutug Oncom

Sekian lama berkutat di blog, FB, dan kemudian IG, tapi urusan monetization semua platform tersebut tidak saya lakukan. Tak ada satu pun akun medsos yang  saya miliki tersebut dimonetisasi. Pernah dulu, saya mendaftarkan blog Just Try & Taste ke Google Adsense, tapi hanya berjalan 1 bulan,  tiba-tiba ijin Adsense saya di-banned, dengan alasan melakukan klik terhadap iklan sendiri di blog (yang menurut saya bego bener kalau itu benar-benar saya lakukan!). Saya tak pernah melakukan yang dituduhkan dan sempat mengajukan appeal letter, tapi ijin Adsense saya tidak kembali. Ketika FB bisa dimonetisasi, saya tidak terlalu berminat mencoba, bahkan saat Instagram memiliki fasilitas yang sama pun, tak membuat hati tergerak untuk terjun mencari pundi-pundi rupiah dari media sosial.

Saya mendapatkan tambahan suntikan dana, yah kira-kira cukup buat mengganti biaya membeli bahan-bahan dan tenaga yang dicurahkan untuk memasaknya, dari endorsement. Dulu ketika giat di blog dan IG, ada banyak endorsement yang masuk ke email dan direct message, beberapa bahkan berupa kontrak untuk 2 hingga 6 post. Tapi kemudian saya menjadi jenuh dengan kegiatan itu. Walau menghasilkan uang tetapi tingkat pressure-nya lumayan tinggi, mulai dari timeline yang harus dipenuhi, skenario campaign, serta syarat-syarat tertentu yang diminta klien, hingga berapa banyak views yang berhasil dijaring setelah post berhasil dibuat. Bagi saya yang 'agak-agak' perfectionist, semua  ini menjadi beban baru, menambah beban kehidupan sehari-hari yang sudah terasa berat. Akhirnya saya vakum dari dunia medsos, termasuk juga menolak semua tawaran endorsement, hanya ada 1 saja yaitu Lemonilo yang masih dipertahankan karena sudah signed kontrak untuk 1 tahun lamanya.

Nasi Tutug Oncom

Ketika vakum dari medsos, saya  benar-benar menghilang, artinya bahkan membuka apps-nya pun tidak saya lakukan. Sejujurnya, saya pribadi memang bukan tipe yang suka menggunakan platform medsos, sejak dulu saya aktif nge-blog karena di sini saya menemukan tempat untuk menyalurkan hobi menulis, dan juga hobi berbagi resep masakan yang dicoba di rumah. Saya juga termasuk tipe yang tidak suka berkunjung ke medsos orang lain, tipe 'mager' dalam arti yang sebenar-benarnya 'mager'. Sibuk berkutat dengan aktifitas sendiri, dan tak ada waktu serta keinginan untuk berkunjung ke akun orang lain. Bukan karena alasan sombong, apa yang bisa saya sombongkan? Semata-mata karena fokus dengan apa yang saya kerjakan di media sosial sendiri. Saya jarang menulis komentar di medsos orang lain kecuali akun yang telah saya follow lama tersebut, post-nya benar-benar menggugah hati, selebihnya yah fokus dengan diri sendiri.

Nasi Tutug Oncom

Medsos bagi saya hanya menawarkan sekilas kehidupan semu, fiktif, dan jauh dari realita sesungguhnya. Banyak yang menggunakannya hanya sebagai ajang untuk flexing tanpa memberikan konten bermanfaat, bahkan sengaja menciptakan konten-konten tak bermutu hanya demi views tanpa ada nilai-nilai yang bisa kita petik dari konten tersebut. Banyak konten yang juga sudah tidak bisa dibedakan lagi apakah benar-benar terjadi ataukah hasil kreasi seseorang, saya tidak berbicara tentang konten AI yang tidak realistis, tapi konten seperti seolah-olah mereka menolong kucing, anjing, monyet atau hewan lain yang sedang sakit atau menderita, padahal si pemilik konten sebenarnya yang menyiksa mereka. Banyak konten dari China, atau negara Asia lainnya yang seperti ini. Baru-baru ini saya melihat konten di salah satu channel You Tube, si pemilik konten sedang menolong induk kucing yang sekarat bersama bayi-bayinya yang masih menyusui. Induk kucing tersebut lantas dibawa ke dokter dan berhasil diselamatkan. Tapi saya, dan banyak komentator lainnya curiga bahwa induk kucing itu sengaja dibius hingga pingsan, demi konten.  Ada satu pemilik konten di channel You Tube lainnya yang isinya menolong monyet, entah si monyet terjepit akar pohon, atau terlilit tali, atau terjepit kayu, dan video-video sejenis lainnya, tapi saya yakin si pembuat video lah sebenarnya yang meletakkan si monyet dalam situasi seperti itu demi views. Demi views, orang rela melakukan hal-hal memalukan, hal-hal jahat, hal-hal berbahaya, atau hal-hal di luar nalar. Dunia ini memang semakin tak keruan.

Nasi Tutug Oncom

Vakum dari IG dan blog tentu saja ada impact-nya, apalagi jika bukan follower turun dengan tajam, dan views berkurang, saya mengerti risiko tersebut. Cukup lama saya menghilang dari peredaran, hingga akhirnya minat untuk berbagi resep dan menulis muncul kembali. Keinginan menulis sebenarnya lebih digerakkan oleh rasa haru. Banyak sekali yang berkomentar di blog atau IG menanyakan kapan saya akan menulis lagi di blog. Sungguh, saya tak menduga jika tulisan acak adul dengan berbagai story tak jelas ini ternyata disuka, beberapa bahkan mengatakan sangat terhibur membacanya, atau mampu mengisi waktunya melalui masa-masa sulit. Komentar-komentar itulah yang menjadi pemicu saya membuka kembali platform jadul Blogspot ini dan mengetikkan kembali kata demi kata mengukir cerita sehari-hari yang saya lalui. 

Saya tahu, sudah waktunya mengganti platform sederhana ini menjadi website yang benar-benar profesional, tapi belum ada waktu untuk mengerjakannya. Saya benar-benar single fighter dalam arti yang sesungguhnya! Terkadang tertawa sendiri ketika mendapatkan pesan di IG yang ditujukan untuk 'Kak Endang dan Team Just Try & Taste'. Andai mereka tahu, tidak ada tim Just Try & Taste! Hanya ada Endang seorang yang berbelanja, memasak, cuci piring, foto-foto, shooting video, editing, posting,  terkadang mengisi suara, hingga menulis di blog. Team saya adalah ketiga ekor anabul yang bisanya cuman menyusahkan emaknya dan 'ngereog' meminta ini dan itu. Tak ada satu pun dari bocil-bocil ini yang mengerti kalau emaknya sedang susah payah membangun karir di luar kantor. ☺

Nasi Tutug Oncom

Saya mulai berpikir tentang monetisasi digital, tidak harus medsos, ketika teman kantor saya, Rahel, menunjukkan komisi affiliate Shopee-nya. Sungguh, saya tidak pernah tahu bagaimana cara kerja affliator dan apa keuntungannya, hingga Rahel menunjukkan rupiah yang berhasil dia kumpulkan. Andai saya tahu dari dulu mengenai keuntungan menjadi affiliator akan saya buat 'bejibun' video dari setiap barang yang dibeli dari Shopee agar bisa mengumpulkan recehan. Recehan ini jika ditimbun lama-lama bisa menjadi gunung emas juga. Saya pun bersemangat mendaftarkan diri menjadi affiliate Shoppe dan mulai memasukkan video produk di akun  saya, @EndangIndriani100. Sejak itu, side job saya sehari-hari ketika memiliki waktu luang di rumah adalah shooting video produk dan editing. Video 30 hingga 60 detik yang bisa dibuat dengan cepat dan tidak memerlukan banyak proses edit

Satu minggu pertama sejak tahu bisa mencari cuan sebagai affiliator, saya langsung post 3 video, kebanyakan mengenai produk berkebun yang memang banyak dibeli dari Shopee. Saya sama sekali tidak mempromosikan produk tersebut di medsos. Selama beberapa waktu, view-nya sangat kecil sekali, hanya beberapa puluh saja, dan komisi pun nol. Saya pun menjadi patah arang. Akun affiliate Shopee saya tinggalkan tanpa ada keinginan untuk mengeceknya, hingga satu hari Rahel bertanya progress akun saya. Alangkah kagetnya ketika dicek, ternyata ada satu video dari total 3 video itu mendapatkan view hingga 20 ribu kali. Komisinya tentu saja masih sangat kecil hanya beberapa ribu rupiah saja, tapi apapun progress-nya bagi saya itu adalah berita baik dan menjadi pemicu semangat. Sejak itu saya pun membabi buta membuat video-video lainnya. Hingga kini ada sekitar 40 buah video berbagai produk yang pernah saya beli dari Shopee yang menurut saya memang layak untuk direkomendasikan. 

Nasi Tutug Oncom

Video saya tentu saja masih sangat sedikit sekali dan cuan yang dikumpulkan pun masih hitungan puluhan ribu rupiah, tapi saya optimis. Selama kita mau berusaha dan bekerja keras, pasti Allah akan membukakan jalan menuju rejeki. Saya jadi ingat dengan kata-kata sakti Martin Luther King Jr, "If you can't fly, then run; if you can't run, then walk; if you can't walk, then crawl; but whatever you do, you have to keep moving forward." Intinya, jangan pernah berhenti, tetap terus berusaha. Satu saat, usaha kita yang tanpa henti ini pasti akan membuahkan hasil yang manis. Kalau teman-teman pengguna Shopee juga, dan kebetulan sedang membuka platform itu, tolong singgah sejenak di akun saya ya, siapa tahu ada produk yang divideokan sesuai. ☺

Wokeh menuju ke resep. Nasi tutug onom ini terinspirasi dari menu nasi kotak catering di kantor. Yep, kini kantor saya menyediakan makan siang gratis sekali dalam seminggu, sudah berjalan kira-kira satu tahun ini. Kami memiliki langganan catering yang pemiliknya very generous. Masakannya enak, isinya juga banyak untuk makanan seharga dua puluh lima ribu rupiah. Varian makanannya pun bermacam-macam dan tidak membosankan. Si Ibu catering bahkan sangat baik, sesekali kami diberikan salad buah, rujak buah atau asinan buah gratis. Nah menu nasi tutug oncomnya saya suka! Biasanya si nasi bersanding dengan sambal goreng kentang dengan telur puyuh dan bakwan jagung. Nasi tutug oncom adalah makanan khas Tasikmalaya, dan sesuai namanya 'tutug' atau 'diketuk-ketukkan' maka biasanya oncom yang telah dibakar atau goreng memang diketuk-ketukkan di cobek atau di nasi menggunakan ulekan. Umumnya menggunakan oncom hitam, tapi karena sulit menemukan jenis oncom tersebut di Jakarta maka saya hanya menggunakan oncom merah biasa. 

Prosesnya mudah dan resepnya pun simple, hanya hasil nasi tutug oncom buatan saya lebih mirip nasi goreng oncom dibandingkan nasi tutug original. Mungkin karena bumbu dan nasi diaduk di dalam wajan dan bukan di dalam bakul dan tidak dibungkus daun pisang. Anyway, rasanya mantap bo! Sungguh menyesal mengapa tidak sejak dulu dibuat. Cuss ke resep ya.

Nasi Tutug Oncom

Resep Nasi Tutug Oncom
Untuk 4 porsi

Bahan:
1000 gram nasi putih
1 ikat kecil kucai, rajang halus
200 gram oncom, potong kasar

Bumbu dihaluskan:
3 buah cabai merah keriting
3 buah cabai rawit hijau
3 buah cabai rawit merah
3 cm kencur
4 siung bawang putih
6 siung bawang merah
1/2 sdm terasi bakar

Bumbu lain:
2 sendok makan minyak untuk menumis
½ sendok makan garam
1 sendok teh kaldu jamur

Cara membuat:

Nasi Tutug Oncom

Goreng oncom hingga coklat keemasan, angkat, tiriskan. Hancurkan oncom goreng dengan garpu hingga menjadi berbutir-butir kecil. Sisihkan.

Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu halus hingga harum.

Nasi Tutug Oncom

Masukkan daun kucai, tumis sekejap. Tambahkan oncom, aduk rata, tumis 1 menit. Masukkan garam, kaldu jamur, aduk dan tumis hingga semua bahan matang. Angkat. Masukkan nasi ke tumisan oncom, aduk rata. Sesuaikan rasanya. Sajikan. Mantap!




0 komentar:

Posting Komentar

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...